- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1425
Benar saja, begitu mendengar ucapannya, Tracy sangat sedih, menahan air mata, lalu memeluknya
dengan sangat erat…
Hatinya sangat cemas dan sangat sedih. Dia hanya berpura–pura tidak peduli, karena tidak ingin Daniel
menyadari bahwa dia sudah mengetahui penyakitnya.
Sebenarnya dia menghitung hari setiap hari. Dari waktu satu bulan yang dikatakan Dokter Heidy,
sekarang hanya tersisa 26 hari.
Dalam waktu 26 hari, dia harus mengundang Tabib Dewa ke Vila Sisi Selatan.
Kalau tidak, kondisi Daniel benar–benar sangat berbahaya..
“Aku tidak apa–apa…” Saat melihat Tracy seperti ini, Daniel sedikit panik, berpikir kembali apakah
aktingnya. terlalu berlebihan, segera berkata, “Tadi aku hanya menggodamu.”
Tracy tidak bicara, hanya memeluknya, membenamkan wajah di pundaknya, tidak berani
membiarkannya melihat air matanya.
Daniel sedikit tidak tenang, apakah dia sudah mengetahui sesuatu?
“Kalau pot bunga itu tidak mengenaimu, maka kamu tidak akan seperti ini–”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy sangat menyesal. Kalau pot bunga itu tidak mengenai Daniel, setidaknya dia akan memiliki lebih
banyak waktu, risikonya juga akan lebih kecil.
“Benar, aku melakukannya demi menyelamatkanmu.” Daniel memanfaatkan kesempatan untuk meminta
sesuatu padanya, “Jadi, kamu harus bertanggung jawab terhadapku!”
Tracy tertawa, mencubit pipinya dengan lembut: “Sebelumnya kamu juga berkata seperti ini di rumah
sakit. Bagaimana kamu ingin aku bertanggung jawab? Menjagamu? Bukankah sekarang aku sedang
menjagamu?TM
“Bukan hanya sekarang…..” Daniel berkata dengan serius, “Tapi harus terus menjagaku, sampai aku
mati!”
“Omong kosong apa yang kamu katakan?” Tracy langsung marah saat mendengarnya, “Kamu baik–baik
saja, apanya yang mati?”
“Aku….”
“Aku beri tahu, kalau kamu mati, maka aku akan menikah dengan pria lain dengan membawa anak-
anakmu, membuat mereka memanggil orang lain Papi.”
Tracy mengancamnya dengan sangat marah,
“Kamu berani?” Daniel langsung marah, seolah–olah api bisa menyembur dari matanya.
“Kamu lihat saja aku berani atau tidak.” Tracy sengaja memprovokasinya, “Bukan hanya itu, aku juga
akan menghabiskan hartamu, tinggal di rumahmu. Lagipula, Keluarga Wallance sudah tidak ada orang,
semua haita adalah milik anak–anakku, terserah aku bagaimana menghabiskannya.”
“Tracy, kamu……”
Daniel marah sampai wajahnya pucat, sangat ingin menghajarnya. Tapi seluruh tubuhnya kaku, sama
sekali tidak bisa bergerak.
“Apa?” Tracy menarik pipinya, berkata dengan kejam padanya, “Sekarang kamu bahkan tidak bisa
bergerak, aku bisa melakukan apa pun yang aku mau terhadapmu.”
“Kamu……” Daniel sangat murka, bola matanya sampai hampir keluar.
“Marah, ‘kan? Kalau marah, maka cepatlah sembuh!”
Saat melihatnya marah, panik, dan tidak berdaya, Tracy ingin tertawa, tapi malah terus mengancamnya-
“Jalani pengobatan dengan baik, teruslah hidup, barulah kelak bisa bertengkar denganku. Kalau tidak,
kamu hanya bisa melihatku mencelakai Keluarga Wallance!”
Saat mendengar ucapan ini, amarah Daniel langsung menghilang, hatinya tersentuh. Dia mengulurkan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmtangannya yang kaku dengan bersusah payah, memeluknya dengan erat……
Dia tahu bahwa Tracy sedang memprovokasinya, ingin agar dia terus hidup dengan baik, barulah bisa
berkata dengan “tidak masuk akal” seperti tadi.
Mungkin Tracy sudah tahu kondisinya yang sebenarnya, mungkin Tracy cemas akan terjadi sesuatu
padanya….
Daniel tidak ingin bertanya, tidak berani bertanya, juga tidak mau membongkarnya.
Tak peduli bagaimanapun, yang penting Tracy berada di sisinya dan mencintainya……
“Tok, tok, tok!” Saat ini, Bibi Riana mengetuk pintu dan masuk. Saat melihat mereka berdua sedang
saling berpelukan dengan erat, dia langsung berbalik dengan panik, “Maaf, maaf, aku, aku keluar dulu.”
“Tunggu sebentar.” Tracy bergegas menyapa, “Bibi Riana, berikan buburnya padaku.”
“Baik, Nona Tracy.”
…Bibi Riana meliriknya dengan tidak enak hati, meletakkan bubur di atas meja, lalu pergi dengan
tergesa–gesa.
“Baiklah, ayo makan bubur.” Tracy mengambil mangkuk bubur, duduk di samping ranjang untuk
menyuapi Daniel, “Ayo, aaa~”
Daniel mengerutkan kening, berpikir dalam hati, dosa apa yang telah dilakukannya sampai harus makan
bubur setiap hari……