- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1342
“Bisa sekeluarga diobati bersama.” Sanjaya cemas, “Waktu itu mereka tidak seharusnya pergi ke negara
Emron, sekeluarga tinggal di Vila Sisi Utara, baik–baik diobati oleh Tabib Hansen, dengan demikian tidak
ada yang tertunda.”
“Tabib Hansen sudah lanjut usia, pasti akan kelelahan.” Daniel menjelaskan, “Dia menahan napas
terakhir untuk mengobati mereka berdua, lalu dia pun tumbang. Jika ditambah aku seorang lagi,
takutnya pengobatan penyakit 3 orang malah akan tertunda.”
“Tapi…….”
“Sudahlah, Paman Sanjaya.” Daniel menyela Sanjaya, menghiburnya, “Nasi sudah menjadi bubur,
sekarang tidak ada gunanya mencari tahu penyebabnya.”
“Ya.” Sanjaya menundukkan kepala, tidak berani berkata lebih banyak, meskipun dia juga ada sedikit
mengeluh pada Tracy di dalam hati, tetapi juga tidak berani berkata lagi.
Dia tidak percaya bahwa Tabib Hansen mengobati satu orang lagi akan tumbang lebih awal, hatinya
tetap merasa bahwa Tracy yang telah menunda pengobatan Daniel.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Aku mengundangmu datang, mau menitipkan seluruh keluarga Wallance padamu.” Daniel berkata
dengan serius, “Ryan dan Thomas sudah bertahun–tahun ikut denganku, juga termasuk memiliki
keberanian dan strategi, tapi masih jauh dibandingkan denganmu.
Anda memiliki kemampuan yang cukup untuk memimpin secara keluruhan, hanya saja karena masalah
status, mungkin kekurangan sedikit hal yang bisa meyakinkan orang. Jadi, aku akan mencari
kesempatan untuk membangun status untukmu.”
“Mengerti.” Sanjaya tidak menentang lagi, melainkan menuruti perkataan Daniel dan berkata, “Aku akan
bekerja sama dengan segenap tenaga, asalkan aku masih hidup, pasti akan melindungi keluarga
Wallance dengan baik!”
“Begini baru benar.” Daniel sangat terhibur, ia berpesan, “Lebih perhatikan kesehatan, tidak boleh
tumbang sebelum anak–anak tumbuh dewasa.”
“Baik.” Sanjaya menganggukkan kepala, matanya sedikit memerah.
“Sudah, kembalilah, sebentar lagi aku masih mau bertemu dengan Toni.” Daniel mengangkat sudut
bibirnya, “Rawat kesehatan dengan baik, tunggu aku selesai mengaturnya, akan memberitahumu lagi.”
“Baik.” Sanjaya menatap Daniel, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi.
“Antar Paman Sanjaya keluar.” Daniel memerintahkan Ryan.
“Baik.” Ryan mendorong Sanjaya pergi.
“Toni masih belum datang, dorong aku jalan–jalan di halaman rumah.” Sanjaya melihat taman di luar
yang familier, tak terelakan sedikit sedih, “Dulu Tuan Besar paling suka duduk dan termenung di taman.”
“Turun hujan, aku minta orang untuk mengambil payung, Anda tunggu sebentar.”
Ryan meminta pembantu mengambilkan sebuah payung besar, satu tangan memegang payung,
mendorong Sanjaya pergi ke taman.
Ada tukang kebun profesional yang mengurus taman, sangat cantik, tetapi Sanjaya tidak bisa menikmati
pemandangan yang indah ini, melainkan bertanya dengan serius: “Coba kamu ceritakan padaku,
penyakit Tuan Daniel sungguh begitu parah?”
“Sejak menemukan masalah sampai sekarang, lebih dari 3 bulan, sebelumnya hanya kadang- kadang
penglihatannya kabur, pusing, tapi tadi malam, ia kehilangan penglihatan selama beberapa jam. Menurut
dokter, itu karena racunnya sudah memasuki otaknya, telah memengaruhi saraf sensoriknya…..…..”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmRyan menceritakan kejadiannya secara jujur, terakhir berkata dengan sedih——
“Belum lama ini, kami menggenggam secercah harapan pergi mencari Tabib Hansen, waktu itu beliau
sudah tidak bisa bertahan, dia terus mengkhawatirkan kondisi penyakit Tuan Daniel, hatinya juga sangat
menyesal.
Sebelum dia pergi, mengandalkan tenaganya yang terakhir untuk menulis resep, sayangnya belum
selesai ditulis, dia sudah tidak kuat.
Namun sebelum pergi dia berkata kepada kami, muridnya, Tabib Dewa, pasti bisa memahami resepnya
dan menemukan solusinya.
Jadi, kami terus memikirkan cara untuk mencari Tabib Dewa, sayangnya sampai sekarang tetap
tidak ada kabar.”
“Aku juga akan memikirkan caranya.” Sanjaya mengerutkan keningnya, “Asalkan masih ada secercah
harapan, maka tidak boleh menyerah.”
“Ya.” Ryan menganggukkan kepala, “Kami tidak menyerah, akan terus memikirkan caranya.”
“Hanya Tuan Muda satu–satunya Keluarga Wallance, jika dia tumbang, maka seluruh keluarga akan
tumbang, bisnis keluarga Wallance yang berusia ratusan tahun akan hancur……..…..‘
Sanjaya mengatakan ini, matanya memerah, “Aku berjanji pada Tuan Besar, akan melindungi Tuan
Daniel dengan baik. Jika terjadi sesuatu padanya, aku akan bersalah pada Tuan Besar di alam sana!”