- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1334
“Baik, aku sudah tahu.” Ryan mendongak dan melihat Naomi yang berjalan semakin dekat. pikirannya
langsung tersadar, “Katakan pada Tuan Daniel, aku akan segera kembali.”
“Baik.”
Setelah menutup telepon, Hartono menatap Daniel dengan hati-hati. “Kata Kak Ryan, dia akan segera
kembali.”
“Ya.” Daniel melakukan sebuah isyarat tangan.
Hartono menunduk dan pergi, menutup pintu kamar dengan hati–hati
Daniel terus merokok di tengah kegelapan, suasana hatinya sedikit rumit. Dia langsung tahu, bahwa
Tracy menyuruh Naomi mengajak Ryan keluar, adalah untuk mencari tahu darinya.
Berdasarkan kecerdasan Ryan, seharusnya juga bisa menduganya.
Tapi, dia tetap pergi…..
Mungkin dia tidak bisa menolak Naomi, juga mungkin ingin menggunakan cara ini untuk membocorkan
sedikit rahasia tanpa rasa bersalah, agar Tracy kembali ke Keluarga Wallance.
Tidak peduli apa pun pemikirannya, sebenarnya Ryan sudah siap untuk “berkhianat”
Karena itu, Daniel menyuruh Hartono menelepon, memberitahu Ryan bahwa Daniel sudah tahu dia
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtpergi…….
Sampai sekarang. Hartono masih tidak mengerti apa maksud dari ucapan yang begitu sederhana itu.
Tapi Ryan langsung mengerti.
Berhubung Daniel tahu bahwa dia keluar untuk menemui Naomi secara pribadi, berarti juga tahu
pemikiran dia dan niat Naomi. Kalau dia mengatakan sesuatu yang salah, maka jangan harap bisa
kembali……
Karena itu, sekarang Ryan sudah kembali ke akal sehat.
Trik kecil Naomi tadi sudah gagal.
Untuk bermain dengan licik, Tracy tidak bisa mengalahkan Daniel.
Hanya saja, Daniel sangat senang karena Tracy berusaha untuk mencari tahu kondisinya.
Setidaknya, itu menjelaskan bahwa Tracy mengkhawatirkannya.
Tidak peduli apa pun alasannya……
“Ryan!”
“Naomi!”
Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu secara pribadi, bahkan di malam yang gelap dan berangin.
Wajar kalau merasa sedikit gugup, juga sedikit malu.
Meski Ryan mengikuti Daniel menerobos dari selatan ke utara dan pernah melihat segalanya, tapi ini
adalah pertama kalinya dia berpacaran.
“Itu, apa kamu dingin?” Naomi bertanya dengan lembut.
“Aku tidak dingin.” Ryan mendongak dan melihat Naomi. Hari ini dia sungguh cantik, sedikit berdandan,
terlihat seperti seorang gadis……
Tapi dia tidak berani mengatakannya.
“Aku dingin.” Naomi berkata dengan tidak senang.
“Oh…..” Ryan menjawab tanpa sadar, lalu segera merespons. “Kalau begitu, cepat naik ke mobil. Di
mobil ada pemanas.”
Naomi tidak bisa berkata–kata, mengira Ryan akan melepaskan jaket dan memakaikan padanya, lalu
dia pun akan masuk ke dalam pelukannya dan bermesraan, maka bisa mencari tahu…….
Alhasil, Ryan malah bilang di mobil ada pemanas.
Ryan juga tidak berpikir terlalu banyak, langsung membuka pintu mobil jok penumpang.
Naomi terpaksa naik ke mobil. Ryan menyalakan pemanas, mengatur suhu, lalu bertanya dengan
perhatian: “Apa sekarang masih dingin?”
“Sudah tidak lagi.” Naomi tidak tahu kesempatan apa yang harus dicari selanjutnya. Trik melepaskan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmjaket tadi diajarkan oleh Paula.
“Apa kamu sudah makan?” Ryan bertanya lagi.
“Sudah.” Naomi sangat kesal. Orang ini malah menanyakan omong kosong.
“Kalau begitu, ada masalah apa kamu memintaku keluar?” Ryan melihatnya dengan gelisah.
“Apa aku tidak boleh mencarimu kalau tidak ada masalah?” Naomi bertanya dengan tidak senang.
“Bukan…..” Ryan segera menjelaskan, “Aku khawatir kamu ada masalah, maka ingin melakukan
sesuatu untukmu.”
“Akhirnya mengatakan sesuatu yang manusiawi.” Akhirnya ekspresi Naomi menjadi lebih baik, berkata
dengan sedikit malu–malu, “Sebenarnya aku juga tidak ada apa–apa. Itu, bukankah sekarang kita
tinggal cukup dekat? Di tempat kami juga sudah tidak ada pekerjaan, maka aku ingin menemuirnu.”
Saat mendengar ucapan ini, Ryan sedikit tersentuh, berkata dengan pelan: “Benar, kita selalu
tidak punya kesempatan untuk duduk dan mengobrol berduaan.”
“Bukankah sekarang sudah ada kesempatan?” Naomi memberanikan diri untuk melihatnya, “Kalau tidak
ada pekerjaan dalam waktu dekat ini, kamu boleh sering datang mencariku.”
“Mana mungkin tidak ada pekerjaan? Aku sibuk setengah mati.” Ryan blak–blakan, tapi kemudian
mengubah perkataannya, “Tapi aku ada waktu, tetap bisa pergi mencarimu.”