- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1444
Saat senja, Tracy mencari beberapa buku medis tentang detoksifikasi, membawa foto itu, meninggalkan
Bukit
Oldish……
Matahari terbenam seperti warna merah darah, menyinari jalan turun bukit, warna yang hangat.
Tracy melihat sosok Amanda dan Dixon melalui kaca spion yang perlahan–lahan menghilang, akhirnya
menarik kembali pandangannya, menatap foto di tangannya.
Dia sudah mengirim foto dan informasi terkait yang dia dapatkan hari ini kepada Thomas, berharap bisa
memberikan beberapa petunjuk, secepat mungkin menemukan Tabib Dewa…..
Waktu tidak akan menunggu orang, sekarang hanya tersisa 14 hari lagi.
Hati Tracy sangat cemas, mendesak dengan cemas: “Kemudikan dengan lebih cepat, pulang lebih
awal!”
“Ya, Nyonya.”
Daniel tidur seharian di rumah, sampai malam baru memaksakan diri untuk bangun dan mandi, turun ke
lantai bawah untuk menemani anak–anak makan.
Dia mengira, tenaganya sudah pulih sekarang, namun saat turun ke lantai bawah, kakinya lemas,
hampir terjatuh, untungnya Ryan memapahnya tepat waktu.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Tuan Daniel, aku mau melaporkan sesuatu……”
Ryan berpura–pura mau melaporkan sesuatu kepada Daniel, berbicara sambil turun ke lantai bawah.
Sebenarnya, dia hanya ingin memapah Daniel dengan tenaganya sendiri.
Pengikut yang lain dan para pembantu tidak bisa melihat masalahnya.
Begitu turun ke lantai bawah, sekelompok anak mengelilinginya kemari…….
“Papi, Papi!”
“Paman, Paman!”
Anak baik!” Daniel mendorong Ryan dengan ringan, membungkukkan badan untuk memeluk anak–
anak, namun begitu berjongkok, bagian kepalanya terasa pusing.
“Tuan Daniel….” Ryan sangat khawatir.
“Kalian ribut sekali.” Carlos tiba–tiba berteriak kencang, “Semuanya kembali ke tempat duduk, cepat!”
v
Anak–anak tercengang sejenak, satu demi satu mengerucutkan bibirnya dengan sedih, tetapi tetap
kembali ke tempat duduk mereka dengan patuh.
Memanfaatkan saat anak–anak naik ke atas kursi, Ryan memapah Daniel untuk duduk di tempatnya,
kemudian mengobrol dengan anak–anak sambil tersenyum: “Anak–anak, apakah senang di sekolah hari
ini?”
“Senang~~~”
“Hari ini kami ujian, aku mendapat nilai 100 di semua pelajaran.”
“Aku juga.”
“Hari ini kami belajar menyanyi……”
“Juga belajar menggambar……”
Anak–anak mengobrol masalah yang dipelajari di sekolah dengan Ryan, hanya Carlos yang tidak
berbicara, tetapi diam–diam membawakan segelas air hangat untuk Daniel: “Papi, minum air!”
“Terima kasih, Carlos.”
Kondisi mental Daniel sangat buruk sekarang, bahkan tidak bisa mengobrol dengan anak–anak.
Jadi Ryan sengaja mengobrol dengan anak–anak, mengalihkan perhatian mereka.
Semua ini, Carlos bisa melihatnya.
Dia melihat tampang Papinya yang lemah dan lelah, sangat tidak tega, tetapi juga tidak berani
menunjukannya, hanya bisa mencari alasan untuk bertanya: “Papi, apa Papi terlalu lelah?”
“Masih oke.” Daniel mengusap–usap kepala Carlos, “Sudah mau makan, pergilah duduk.”
“Ya.” Carlos kembali ke tempat duduknya.
Bibi Riana dan para pembantu menyajikan hidangan yang terakhir, semua orang mulai makan.
Daniel tidak ada nafsu makan, memaksakan diri untuk mencicipi beberapa suap, kemudian bersiap–siap
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmhendak naik ke lantai atas, tetapi baru saja berdiri, langsung terjatuh…….
“Tuan Daniel!!!!”
Kali ini, meskipun Ryan tetap pergi memapah Daniel, tetapi sudah tidak sempat, Daniel langsung
terjatuh di samping meja…
“Papi——
Ini pertama kalinya Daniel hilang kendali dan tumbang di depan anak–anak, tanpa bisa dicegah.
Tiba–tiba, orang–orang di rumah panik semua.
Ryan segera mengantar Daniel ke kamar tidurnya, dan meminta Lily untuk menanganinya.
Carles dan Carla mengelilingi di samping ranjang, menangis sampai gemetar, tetapi menutup mulutnya
dan tidak berani mengeluarkan suara.
Carlos berdiri di sudut, tidak berani mendekat, tetapi air matanya mengalir tanpa henti……
Bibi Riana dan para pembantu semuanya terlihat panik.
Hanya ketiga anak kecil itu, sepertinya tidak mengerti apa–apa, masih makan di depan meja makan…..
“Apakah Paman sakit?”
“Sepertinya iya.”
“Pasti iya.”
“Sepertinya Paman sakit parah.”
“Bodoh sekali, mengapa Bibi tidak mengundang Mami untuk mengobatinya?”