- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1486
“Masih belum pergi mencarinya juga?”
“Baik.”
Jasper buru–buru melangkah mundur dan pergi mencari Nona Dewi.
Namun nyatanya, tidak satupun dari mereka yang memiliki kepercayaan diri.
Meskipun perawakannya terlihat kecil, namun Nona Dewi adalah tipe orang yang tidak dapat
dipermainkan.
Tuan Lorenzo telah membuatnya marah hingga melarikan diri, dan sekarang ia malah meminta mereka
untuk mencarinya, bukankah ini sama saja menyuruh mereka mencari mati?
Kepribadian Nona Dewi benar–benar aneh. la selalu memiliki seribu ide jahat, serta sepuluh ribu
muslihat untuk menjebak mereka.
Entah musibah apa yang akan dihadapinya kali ini.
Ugh…
Memikirkan semuanya itu, wajah Jasper pun dipenuhi dengan kegelisahan….
Namun, harus bagaimana lagi?
Terpaksa harus mencarinya…
Tuan telah berbicara, bahkan hingga dunia terbalik pun, ia tetap harus ditemukan.
Hanya saja di luar sedang hujan deras, entah kapan akan berhenti…
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Vila Sisi Utara…
Di tengah amukan badai, ranting–ranting pohon terus memukuli jendela, suaranya terdengar seperti
jeritan iblis.
Tracy terbangun dari mimpi buruknya. Keringatnya bercucuran membasahi wajahnya, ia terlihat panik.
“Apa Nona Tracy baik–baik saja?” Naomi bergegas menghampiri untuk menenangkannya.
“Aku memimpikan Daniel.” Tracy melihat ke langit–langit dengan napas terengah–engah, matanya
berkaca- kaca, “Aku bermimpi ia terluka parah, sekarat terjebak di dalam api. Ia juga memberitahuku
kalau ia kesakitan…”
Suaranya bergetar. Sekujur tubuhnya gemetar, butiran air matanya seperti kalung mutiara yang telah
putus, tak henti–hentinya bercucuran…
“Tidak apa–apa, itu hanya mimpi.” Naomi menepuk–nepuk punggungnya dan memberikan teh ginseng
untuknya, “Minumlah teh ginseng ini, untuk menenangkanmu.”
Tracy tidak ingin meminumnya. Ia hanya mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya dan
menangis
dengan amat sedih…
“Nona Tracy..”
Naomi tidak tahan lagi, ia hampir memberi tahu rahasia Lorenzo kepadanya. Namun, saat itu juga, tiba–
tiba terdengar ketukan di pintu, “Nona Tracy, Nona Carla sudah sadar.”
“Carla!” Tracy sejenak mematung, lalu bergegas bangkit berdiri dan mengganti pakaiannya, “Cepat,
pergi ke
rumah sakit.”
“Sekarang hujannya deras sekali, atau nanti…”
“Segera siapkan mobil.” Tracy mendesak dengan cemas, “Carla paling takut gelap. Ia akan menangis
kalau aku tidak di sampingnya.”
“Baik.” Naomi bergegas mengaturnya, “Panggil Paula, suruh ia menyetir mobil.”
“Baik.”
Di tengah malam itu, ada beberapa orang yang pergi ke rumah sakit.
Paula kebetulan baru kembali dari pergantian jam kerjanya, dan sekarang langsung mengantar mereka
ke rumah sakit.
Asalkan ada Paula, semua orang di dalam mobil pun merasa lebih tenang.
“Jangan khawatir, Nona Tracy. Nona Carla pasti akan baik–baik saja.” Paula menghiburnya sambil
mengendarai mobil, “Selama beberapa hari ini, aku selalu menjaga Nona Carla di rumah sakit. Proses
pemulihannya begitu baik…”
“Cepatlah menyetir.” Tracy sudah tidak sabar ingin segera tiba di rumah sakit.
“Baik.” Paula melaju lebih cepat.
Sebenarnya, umumnya orang tidak akan berani melewati jalan bukit yang berliku–liku dan bergelombang
di tengah hujan lebat seperti ini. Namun, Paula begitu terampil dalam mengemudi, sehingga ia dapat
melaluinya dengan mudah.
Hanya saja, ia harus benar–benar mengontrol kecepatan mobilnya. Apabila ia tidak hati–hati sehingga
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmembuat roda mobilnya tergelincir, maka mereka dapat dengan mudah jatuh ke jurang.
Namun, Paula sudah hafal dengan rute jalan ini, ditambah dengan keterampilan mengemudinya yang
luar biasa itu, sehingga meskipun mobil melaju dengan cepat, Paula masih dapat mengontrolnya.
Namun, ketika berada di dekat kaki bukit, sebuah mobil hitam tiba–tiba melaju kencang tanpa
menyalakan lampu depan. Paula pun terkejut, dan buru–buru menghindarinya…
“Kurang ajar!” umpat Paula, “Kalau bukan karena kehebatan kemampuan mengemudiku, kita semua
sudah
binasa.
“Tetap jaga kestabilan mobil,” Naomi mengernyitkan keningnya dan mengingatkan.
“Baik.” Jawab Paula sambil terus mengemudi. Ia melirik mobil di belakangnya melalui kaca spion, “Aneh
sekali. Ja tidak menyalakan lampu mobil di jalan bukit yang curam berliku seperti ini.”
“Kenapa ada mobil pada jam seperti ini?”
Naomi menatap mobil itu melalui kaca spion. Ia juga merasa janggal-
“Hanya ada dua vila di Bukit Haruna, itu vila kita. Lalu, ada sebuah rumah besar di dekat kaki bukit, dan
sebuah klub. Tidak ada yang lain… Sebenarnya, siapa orang itu?”
“Apa mungkin mereka rombongan Frisca Amberson?” tebak Paula. “Ia masih belum menyerah untuk
mencari Presdir Daniel ke mana–mana.”
Tracy tidak menjawab, hanya memerintahkan, “Coba periksa.”
“Baik.” Naomi segera mengurusnya.