- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1379
Pada sore hari itu, sebuah pesawat pribadi mendarat di Kota Tua.
Di kota kecil seperti ini, bandaranya pun sedikit sepi.
Tracy bersama Naomi dan pengawalnya turun dari pesawat. Kendaraan yang telah dipesannya sudah
terlebih dulu terparkir di sana. Ketiga orang itu pun segera mengendarai mobil itu menuju Bukit Oldish.
Dalam perjalanan, Naomi menyalakan ponselnya dan melihat beberapa panggilan tidak terjawab pada
layar ponselnya. Ketika ia hendak membalas panggilan itu, tiba–tiba ia menyadari ada beberapa mobil
berwarna hitam yang sedang mengikuti mereka di belakang.
“Nona Tracy…”
“Aku melihatnya!” Tracy menatap kaca spionnya, dengan tenang memerintahkan, “Segera putar arah,
jangan ke Bukit Oldish lagi.”
la tidak ingin melibatkan Amanda dan Dixon.
“Baik.”
Naomi memutar arah, berusaha menghindari mobil–mobil itu.
“Sebenarnya siapa orang–orang ini?” Naomi menjadi sangat curiga, “Sepertinya mereka bukan dari
Negara Emron.”
“Segera singkirkan mereka dulu. Nanti baru kita bahas lagi.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy terus menatap kaca spionnya. Ia juga ingin tahu siapa sebenarnya orang–orang ini, namun saat ini
pengawalnya sangat sedikit. Ia juga tidak memiliki senjata apapun, khawatir ini akan menyulitkan
mereka.
Di dalam lima mobil itu ada kurang lebih dua puluh orang, semuanya terlihat garang.
Namun mereka juga tidak membawa senjata. Mereka hanya ingin mengepung mobil Tracy, dengan jelas
menunjukkan ingin menangkap mereka hidup–hidup.
Aksi pengejaran itu begitu menegangkan. Sedangkan di Vila Sisi Selatan, Daniel kehilangan
kesadarannya.
Ketika Thomas mendengar kabar Daniel, ia pun bergegas datang. Melihat kondisi Daniel seperti itu
membuatnya begitu khawatir, ia meninju dinding dan berkata, “Tuan Daniel tidak bisa hidup terus seperti
ini. Aku akan pergi ke Negara Emron untuk mencari Tabib Dewa.”
Ryan segera berkata, “Tabib Dewa pasti berada di Negara Emron. Aku akan segera mencari
lokasi keberadaannya dan langsung menghubungimu. Nanti kamu sendiri yang membawanya ke
sini.”
“Baik.” Thomas menganggukkan kepalanya. “Kamu harus segera menemukannya. Jangan ragu- ragu
lagi, jangan terlalu berhati–hati hingga membuatmu bimbang. Meskipun resikonya nanti bisa diusir oleh
Tuan Daniel keluar dari rumah ini, kamu tetap harus menyelamatkan nyawanya terlebih dulu.”
“Aku paham…….” Suara Ryan berubah parau, “Dulu aku tidak berani mengkhianatinya, tapi sekarang,
aku sudah tidak bisa berpikir terlalu banyak lagi.”
“Baiklah, sekarang kita berpencar. Aku akan pergi ke bandara.”
“Bawalah lebih banyak orang. Terus berkomunikasi.”
Setelah kedua orang itu berpisah, Ryan menarik napas panjang, berusaha mengendalikan perasaannya
dan kembali ke dalam ruangan.
Lily menyelimuti tubuh Daniel, lalu berpaling menatap Ryan dan berkata, “Aku ingin meminta Dokter
Heidy untuk datang ke Kota Bunaken dan memeriksa penyakit Tuan Daniel. Mungkin ia bisa
membantu.”
“Kalau begitu, cepat hubungi dia.”
Ryan sekarang sudah tidak memiliki pilihan lain, sehingga ia memanfaatkan segala harapan yang ada.
“Aku khawatir ia tidak akan datang. Sebelumnya, ia bersedia datang setelah menerima telepon dari Tuan
Daniel. Aku khawatir dengan statusku ini tidak cukup….”
Sebelum Lily selesai berbicara, tiba–tiba ponselnya berdering. Ia terkejut menatap layar ponselnya, “Dari
Nona Frisca.”
“Untuk apa ia meneleponmu?” Ryan sedikit gelisah.
“Pagi tadi, ia meminta nomor teleponku dan mengatakan aku dapat menghubunginya kapan saja untuk
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmembahas kondisi penyakit Tuan Daniel.” Lily menjawab, lalu menerima panggilannya,
“Nona Frisca…”
“Dokter Lily, aku tidak dapat menghubungi Ryan. Singkatnya, aku telah meminta Dokter Heidy untuk
datang memeriksa Presdir Daniel. Aku juga telah mengatur pesawat pribadi untuknya.”
“Pesawatnya sudah hampir tiba. Aku sekarang sedang di bandara untuk menjemputnya. Tolong bantu
tanyakan pada Presdir Daniel, apa malam ini Dokter Heidy dapat datang ke rumah untuk melihatnya?”
“Bisa, tentu saja bisa.” Lily sangat gembira, “Baru saja aku ingin menghubungi Dokter Heidy, namun aku
khawatir ia tidak bersedia datang. Tidak disangka, Nona Trisca sudah
menghubunginya terlebih dulu dan meminta bantuannya. Ini bagus sekali.”
“Baguslah kalau begitu. Aku khawatir Presdir Daniel akan menyalahkanku.” Frisca
menghembuskan napas lega. “Kalau begitu, apa boleh nanti aku mendampingi Dokter Heidy datang ke
sana?”
“Tentu saja boleh. Kira–kira kapan kalian tiba di sini? Aku akan keluar menjemput kalian.”
Lily begitu bersemangat. Sekarang Dokter Heidy dapat datang ke sini, tanpa diragukan lagi telah
menambah satu harapan mereka.
Seandainya Dokter Heidy tidak dapat mengobati Tuan Daniel sepenuhnya, namun sedikitnya ia mampu
menstabilkan kondisinya dan mencegah penyakitnya semakin memburuk…