- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1406
“Ini….”
Mulut Sanjaya terbungkam oleh perkataan Carlos. Tiba–tiba ia tak tahu bagaimana menjawabnya.
“Bibi Frisca itu memang tidak buruk, ia tidak seperti Bibi Linda yang begitu kasar dan juga tak seperti
Bibi Victoria yang manipulatif. Statusnya bangsawan dan cerdas, ia juga orang yang jujur…”
Carlos berkata tanpa tergesa–gesa.
“Tapi meskipun ia baik, ia tak akan sebaik Mamiku. Aku, Carles dan Carla selamanya hanya punya satu
Mami. Papiku juga hanya mencintai Mami kami seorang. Seharusnya kakek tahu hal ini.”
“Iya.” Sanjaya mengangguk–anggukkan kepala, “Kakek tidak akan ikut campur, kakek hanya berharap
Papimu dapat segera membaik. Berharap Mamimu tidak berkelahi dengannya lagi, jangan membuatnya
marah, karena ini akan mempengaruhi kesehatan Papimu.”
“Ini juga harapanku.” Raut wajah Carlos menjadi serius ketika membicarakan penyakit Papinya, “Kakek
Sanjaya jangan cemas, Mami sama dengan kita, sangat memedulikan Papi. Ia selalu mencari dokter
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtuntuk membantu Papi.”
“Benarkah?” Mata Sanjaya berbinar ketika mendengar ucapan ini, “Apakah mencari….”
“Tabib Dewa.” Carlos melanjutkan kalimatnya, “Hanya Mami yang dapat menemukannya.”
“Benar, benar.” Sanjaya lekas berkata, “Ini adalah masalah darurat, harus segera menemukan Tabib
Dewa.”
“Mami akan menemukan cara.” Carlos sangat tenang, “Dokter yang diundang Bibi Frisca hanya dapat
memperlambat gejala, namun hanya Mami yang dapat menyelamatkan Papi. Jadi, Kakek Sanjaya,
sekarang sudah paham siapa sebenarnya Nyonya besar di rumah ini?”
“Paham, paham.” Sanjaya mengangguk–anggukkan kepala, “Tenang saja, kakek paham…..”
“Terima kasih, Kakek Sanjaya.” Carlos turun dari sofa dan membungkukkan punggungnya kepada
Sanjaya, “Aku mewakili Carles dan Carla berterima kasih padamu!”
“Aduh, anak ini. Apa yang kamu lakukan?” Sanjaya lekas memapahnya.
“Papi sangat menghormatimu, kami juga sangat menghormatimu. Pengakuan dan berkat darimu akan
membuat keluarga ini semakin lengkap.” Carlos memandang Sanjaya dengan tulus, “Selain itu, banyak
masalah internal yang perlu dibantu oleh kakak ketika Papi sedang sakit. Jadi, kakek harus berpihak
dengan kami!”
“Benar.”
Sanjaya sangat merasa bersalah. Ucapan Carlos ini tampak sederhana, tetapi sebenarnya maksudnya
sangat dalam….
Jika hati mereka tidak bersatu, maka akan sangat mudah dihancurkan oleh orang asing.
Sekarang keadaan keluarga Wallance sudah sangat bahaya, jadi anggota keluarga Wallance harus
bersatu.
Setelah Carlos selesai berbicara dengan Sanjaya, ia pergi mencari Carles dan Carla. Berpesan kepada
mereka harus jadi anak patuh akhir–akhir ini, harus tenang di rumah, jangan berisik dan jangan merusak
momen bahagia Papi dan Mami.
Selain sekolah, setiap hari mereka harus menemani tiga adik–adik lainnya di Vila sisi utara. Jangan
sering di rumah mengganggu Papi.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Walaupun Carles dan Carla tidak tahu apa yang terjadi, tetapi mereka menganggukkan kepala dengan
patuh dan menunjukkan mereka mengerti.
Bagaimanapun, ucapan Kak Carlos tak pernah salah.
Malam hari, Ryan pulang dan mencari Sanjaya untuk berdiskusi.
Sanjaya tahu Tracy sudah mengetahui penyakit Daniel dan berusaha sepenuhnya menemukan Tabib
Dewa, hatinya sangat bersukacita.
Ryan menjelaskan situasi di Kota Tua, berharap Sanjaya dapat menoleransi Tracy, selain itu bersama–
sama berpihak kepada mereka dan menghadapi kesulitan bersama.
Sanjaya lekas menganggukkan kepala menunjukkan dukungan.
la teringat ucapan Carlos, dalam seketika ia merasa sangat bersalah. Semua orang mengira ia orang
yang berpikir panjang, tetapi kadang kala ia kalah dari anak kecil.
Sanjaya menginteropeksi diri lagi dan berpikir karena Tracy sudah ada di rumah, maka ia tak perlu
menetap lebih lama lagi.
Ryan menghiburnya, lalu mengutus orang mengantarkannya kembali ke Vila taman oriental. Katanya
setelah Tracy pergi, ia baru akan menjemputnya kembali.
Harus ada orang yang mengawasi rumah ini.
Sanjaya menganggukkan kepala dan siap dipanggil kapan pun.