- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1437
Tracy mengerti bahwa Daniel berbuat seperti itu, sebenarnya ingin membuatnya memahami kondisi
perusahaan sehingga dia bisa menopang Grup Wallance setelah Daniel tiada.
Saat memikirkan hal ini, hati Tracy sangat sedih, tapi dia tidak mengatakannya, malah menjawab sambil
tersenyum: “Aku tahu. Tapi aku ingin pergi ke Bukit Oldish dulu. Saat peringatan tujuh hari kematian
Tabib Hansen, aku tidak bisa pergi sehingga merasa bersalah. Karena itu, aku ingin pergi untuk
menyembahyanginya.”
“Lain kali saja baru pergi.” Daniel menarik tangannya, “Sekarang aku tidak ingin kamu pergi.”
“Aku hanya pergi satu hari. Aku akan minta Paula untuk mengaturkan pesawat di pagi hari dan pulang di
malam hari.” Tracy segera berkata, “Kamu tenang saja, kali ini aku akan membawa lebih banyak orang,
pasti tidak akan terjadi masalah.”
Sebenarnya di saat seperti ini, dia juga tidak ingin pergi terlalu lama. Waktu Daniel tidak banyak lagi, dia
ingin ́tinggal disisinya untuk menemaninya.
“Baiklah.” Daniel tidak menghentikannya lagi, “Aku akan menyuruh orang untuk mengantarmu ke sana.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtBiar aku yang mengatur pesawat.”
“Kalau begitu, aku akan berangkat besok pagi.” Kata Tracy.
“Baik, aku akan menyuruh orang mengaturnya.” Daniel mencium keningnya, “Temanilah anak–anak, aku
mau membereskan dokumen sebentar.”
“Ya.” Setelah meninggalkan ruang kerja, senyum di wajah Tracy juga menghilang dengan cepat,
perasaannya sangat berat……
Sebenarnya, dengan pergi ke Bukit Oldish kali ini, belum tentu dia bisa mendapatkan sesuatu, tapi dia
tetap ingin pergi mencobanya dengan merangkul secercah harapan, mungkin akan ada sedikit peluang.
“Nyonya, makan malam sudah siap.”
Saat ini, terdengar suara Bibi Riana yang ramah.
Tracy tercengang seketika, lalu menjawab: “Bibi Riana memanggilku apa?”
“Nyonya.” Bibi Riana berkata sambil tersenyum, “Anda akan segera menikah dengan Tuan, sudah
seharusnya kami mengubah panggilan dari awal.”
“Nyonya!” Saat ini, Andi masuk dan melaporkan, “Pesawat sudah siap, akan terbang besok pagi pukul 8
dan kembali pada pukul 9 malam. Bagaimana menurut Nyonya?”
“Baik.” Tracy mengangguk, “Kamu sudah bekerja keras!”
“Nyonya, aku akan mempersiapkan barang bawaan Anda.” Para pelayan juga memanggilnya seperti itu.
Dalam sekejap, semua orang di rumah mengubah panggilannya, Tracy merasa sedikit bingung dan tidak
terbiasa, juga sedikit malu…..
“Biasakanlah perlahan–lahan!” Bibi Riana menepuk tangannya dengan penuh kasih sayang, “Aku akan
pergi memanggil anak–anak untuk makan.”
“Biar aku saja. Sekelompok bocah kecil, terlalu berisik.” Tracy berkata dengan ramah, “Bibi naiklah ke
lantai atas memanggil Daniel.”
“Baik, Nyonya.” Bibi Riana mengangguk dengan tersenyum, lalu naik ke lantai atas.
Tracy pergi ke taman untuk mencari anak–anak. Baru berjalan beberapa langkah, terdengar suara
teriakan Bibi Riana dari lantai atas, dia terkejut, bergegas kembali: “Ada apa?”
“Tidak apa–apa, tidak apa–apa. Nyonya, aku tidak sengaja menjatuhkan barang…..…..”
Tracy bertemu dengan Bibi Riana saat berlari sampai di tangga.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Di mana Daniel?” Tracy berjalan ke arah ruang kerja dengan cepat. Saat ini, Ryan keluar dari ruang
kerja, berkata dengan tersenyum, “Tuan Daniel sedang berganti pakaian, akan segera turun.”
“Dia, tidak apa–apa, ‘kan?”
Jantung Tracy berdegup sangat kencang, hampir tidak bisa menahan ekspresi di wajah, tapi dia tetap
menghentikan langkah kaki, tidak terus melangkah.
“Tidak apa–apa, tidak apa–apa.” Ryan menggeleng, “Anda turunlah dulu. Kami akan segera turun.”
“Baik.” Tracy melirik ke arah pintu, lalu berbalik dan turun.
Puluhan anak tangga yang pendek ini malah seperti sebuah jalan gunung yang berkelok–kelok, setiap
langkah terasa sangat sulit.
Saat ini, hati Tracy seolah–olah ditindih sebuah batu, membuatnya sulit bernapas.
Dia tahu bahwa Daniel pasti ada masalah, hanya saja, Ryan dan Bibi Riana menutupinya, tidak
membiarkan dia dan anak–anak tahu…….
Dia sangat mengkhawatirkannya, sangat ingin masuk untuk memeluknya, tapi dia tahu bahwa hal itu
bisa menambah tekanan dalam hati Daniel……
Sifat Daniel lebih arogan dibandingkan siapa pun.
Daniel tidak ingin dia melihat sisinya yang lemah dan tak berdaya.
Karena itu, Tracy hanya bisa pura–pura tidak tahu, meskipun hatinya berdarah…