- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1484
“Tracy telah mengambil alih Keluarga Wallance?”
Lorenzo menyela kata–kata Naomi dan menanyakan pertanyaan kedua.
“Benar.” Naomi menjawab dengan jujur, “Sebelum insiden yang menimpa Presdir Daniel, ia telah
mengalihkan seluruh saham dan harta kekayaannya pada Nona Tracy dan ketiga anaknya. Ia bahkan
mengajak Nona Tracy menemui para pemegang saham terbesar, serta para petinggi perusahaan.”
“Setelah insiden yang menimpa Presdir Daniel, kantor pusat sengaja membuat masalah untuk
mempersulit Nona Tracy. Namun, seluruhnya dapat dikendalikan oleh Nona Tracy, sekarang bagian
internal telah sepakat untuk bersatu dan bekerja sama menghadapi seluruh masalah…”
“Apa anak–anak baik–baik saja?” Lorenzo kembali menanyakan pertanyaan ketiga.
“Carla terluka, Carlos dan Carles terkejut karena kejadian itu, terlebih lagi dengan musibah yang
menimpa keluarga mereka, membuat suasana hati mereka memburuk. Tapi, tiga putri kecil baik–baik
saja. Saat insiden itu terjadi, mereka tinggal bersama kami di Vila Sisi Utara…”
Baik.” jawab Lorenzo. “Bila terjadi bahaya besar, hubungi Jasper.”
“Tuan…”
Ketika Naomi masih mau berbicara, Lorenzo sudah mematikan teleponnya.
Masih memegangi ponselnya, Naomi merasa begitu gembira. Setidaknya, sekarang Tuan Lorenzo
terbukti masih hidup, terlebih lagi ia masih peduli dengan Nona Tracy.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTapi, apa maksud perkataannya itu?
“Bila terjadi bahaya besar, hubungi Jasper.”
Naomi merenungkan kembali perkataannya itu. Mungkin, ia menyuruhnya untuk tidak mengganggunya,
namun jika benar–benar terjadi masalah besar, mereka bisa segera menghubungi Jasper….
la pun mengerti!
Dalam sekejap, Naomi merasa yakin, meskipun saat ini Tuan Lorenzo belum bertindak, namun ia
menjanjikan ketika Tracy, saat ia menghadapi masalah yang besar, ia pasti akan segera mengambil
tindakan…
Setelah memahami semuanya ini, Naomi langsung merasa percaya diri, tidak lagi merasa takut.
Namun, tanpa sepengetahuan Naomi, sepuluh menit yang lalu di kamar anak–anak…
Tiga anak kecil itu menggunakan sinar lampu tidur untuk menerangi sebuah telepon kecil, lalu dengan
canggung memutar nomor telepon…
“Apa nomor ini benar–benar bisa menghubungi Mami?”
“Sebelum Mami pergi, Mami sudah berpesan, jika kita menghadapi bahaya besar, kita dapat
menghubungi nomor ini untuk mencarinya.”
“Tapi, sekarang kita tidak berada dalam bahaya.”
“Bibi yang berada dalam bahaya. Kita harus melindungi Bibi.”
“Benar juga…”
“Tul, tut—-”
Terdengar nada tunggu yang menandakan panggilan sedang tersambung.
Hati ketiga anak itu pun terasa tegang.
Tini berkata dengan manja, “Sebelumnya kita begitu merindukan Mami, tapi kita selalu menahan diri
untuk tidak meneleponnya. Sekarang kita menelepon Mami, apa Mami benar–benar akan
mendengarkan?”
“Kata Mami, kita tidak boleh menelepon hanya karena kangen dengan Mami, bahkan menangis pun
tidak boleh. Hanya boleh menelepon saat dalam bahaya.”
“Tapi, Mami sama sekali tidak mengangkat telepon….”
“Halo?” tiba–tiba terdengar suara dari ujung telepon, tapi bukan suara Mami mereka, melainkan sebuah
suara yang terdengar dingin dan galak.
“Eh.” ketiga anak itu tercengang.
“Siapa ini?”
“Terdengar seperti…”
“Suaranya galak.….. Papi???”
“Anak–anak, ada apa?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSuara yang tegas dari sebrang telepon itu pun melembut.
“Apa kamu Papi?”
“Pertanyaan tidak masuk akal!”
“Kalau begitu, coba katakan sesuatu, untuk membuktikan kalau kamu benar–benar Papi!”
“Mami kalian seperti singa kecil saat sedang marah, lalu ia akan memanggil nama lengkap kalian, Listi,
Laras, Lanti…”
“Hehehe, ternyata benar–benar Papi.”
“Papi, Papi, aku Tini.”
“Aku Wini,”
“Aku Biti!”
“Apa Mami kalian yang memberitahu kalian nomor ini?”
Selain wanita itu, tidak ada orang lain yang mengetahui nomor telepon ini, termasuk Tracy.
“Iya. Kata Mami, kalau sedang dalam bahaya, kami boleh menelepon nomor ini…”
“Kalian kenapa? Apa yang terjadi?”
Suara Lorenzo segera berubah serius.
“Kami baik–baik saja, tapi Paman dan Bibi sedang dalam bahaya, Kak Carla juga.”
Ketiga anak kecil itu pun bergiliran menceritakan seluruh kejadian itu. Pada akhirnya, mereka memohon,
“Papi, tolong bantu Bibi, ya? Kasihan Bibi, Papi cepat membantunya untuk menemukan Paman…”