- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1403
Frisca dan para bawahannya pergi dengan kesal.
Tracy sangat puas ketika melihat punggung belakangnya. Awalnya Frisca selalu menggunakan cara
sopan, dirinya juga tak ingin terlalu mempersulitnya. Tetapi hari ini sang merpati menempati sarang
murai dan terang–terangan mempersulitnya.
Makanya dirinya pun tak akan sungkan kepadanya lagi.
Tetapi wanita ini memang hebat. Baru beberapa hari saja, ia sudah mendapatkan pengakuan dari orang
Wallance.
Untung saja ada tiga anak yang melindunginya. Jika tidak, Tracy pasti akan kalah.
Ketika memikirkan ini, Tracy berbisik bertanya kepada Kiki, “Kenapa kamu bisa terpikir untuk menjemput
tiga anak?”
“Kak Ryan yang mengingatkanku. Anda pulang sendirian pasti akan dipersulit. Jadi ia memintaku pergi
menjemput Tuan muda dan Tuan putri.” Kiki menjawab sambil berbisik, “Di tengah perjalanan pulang
tadi, aku langsung menyetir menggunakan mobil lain.”
“Cerdas.” puji Tracy sambil berbisik.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Mami ke atas saja lihat Papi.” Carlos terlihat seperti tuan rumah dan mulai mengatur, “Carles, Carla,
kalian ke atas main dulu dan jangan berisik. Jangan mengganggu Papi.”
“Iya.” Carles dan Carla menganggukkan kepala, lalu naik ke lantai atas dengan patuh.
“Kakek Sanjaya, dapatkah kita bicara?” Carlos mengalihkan pandangan dan menatap Sanjaya.
“Huk… huk…” Sanjaya terkejut hingga batuk, tetapi ia juga tak berani menolak, “Baik, baik.”
“Nenek Riana, tolong bantu siapkan teh untuk Kakek Sanjaya.” Carlos berpesan kepada Nenek Riana,
lalu tersenyum manis kepada Sanjaya, “Aku ingat Kakek Sanjaya suka minum teh, ‘kan?”
“Baik, baik, aku persiapkan sekarang.” Bibi Riana lekas pergi mempersiapkan.
“Benar, sungguh luar biasa kamu bisa ingat.”
Sanjaya selalu agak takut dengan anak ini, karena ketika Carlos berbicara rasanya ada aura dominasi
menakutkan bawaan keluarga Wallance. Umurnya masih muda, namun tatapannya sangat tajam.
Selain itu, ia sangat lancar menggunakan taktik lunak ini…
Sanjaya masih ingat saat Tuan besar memuji Carlos, ia berkata keturunan keluarga Wallance setiap
generasi semakin baik daripada generasi sebelumnya. Bahkan Carlos yang sekarang jauh lebih baik
dibandingkan Daniel yang dulu.
Tracy melihat Carlos sudah menangani Sanjaya dan mengatur Carles, Carla dengan baik. Dalam
seketika, ia merasa lega, lalu melangkahkan kaki naik ke atas mencari Daniel.
Empat orang pengawal, dua orang pelayan di luar kamar utama sudah tahu keadaan di lantai bawah
tadi. Ketika melihat Tracy kemari, mereka lekas menundukkan kepala membiarkannya masuk.
“Daniel….”
Tracy meneriakkan nama Daniel dengan antusias, kemudian ia tercengang kembali…
Daniel sedang berbaring di atas ranjang, tak bergerak sedikit pun. Dokter Heidy sedang menangani
lukanya, Lily dan perawat lainnya membantu dari samping.
Ketika melihat Tracy masuk kamar, Dokter Heidy meliriknya dan menegurnya menggunakan bahasa
inggris, “Jangan berisik!”
Tracy berjalan dengan pelan dan berdiri di samping pintu. Ia tak berani bicara.
Setelah beberapa saat, luka itu akhirnya selesai diobati.
Dokter Heidy menghela napas kelelahan, lalu menggunakan bahasa inggris menjelaskan kepada Lily
dengan sungguh–sungguh, “Akhirnya berhasil menyelamatkan nyawanya. Sekarang setidaknya ia harus
berbaring di atas ranjang selama tiga hari, tidak boleh turun ranjang. Tidak boleh membuatnya marah,
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmtak boleh asal bergerak. Jika tidak, jangan panggil aku lagi. Tenagaku terbatas….”
“Aku tahu, terima kasih, Dokter Heidy.” Lily berterima kasih dengan suara kecil, “Aku antar Anda keluar.”
“Tidak usah, aku turun sendiri saja.”
Dokter Heidy mencuci tangan di toilet, lalu pergi bersama asistennya. Ketika melewati Tracy, ia
menatapnya dengan dalam dan tak berkata sepatah kata pun…
Tracy merasa aneh, tetapi setelah dipikir–pikir mungkin Dokter Heidy berpikir ia adalah pelaku yang
membuat kondisi Daniel ambruk, jadi ia bereaksi seperti itu.
Setelah Dokter Heidy pergi, kamar itu menjadi tenang lagi.
Lily lekas maju menyambut Tracy, “Nona Tracy, akhirnya Anda kembali. Tuan Daniel, setelah ia terluka
waktu itu, kami mengira ia akan baik–baik saja. Tak disangka pukulan itu mengenai bagian penting,
jadi….”
“Aku tahu.”
Tracy paham, Lily takut ia tahu masalah Daniel yang teracuni, jadi lekas mencari alasan untuk
menyembunyikan kebenaran. Tracy tidak mengekpos kebohongannya, anggap saja ia tidak tahu apa–
apa…..
Mungkin dengan begitu, semua orang baru bisa tenang.