- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1424
Keesokan harinya pagi–pagi sekali, setelah bangun tidur, Tracy menyadari bahwa ada panggilan tak
terjawab dari Ryan. Dia pun sangat terkejut, sehingga buru–buru menelepon balik…
“Halo, Ryan, kemarin malam kamu meneleponku? Apa yang terjadi? Apa kondisi penyakit Daniel
memburuk lagi…”
“Tidak, tidak.” Ryan menyalakan pengeras suara, sambil memperhatikan raut wajah Daniel dengan hati–
hati, lalu menjawab dengan saksama, “Kemarin malam aku ingin pergi menjenguk Naomi, jadi
menelepon Anda untuk mencari tahu Anda sudah tidur atau belum. Jika belum tidur, aku ingin meminta
Anda kembali untuk menjaga Tuan Daniel…”
“Oh, sungguh mengejutkanku.” Tracy menghela napas lega, “Aku kira terjadi sesuatu padanya.”
“Tidak ada apa–apa, dia….” Ryan menjawab tanpa sadar, tetapi setelah selesai bicara, dia melihat
tatapan mata Daniel, maka buru–buru mengubah perkataannya, “Kemarin malam dia masih baik–baik
saja, tapi pagi ini sepertinya dia merasa sedikit tidak enak badan.”
“Apa?” Tracy langsung panik, “Apa sudah memanggil dokter? Aku akan segera ke sana.”
“Baik, baik, Anda datanglah dulu, baru bicara lagi..”
Setelah mengakhiri panggilan itu, melihat sudut bibir Daniel menyunggingkan senyum puas, Ryan tahu
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtbahwa tujuan Daniel sudah tercapai. Dalam hati, Ryan pun bernapas lega, “Nona Tracy akan segera
kembali untuk menemani Anda, kalau begitu..”
“Setelah dia kembali, kamu pergilah temani Naomi.” Benar saja, sekarang Daniel menjadi sangat mudah
diajak bicara, “Tidak boleh meninggalkan pacarmu seorang diri di rumah sakit, sungguh bukan pria
sejati!”
“Hehe, terima kasih, Tuan Daniel.” Ryan merasa sangat gembira.
“Tapi, kamu harus memperhatikan ucapanmu.” Daniel teringat sesuatu, maka mengingatkan, “Bukan aku
yang menyuruh dia kembali.”
“Mengerti, mengerti, aku mengerti!” Ryan mengangguk berulang kali.
“Bantu aku mandi dulu. Sudah berbaring selama beberapa hari, tubuhku sungguh bau….”
“Baik.”
Tracy bahkan tidak sempat menemani anak–anak menyantap sarapan, dia buru–buru kembali ke Vila
Sisi
Selatan.
Setelah turun dari mobil, Tracy melangkah dengan cepat dan naik ke lantai atas, lalu menerobos masuk
ke kamar dengan panik, “Dan..”
Sebelum menyelesaikan perkataannya, dia sudah tertegun.
Daniel berbaring di ranjang, sedang memakan dumpling buatan Bibi Riana dengan santai.
Melihat Tracy, Daniel segera memasang wajah serius, lalu berpura–pura terlihat lemah, “Tidak ada
nafsu
makan… Bawa pergi…”
Ryan buru–buru membawa pergi dumpling itu, lalu berpura–pura mendesah dengan khawatir, “Tuan
Daniel, setiap hari Anda tidak mau makan, harus bagaimana ini?”
“Ada apa?” Tracy berjalan masuk dengan cepat, lalu bertanya dengan cemas, “Lukamu terasa sakit lagi?
Atau ada gejala lain? Ryan, apa kamu sudah memanggil dokter?”
“Lukanya terasa sakit, hingga membuat Tuan Daniel tidak bisa tidur sepanjang malam.” Ryan
memasang ekspresi tidak berdaya, “Aku mau memanggil dokter, tapi Tuan Daniel tidak mengizinkan.‘
“Bagaimana boleh tidak memanggil dokter? Cepat hubungi Dokter Heidy.” Tracy buru–buru mendesak.
“Sudah.” Memahami arti ekspresi Daniel, Ryan pura–pura berkata dengan sedih, “Dokter Heidy bilang
dia sudah melakukan segala hal yang dia bisa, sekarang dia juga tidak berdaya, hanya bisa bertahan…”
“Apa tidak ada obat penghilang rasa sakit?” Melihat Daniel yang sangat lemah, Tracy merasa sangat
sedih.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Obat penghilang rasa sakit sudah tidak efektif.” Ryan semakin bicara dengan menyedihkan, “Alasan
utama karena luka di kepala terlalu dalam…”
“Uhuk, uhuk.” Daniel terbatuk kering beberapa kali, mengisyaratkan agar Ryan jangan bicara lagi.
Awalnya kepalanya hanya terkena pecahan pot bunga, sekarang malah bicara seolah–olah dirinya akan
segera mati, nanti Tracy bisa curiga.
Tentu saja, pada saat ini, dia tidak tahu bahwa Tracy sudah mengetahui kondisi yang sebenarnya.
“Semua gara–gara aku…” Tracy merasa sangat bersalah, “Tidak boleh makan dumpling, beberapa hari
ini kamu tidak boleh makan makanan yang berminyak. Aku akan membuat sup nasi untukmu.”
Setelah bicara, dia pun–hendak keluar…
“Nona Tracy..” Ryan buru–buru menahannya, “Biar aku yang menyuruh Bibi Riana membuatnya. Anda
temani Tuan Daniel saja.”
“Ya, ya, baik.” Tracy duduk di samping ranjang, lalu menyentuh dahi Daniel, “Coba aku lihat, apakah
demam?”
“Aku tidak akan mati…”
Meskipun Daniel berkata seperti itu, tetapi dia malah memasang ekspresi lemah dan menyedihkan.
Dia menyadari bahwa semakin dia berpura–pura lemah, Tracy pun semakin khawatir…
Melihat wanita ini khawatir, dalam hati ia merasa sangat senang.