- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1415
Kedua orang itu bagaikan pasangan suami istri yang normal. Suami jatuh sakit, istri pun menjaganya
dengan segenap hati. Mereka berdua bersama–sama mengenang masa lalu, membayangkan masa
depan, dan hari- hari begitu indah seperti sinar mentari di luar jendela.
Pada saat ini, suasana menjadi sangat hangat.
Suasana hati Daniel menjadi tenang, dia sangat menikmati ketenangan ini, berharap bisa terus seperti
ini, tidak pernah berubah…
“Daniel…” Tracy menatap mata Daniel, lalu tiba–tiba bertanya, “Apa kamu masih bersedia menil
“Hah?” Daniel mengira dirinya salah dengar, samar–samar dia mengira dirinya membuat ilusi lagi..
–
“Sudahlah jika kamu tidak mendengarnya.”
Tracy memutar bola matanya, membersihkan mulut Daniel dengan tisu, lalu bersiap berdiri dan pergi..
Namun, pada saat ini, Daniel malali menarik tangannya dan bertanya dengan suara lemah, “Apa yang
kamu katakan tadi?
“Aku bilang,”
Saat Tracy hendak bicara, tiba–tiba ada suara ketukan pintu dari luar. Kemudian, terdengar suara
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtseorang pelayan yang melaporkan, “Tuan Daniel, Nona Frisca datang
Mendengar nama ini, raut wajah Tracy langsung menjadi masam. Dia mendongak dan menatap Daniel
Daniel mengatur pikirannya, saat hendak berbicara ke arah pintu, Tracy sudah merespons, “Persilakan
dia
masuk!”
“Baik.”Pelayan itu segera pergi untuk mempersilakan Frisca masuk.
Sementara Daniel juga tidak menentang.
Dia hanya menatap Tracy dan lanjut bertanya, “Tadi apa yang ingin kamu katak.
“Bukan apa–apa.” Tracy tidak ingin bicara lagi, “Kamu kedatangan tamu, aku tidak akan mengganggu
lagi.”
Setelah bicara, Tracy langsung bersiap pergi sambil mendorong kereta m.
“Kamu..” Daniel ingin menghentikannya, tetapi wanita itu sudah membuka pintu kamar Saat ini, pelayan
wanita sudah membawa Frisca kemari dan bersiap mengetuk pintu…
Kedua orang itu saling bertemu, tatapan mata keduanya penuh dengan permusuha
Frisca melirik Tracy yang sedang mendorong kereta makanan, Lalu tertawa meremehkan. Meskipun
tidak mengatakan apa–apa, tetapi tatapan matanya itu sudah terlihat sangat jelas.
Dia sedang menertawakan Tracy yang seperti pelayan!
1/2
“Nona Tracy!” Pelayan wanita itu memberikan hormat kepada Tracy, lalu mengajak Frisca masuk.
Tracy merasa sangat marah, tiba–tiba memutuskan tidak jadi pergi. Dia pun menyerahkan kereta
makanan kepada pelayan di luar, lalu berbalik dan masuk ke kamar.
“Presdir Daniel, baguslah kamu sudah siuman. Bagaimana perasaanmu?” Trisca berjalan ke samping
ranjang dan bertanya dengan perhatian, bahkan mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Daniel,
“Apakah masih demam?”
Daniel mengelak, menghindari tangan wanita itu.
“Nona Frisca sungguh sungkan.” Terdengar suara Tracy dari belakang yang mengandung sarkasme,
“Tidak hanya bantu mengundang dokter, tapi juga begitu peduli terhadap ayah dari anakku.”
Frisca mengerutkan kening, dia menoleh dan menatap Tracy, “Bukankah Nona Tracy sudah mau
pergi?”
“Ini adalah rumah putraku, aku mau pergi ke mana?” Tracy berbicara dengan nada yang sesuai, lalu
berkata kepada pelayan wanita itu, “Siska, tuangkan teh untuk tamu.”
“Baik, Nona Tracy.” Pelayan wanita itu segera menyeduhkan teh untuk Frisca.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmFrisca sangat emosi hingga raut wajahnya menggelap, dia berkata dengan marah, “Tidak perlu
merepotkan Nona Tracy. Aku dan kamu adalah tamu.”
Dia ingin menggunakan cara ini untuk mengingatkan Tracy bahwa dia sudah menjadi masa lalu di
Keluarga Wallance, tidak punya hak menganggap diri sendiri sebagai nyonya rumah.
“Aku dan kamu berbeda.” Tracy tertawa datar, “Di rumah ini, ada bagian untuk ketiga anakku. Aku pun
termasuk tiga perlima tuan rumah.”
“Huh!” Frisca tertawa dingin, malas berbicara dengannya, “Aku ingin berbicara secara pribadi dengan
Presdir Daniel, merepotkanmu untuk keluar.”
“Apa kamu mau aku keluar?” Tracy tidak memedulikan Frisca, dia hanya menatap Daniel.
Daniel terus diam dan mendengarkan kedua wanita ini saling mencibir. Ini pertama kalinya dia melihat
Tracy secara langsung “berperang” melawan rival dalam asmara. Kelihatannya wanita itu sungguh
sudah mengubah pikirannya..
Namun, mengapa tiba–tiba dia bisa berubah begitu cepat?
Tidak hanya mengakui dengan jujur mengenai masalah dia dan Duke, sekarang ia juga berinisiatif
berjuang. Mungkinkah wanita ini mengetahui kondisi penyal
Memikirkan hal ini, raut wajah Daniel langsung bembali