- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1365
Tracy membuka mulutnya, namun ia tidak berkata sepatah katapun, ia sangat ingin mengatakannya, ia
sangat takut, sangat takut Daniel akan mati…
Jika ia bisa memilih, lebih baik dirinya sendiri yang terluka.
Namun, ia tidak berani mengatakannya…
“Tracy…..” Daniel tidak mendapatkan respons dari Tracy, hatinya sedikit kecewa, ia memakinya, “Dasar
wanita tidak tahu diuntung!”
Lalu, ia menggigit bahunya dengan keras…
“Ah!” Tracy menjerit kesakitan, namun ia tidak berani melawan, ia takut akan mengenai luka Daniel,
hanya dapat membiarkan Daniel menggigitnya.
Daniel terus menggigitnya dengan keras, ia tidak melepaskannya sampai ada bekas darah di mulutnya,
ia lalu bertanya dengan penuh kebencian: “Sakit?”
“Sakit-” Tracy menjawab tanpa sadar.
“Sakit baru benar.” Daniel tersenyum puas, “Hanya rasa sakit yang akan membuatmu mengingatku!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy mengangkat kepalanya, menatapnya dengan rumit, karena terluka kali ini, pipi Daniel yang
awalnya kurus kini makin kuyu, matanya cekung ke dalam, urat matanya merah semerah darab.
“Mengapa kamu menyelamatkanku?” Tracy tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya.
“Aku juga tidak tahu.” Daniel mengulurkan tangan menyisir rambut Tracy yang berantakkan, ia berpura–
pura dingin dan berkata, “Mungkin aku kesurupan setan, aku tidak seharusnya menyelamatkan wanita
berhati serigala sepertimu!”
“Pit.” Tracy tidak dapat menahan tawanya, namun setelah itu air matanya mengalir lagi…..
la tidak berani menunjukkan air matanya di depannya, ia membenamkan wajahnya di dalam bahunya
dan diam–diam mengontrol emosinya.
Daniel tahu ia menangis, ia tahu Tracy terbaru, namun yang ia lakukan semata–mata bukan untuk
membuatnya terbaru, ia menyelamatkannya secara alami, ia juga tidak dapat menahan dirinya sendiri.
Di dalam lubuk hannya. Tracy selalu akan menjadi wanitanya, ia tidak mempunyai alasan yang jelas.
Menurutnya, melindungi wanitanya sendiri adalah hal yang wajar
Tapi, Daniel tidak berani mengatakan ini, ia hanya menepuk–nepuk pundaknya dan membujuknya
seperti anak kecil: “Kamu menimpaku.”
Tracy tertawa karena bercandaannya, ia tertawa sambil mengeluarkan air mata, lalu buru–buru bangkit,
namun Daniel menekannya ke samping tubuhnya, lalu membalikkan badan, memeluk Tracy dengan
erat: “Temani aku sebentar lagi, aku lelah.”
“Ya!” Tracy tidak berani bergerak sembarangan, ia meringkuk patuh dalam pelukannya, mencium aroma
parfum yang familiar dari tubuhnya, hatinya terasa sangat hangat.
Pada saat ini, semua benci dan dendam, ikatan antara benci dan cinta, semuanya lewat seperti awan
yang berlalu.
Tracy hanya berharap bisa terus memeluknya seperti ini, berharap waktu berlalu dengan lebih lambat,
lebih lambat sedikit lagi.
Daniel benar–benar sedang lemah, ia memejamkan mata dan perlahan–lahan masuk ke dalam alam
tidurnya.
Tracy tidak bisa tidur, ia membuka matanya, menatap Daniel dalam diam, seperti seorang gadis yang
baru mengalami sesuatu untuk pertama kalinya, ia menatap pria yang ia cintai.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmMungkin karena merasakan tatapan mata Tracy, Daniel membuka matanya perlahan, menyipitkan mata
dan menatapnya, lalu ia meringkuk dan menciumnya.
Seluruh tubuh Tracy gemetar, hampir saja ia mau mendorongnya, namun ia meletakkan sepasang
tangannya di atas dada Daniel, ia kembali menahan dirinya, ia takut akan mengenai luka Daniel, ia pun
tidak punya pilihan lain selain diam.
Ciuman lembut Daniel yang selembut air, membuktikan perasaannya yang dalam. Ciumannya sedikit
berbau darah, darah yang membekas di mulutnya saat ia menggigit Tracy tadi.
Tracy mengangkat kepalanya, bersandar di dalam pelukannya, diam–diam menerima ciuman Daniel.
Tangannya yang berada di depan dada Daniel, ditekan oleh pelukannya yang makin erat.
Perlahan–lahan, ciuman Daniel makin panas, tangannya mulai bergerak nakal, namun baru saja satu
gerakan, ia menyentuh jarum yang ada di tangannya, rasa sakit membuat kesadarannya kembali dan
menghentikan gerakannya.
Ja menempelkan dahinya ke dahi Tracy, mengerutkan bibirnya dan berkata dengan suara rendah:
“Tracy…”
“Um?” Tracy yang saat ini begitu patuh, patuh hingga hampir meleleh.
“Aku terluka karena kamu, kamu harus bertanggung jawab!” Daniel mencubit dagunya, memerintahnya.
“Kamu harus merawatku hingga aku sembuh!”