- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1401
Jika dulu, Tracy pasti sangat marah, mungkin ia akan menyindir Daniel, lalu tetap meninggalkannya,
tetapi sekarang. la sudah tahu kebenarannya, suasana hatinya sudah berbeda.
“Nona Tracy, Anda sudah kembali!”
Terdengar suara antusias Bibi Riana, Tracy mendongak melihatnya. Rumah itu penuh dengan orang,
hanya Bibi Riana seorang yang keluar menyambutnya dengan gembira, “Untung Anda sudah pulang,
Tuan Daniel sangat mencemaskan Anda.”
“Mana dia?”
Tracy baru saja hendak masuk ke dalam rumah, namun ia malah dihalangi.
Mereka adalah para bawahan Tuan besar dulu, sekarang mereka adalah bawahan Sanjaya. Kedua
orang itu menghalangi Tracy, tidak membiarkannya masuk.
“Nona Tracy, jika tak keberatan, dengan statusku sebagai pelayan lama. Aku ingin bicara berduaan
denganmu.” Sanjaya berkata dengan rendah hati, namun nada bicaranya agak keras.
“Kak Sanjaya….” Bibi Riana ingin bicara membantu Tracy, tetapi ketika melihat raut wajah Sanjaya, ia
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtterpaksa menundukkan kepala dan diam.
“Paman Sanjaya, aku ingin melihat Daniel dulu. Jika ada yang ingin dibicarakan, bolehkah dibicarakan
nanti?”
Tracy sangat menghormati Sanjaya, dulu ketika Tuan besar mempersulitnya, Sanjaya masih bersikap
objektif dan kadang–kadang membelanya.
“Tuan Daniel dibuat kesal olehmu….” Sanjaya langsung emosional hingga sekujur tubuh bergetar ketika
memulai membicarakan topik ini, “Pertama, ia terluka demi menyelamatkanmu dan penyakitnya
bertambah parah, aku tak berkomentar soal ini. Tetapi baru saja menyelamatkannya dari ambang
kematian, kamu lagi- lagi memancingnya marah dan membuatnya menjadi seperti sekarang…..”
Mata Sanjaya memerah ketika berbicara, ucapannya penuh dengan kemarahan dan kebencian…
“Tracy, sebelumnya ketika Tuan besar masih ada, ia selalu mempersulitmu. Setiap kali aku selalu
membujuknya untuk menoleransimu, tetapi sekarang. Aku pun tak bisa menoleransimu ketika melihat
Tuan Daniel seperti ini.”
“Kenapa dia sebenarnya?” Tracy semakin cemas ketika mendengar ucapannya. Ia lalu menerobos ke
dalam rumah, “Aku ingin bertemu dengannya!”
“Berhenti….” Sanjaya bergumam marah. Bawahannya lekas menghalangi Tracy, tetapi Tracy mendorong
mereka dengan marah, “Siapa yang berani menghalangiku?”
“Kamu….”
“Siapa yang berbuat onar di sini?”
Sanjaya baru saja ingin bicara, telah terdengar suara lembut dari lantai dua.
Tracy mendongak melihat ke arah suara itu…
Frisca sedang berdiri di pagar pembatas koridor lantai dua, memandangnya dengan angkuh, “Tracy,
menerobos rumah orang tanpa izin. Kamu tak merasa dirimu tak punya tata krama?”
“Apa ini giliranmu berbicara?” Tracy memelototinya dengan dingin.
“Bukan kamu yang memutuskan.” Frisca perlahan–lahan turun ke lantai bawah, “Sekarang Presdir
Daniel sedang menjalani pengobatan, ia perlu ketenangan. Silakan segera tinggalkan tempat ini, jangan
mengganggunya.”
“Atas dasar apa….” Tracy murka.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Atas dasar aku yang mengundang dokter kemari. Nyawa Presdir Daniel diselamatkan olehku.” Frisca
menaikkan alis menatapnya dengan dingin, “Kamu tanya satu rumah ini. Mereka akan memilih siapa
yang menetap di sini, aku atau kamu?
“Kamu….”
“Tentu saja Nona Frisca.” Sanjaya berbicara, “Penyakit Tuan Daniel kambuh dua kali. Jika bukan karena
Nona Frisca yang mengundang Dokter Heidy, entah apa akibat yang terjadi. Sekarang Dokter Heidy
hanya mendengarkan Nona Frisca. Jika Anda pergi, bagaimana dengan Tuan Daniel?”
“Kamu sudah dengar?” Frisca memandang Tracy dengan tatapan provokatif, “Masih tidak pergi?”
Ketika mendengar ucapan ini, Tracy merasa sangat kecewa dan sedih. Ia baru pergi tiga hari, kenapa
rumah ini berubah menjadi di bawah kendali Frisca???
la mendongak melihat para pelayan dan pengawal di ruangan itu. Satu per satu menundukkan kepala,
tak ada yang berani bersuara.
Hanya Bibi Riana yang memandangnya dengan mata berlinang, tetapi ia juga tak berani berkata apa–
apa.
Tracy sangat marah sekaligus sedih. Ketika ia hendak menelepon Ryan, di waktu bersamaan, terdengar
suara kanak–kanak, namun mendominasi, “Siapa yang berani mengusir Mamiku pergi?”
Tracy menoleh melihat Carlos, Carles dan Carla. Mereka ditemani oleh Kiki turun dari mobil dan berlari
dengan langkah besar melindungi di hadapan Tracy….