- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1404
“Luka itu mengenai saraf penting, jadi kondisinya agak berbahaya.”
Lily takut Tracy tidak tahu kondisi ini sangat serius dan melukai Daniel lagi. Jadi ia berpesan lagi,
“Barusan Anda juga mendengarkan apa yang Dokter Heidy katakan. Dalam beberapa waktu ini, kita
harus sangat berhati–hati.”
“Aku paham.” Tracy menganggukkan kepala, “Tenang saja, aku akan berhati–hati.”
“Dan juga….” Lily berkata dengan canggung,” Beberapa hari ini agak darurat, jadi aku dan perawat
harus di sampingnya menjaga 24 jam.”
“Paham.”
Tracy tahu Lily masih tidak tenang, takut ia berbuat kesalahan, bagaimanapun ini menyangkut
nyawa seseorang.
“Baiklah kalau begitu.” Akhirnya Lily menghela napas, “Anda lihat Tuan Daniel dulu, aku pergi beres–
beres.”
“Baik.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy berjalan ke tepi tempat tidur. Ia penuh penyesalan ketika melihat Daniel yang sedang tak sadarkan
diri…
Jika ia dapat mengetahui masalahnya sedikit lebih awal, dapat memaafkannya sedikit lebih awal, maka
Daniel mungkin tidak akan menjadi seperti sekarang.
Daniel melakukan banyak hal di belakang demi dirinya, ia seorang diri menghadapi penderitaan
sebanyak ini, sama sekali tidak membiarkan dirinya tahu.
Dirinya selalu mengira Daniel adalah orang yang berdominasi dan berkuasa, ingin memaksanya kembali
ke sisinya. Sekarang ia baru tahu niat baik Daniel…
Benar kata Ryan, dendam lalu sudah selesai. Orang masa lalu juga sudah tidak ada, sudah waktunya
melepaskan dendam itu.
“Nona Tracy, minum teh.” Lily menuangkan segelas teh hangat untuknya, “Anda baru kembali? Apakah
terluka?”
“Tidak….” Tracy menganggukkan kepala dan bertanya, “Kapan ia baru bisa sadarkan diri?”
“Dokter Heidy bilang, mungkin malam ini atau besok pagi, tidak pasti.” Suara Lily sangat kecil takut
mengganggu Daniel, “Kali ini Tuan Daniel benar–benar dalam bahaya, aku hampir mengira…”
Lily terdiam ketika tengah berbicara, ia lekas mengubah perkataannya, “Duh, pukulan vas bunga itu
tepat sekali. Kalau bukan karena ada Dokter Heidy, entah apa akibatnya sekarang.”
“Semua salahku….”
Tracy sangat bersalah, awalnya Daniel sudah sakit, lalu terkena vas bunga itu. Ini mempengaruhi saraf
di kepalanya, kondisinya dalam bahaya.
“Anda jangan berkata seperti itu.” Lily menghiburnya, “Ini hanya kecelakaan, tak bisa menyalahkan
Anda.”
“Aku langsung kemari setelah turun dari pesawat, masih belum sempat ganti baju.” Tracy teringat hal ini
karena tidak ingin menyebarkan virus ke Daniel, “Aku mandi di kamar tamu dulu, baru kemari lagi.”
“Baik.” Lily meminta pelayan mengantar Tracy ke kamar tamu.
Setelah tiba di kamar tamu, Tracy sama sekali tidak langsung buru–buru mandi, melainkan mencoba
menghubungi Gilbert dan Jasper. Kedua telepon tak tersembung. Ia sangat panik, juga mencoba
menelepon beberapa bawahan Lorenzo.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmTidak ada satu pun telepon yang tersambung…
Tracy panik, ia lekas menelepon Paula. Memberitahunya agar mencari cara untuk menghubungi orang di
sisi Lorenzo. Entah itu pelayan kecil juga tak masalah, harus dapat menghubungi mereka.
Paula bertanya apa yang terjadi, Naomi memintanya jangan banyak bertanya, lakukan saja sesuai
perintahnya.
Paula sangat jarang melihatnya begitu gelisah, ia lekas melakukan tugasnya.
Tracy mandi sejenak dan berganti pakaian nyaman, lalu pergi ke kamar Daniel.
Di saat ini, Lily dan beberapa perawat lain sudah selesai merapikan barang medis, mereka ingin
menyeka tubuh Daniel menggunakan handuk hangat. Tracy maju dan berkata, “Aku saja.”
Lily menyerahkan handuk hangat kepadanya dan berpesan dengan suara lembut, “Hati–hati, jangan
mengenai kepalanya.”
“Aku tahu.” Tracy menyeka seluruh tubuh Daniel dengan hati–hati, tetapi ketika ia sedang menyeka
tangannya, mau tak mau ia tercengang..
Di punggung tangannya penuh dengan jejak tusukan jarum, dan lebam biru bekas disuntik, bahkan di
pergelangan tangannya juga ada banyak jejak tusukan jarum…
Sedangkan dirinya tak pernah mengetahuinya selama ini.
Hatinya penuh dengan penyesalan, hidungnya mulai basah, mata mulai memerah. Ketika membuka
kemejanya ingin membantu menyeka badan Daniel, ia melihat di bagian dadanya juga ada lebam biru…