- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1545
“Setuju. Setuju.”
Semua orang satu per satu memberi suara.
Dengan begini, tidak ada alasan lagi bagi ‘Daniel‘ untuk menolak mereka. Saat itu juga, keringat dingin
bercucuran dari keningnya. Ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi mereka, dan hanya dapat
berkata, “Aku ke kamar kecil sebentar.”
“Aku akan menemanimu, Presdir.”
Cody menawarkan diri untuk menemaninya.
‘Daniel‘ bersembunyi dalam kamar mandi, diam–diam mematikan suara ponselnya, lalu mengirimkan
sebuah pesan…
Sejak awal, penerima pesan itu sepertinya sudah mengetahui akan terjadi situasi seperti ini. Ia pun
segera membalas pesannya.
Mata ‘Daniel‘ segera berkilat setelah membaca pesan itu, seolah–olah telah menemukan pencerahan. Ia
segera menghapus pesannya, lalu keluar mencuci tangannya. Perangainya pun berubah…
“Presdir Daniel, jangan khawatir. Ada kami di sini. Wanita itu tidak akan bisa menyakitimu.” Cody
menyodorkannya selembar tisu untuk mengeringkan tangannya. Ia terus berusaha mengambil hati
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt‘Daniel‘, “Jangan khawatir, tidak peduli apapun yang terjadi, aku pasti akan terus mendukungmu.”
Ekspresi ‘Daniel‘ terlihat dingin. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia melangkah menuju ruang
rapat.
Cody bergegas mengikutinya di belakang, dengan hati–hati bertanya, “Presdir Daniel kenapa? Apa telah
terjadi sesuatu? Apa ada yang bisa kubantu?”
‘Daniel‘ mengabaikannya dan bergegas memasuki ruang rapat……
Saat itu, semua orang sudah duduk di bangku masing–masing dan terbagi menjadi kelompok–kelompok
kecil, masing–masing sedang berdiskusi dengan pelan.
Tracy duduk di sebelah kursi Presdir, dengan santai meneguk kopinya.
Melihat kedatangan ‘Daniel‘, seluruh orang pun segera bangkit berdiri menyambutnya. Namun, Daniel
tiba- tiba menggebrak mejanya dengan keras dan meraung dengan marah, “Tracy, katakan padaku, apa
tiga anak itu benar–benar anakku???”
Tracy pun tercengang mendengar pertanyaan ini. Kepalanya terasa seperti meledak, perasaannya
langsung tidak enak……
Sial! Setelah memperhitungkan semuanya, ia tidak terpikir mengenai masalah ini.
Mata semua orang pun melebar dan terkejut. Mereka menatap ‘Daniel‘, lalu kembali menatap Tracy.
“Aku baru saja menerima pesan tanpa nama yang memberitahukan bahwa ketiga anak itu bukan anak-
anakku, melainkan hasil hubunganmu dengan laki–laki lain…. Aku……”
Sekujur tubuh ‘Daniel‘ gemetar. Wajahnya memucat, suaranya terisak—
“Aku bisa memberimu semuanya, baik saham, aset, bahkan kedudukan tertinggi Keluarga Wallance.
Semua yang kamu mau, bisa kuberikan untukmu…….
“Karena aku mencintaimu! Terlebih lagi, karena ketiga anak–anak kita yang menggemaskan itu!!!”
“Ketika aku menyadari penyakitku yang semakin parah, aku mulai mengalihkan seluruh milikku,
memindahkan seluruh hartaku menjadi milikmu. Aku berharap kamu dapat membantuku mengurusi
Grup Wallance, serta menjaga ketiga anak itu baik–baik.”
“Setelah mereka besar nanti, seluruh aset ini pun akan menjadi milik mereka…”
“Tapi, kenapa kamu berbohong padaku??? Kenapa???”
Setelah mengatakan semuanya itu, ‘Daniel‘ pun berlinang air mata. Presdir Daniel yang sedari dulu
selalu terlihat mengintimidasi, kali ini malah bertumpu pada meja untuk menopang tubuhnya yang
bergetar. Air matanya terlihat hampir mengalir keluar…
Penampilannya terlihat begitu menyedihkan, membuat semua orang khawatir menatapnya.
“Tracy, kamu benar–benar keterlaluan!!!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmPara direktur dan petinggi perusahaan pun ikut merasa sakit hati, seolah–olah mereka sendiri yang
dikhianati oleh Tracy. Hati mereka terbakar dengan amarah yang berapi–api. Mereka pun menuduhnya
dengan histeris
“Kalau ketiga anak itu bukan anak Presdir, kamu benar–benar telah melakukan kejahatan besar.”
“Benar! Kejahatan yang sangat besar!”
“Presdir Daniel begitu baik terhadapmu! Tega–teganya kamu melakukan semua ini kepadanya!!”
“Tracy, kamu benar–benar wanita beracun….”
Sekelompok orang itu bersahut–sahutan menyerang Tracy, jari–jari mereka bahkan hampir menusuk
wajahnya. Ucapan mereka begitu tajam, sepenuhnya telah kehilangan martabat dan kesopanan mereka.
Tracy mengernyitkan alisnya, dengan dingin menatap ‘Daniel‘.
“Cukup!”
Paula berusaha melindungi Tracy, namun seorang petinggi perusahaan mendorongnya dengan marah.
“Kalian…”
“Cukup!!!”
Akhirnya Direktur Toni pun angkat suara. Setelah mengatakannya, ia yang dipenuhi emosi segera
mencengkeram dadanya, tak hentinya terbatuk–batuk…