- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1378
“Tuan Daniell” Saat itu juga, Ryan dengan tergesa–gesa datang melaporkan, “Aku telah menyelidikinya.
Seperti yang Nona Frisca katakan, Duke Louis benar–benar menghilang. Selain itu, Duke juga mengidap
depresi, dan keluarga mereka sepertinya sedang menyembunyikan
sesuatu.”
“Aku mau berita yang lebih detail.” Daniel berkata dengan dingin, “Aku memintamu memeriksanya, dan
kamu hanya melaporkan ini padaku?”
“Baik, baik. Aku segera memeriksanya.
“Keluar!”
Amarah Daniel meluap, dan perasaannya berubah cemas.
Luka yang dideritanya kali ini, menyadarkannya bahwa Tracy masih peduli dengannya, yan menandakan
hubungan mereka masih dapat diperbaiki.
Namun sekarang, setelah mengetahui masih ada rahasia antara Tracy dengan Duke, Daniel kembali
merasa gelisah…
Peristiwa yang dilihatnya saat berada di kilang anggur Bordeaux kembali terlintas dalam benaknya.
Hatinya serasa tertusuk, rasa sakit kembali mencekiknya…
“Presdir Daniel…..” Frisca menatapnya, merasa bersalah, “Maaf, tidak seharusnya aku menceritakan ini
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtpadamu. Aku khawatir Duke Louis akan melukaimu, jadi aku berusaha memperingatkan.”
“Aku mengerti, terima kasih.” Daniel berusaha kembali mengendalikan perasaannya, “Beberapa hari ini,
aku terlalu sibuk mengurus masalah pribadiku, hingga lupa memperhatikan hal ini. Beruntung kamu
mengingatkanku.”
“Sudah semestinya.” Frisca menatapnya dengan lembut dan penuh kasih sayang, “Proyekku akan
dimulai pada tanggal satu bulan depan. Aku akan mengadakan pesta perjamuan, apa mungkin saat itu
kondisi cederamu sudah membaik….”
“Masih ada sembilan hari lagi, seharusnya tidak masalah.” Daniel segera menyanggupinya, “Aku akan
hadir dalam acara nanti.”
“Bagus sekali.” Frisca tersenyum lebar sambil menyerahkan kartu undangan kepadanya, “Kali ini hanya
tiga puluh orang yang diundang, semuanya adalah petinggi dalam dunia politik dan bisnis. Ayahku juga
akan datang. Kamu adalah tamu terpenting, jadi aku berharap dapat bertemu denganmu nanti!”
“Baik, aku akan hadir tepat waktu.” Daniel menerima kartu undangan itu.
“Kalau begitu aku pergi dulu, agar tidak mengganggu waktu istirahatmu lagi.” Frisca berdiri dan
menasihatinya dengan penuh perhatian, “Kamu harus merawat lukamu dengan baik. Kalau tidak, No. 1
akan…”
“Jangan khawatir, aku pasti datang.” Daniel meyakinkannya sekali lagi.
“Janji?” Frisca menjulurkan jari kelingkingnya.
Daniel terpana sejenak. Namun, ia tetap menjulurkan jari kelingkingnya, dan menautkannya dengan jari
kelingking Frisca.
Frisca tersenyum bahagia, lalu dengan terpaksa berpisah dengannya.
Ryan mengantarnya, lalu kembali ke ruang kerja untuk menyerahkan data hasil penyelidikannya kepada
Daniel. Dengan merasa bersalah, ia berkata, “Untuk sementara ini, hasil penyelidikan kami sama seperti
apa yang telah Nona Frisca katakan. Mengenai rahasia itu, keluarga Louis sudah menutupinya rapat–
rapat, hingga saat ini kami masih belum bisa menemukan informasi mengenai rumor itu.”
Daniel merasa malas melihatnya, ia menaruh data–data itu ke samping dan bangkit berdiri. Namun, rasa
sakit pada lukanya begitu hebat, hingga membuat wajahnya memucat.
“Tuan Daniel….” Ryan bergegas menopangnya.
Daniel membungkuk, satu tangannya bertumpu pada bagian atas sofa, dan tangan lainnya memegangi
kepalanya. Wajahnya meringis menahan rasa sakit….
“Aku akan segera memanggil Lily datang ke sini….”
Ryan masih mengira rasa sakit yang dirasakan Daniel itu akibat dari cedera pada kepalanya. Ia pun
bergegas menghubungi Lily.
“Tidak perlu!” Daniel mengulurkan tangan untuk menghentikannya, lalu menghempaskan dirinya ke atas
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmsofa, “Rasa sakit ini bukan karena cedera, melainkan…”
Sebelum ia dapat menyelesaikan ucapannya, rasa sakitnya menghebat, membuatnya tidak mampu
berkata–kata. Ia menggertakkan giginya dan bersandar di atas sofa, keringatnya mulai
bercucuran.
“Apa ini adalah efek dari racun itu?” Ryan menjadi panik melihat kondisinya seperti itu, “Bagaimana bisa
seperti ini? Dulu tidak pernah sakit hingga separah ini, kenapa sekarang. Tuan Daniel, Tuan Daniel….”
Sebelum Ryan selesai berbicara, Daniel pingsan di atas sofa, tidak sadarkan diri.
Ryan bergegas menghubungi Lily. Sebenarnya, sejak awal Lily sudah menetap di Vila Sisi Selatan.
Setelah menerima telepon Ryan, ia bergegas membawa tenaga medis datang ke sana…..
Saat itu, Hartono dan Andi sedang sibuk mengawal di depan pintu kamar anak–anak. Mereka pun
mencari alasan agar anak–anak tidak keluar kamar, khawatir mereka akan melihat kondisi
Daniel saat ini.
Lily dan tenaga medis segera memberikan pertolongan darurat kepada Daniel.
Ryan berdiri di samping, bergetar ketakutan. Tidak boleh seperti ini lagi, kalau masih begini juga, Tuan
Daniel mungkin tidak dapat terselamatkan…
Ryan bergegas ke samping untuk menghubungi Naomi, namun teleponnya tidak dapat dihubungi…