- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1595
Untuk menghindari kesalahan, Danny kembali berjaga.
Tracy menunggu di dalam ruangan sebelah sini, ia berharap cara ini dapat berhasil membodohi Billy.
Sudah tengah malam pun bar itu masih hidup.
Tracy menghitung waktu dan menunggu pesan dari Danny.
Akhirnya pada pukul empat subuh, Danny mengirimkan pesan: “OK!”
Tracy lekas kembali ke tempat sebelumnya, Danny telah menunggu di samping jendela sana. Ketika
melihat Tracy datang, ia segera memberi kode.
Wanita di dalam ruangan telah keluar, ia mengeluh sambil memeluk pinggangnya, “Tubuh Pria ini kokoh
sekali. Total melakukannya sebanyak lima kali, sekarang ia sudah kelelahan tertidur di sana…”
“Sstt, cepat pergi.” Danny mendesaknya dengan suara kecil.
Wanita itu memeluk pinggangnya dan buru-buru pergi.
Tracy kembali masuk dari jendela, lalu memberi kode kepada Danny mengisyaratkannya cepat pergi.
Danny agak cemas, tetapi agar tak mengacaukan rencana. Lebih baik menutup jendela dan buru-buru
pergi. Dalam ruangan itu gelap gulita, di luar ruangan tetap saja ramai.
Billy berbaring menyamping di atas sofa. Ia mendengkur sedikit, benar-benar tertidur lelap.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtPakaian Billy berserakan di lantai, di sebelahnya ada tumpukan sampah. Di dalam kamar ada bau
khusus yang meruak, dapat dilihat telah terjadi pertempuran hebat tadi.
Kedua pengawal sudah berjaga semalaman, mereka menguap sepanjang hari dan kelelahan. Mau tak
mau mereka mengeluh, “Di dalam sudah tak ada suara, seharusnya sudah selesai, ‘kan? Kalau begitu
kita gantian tidur saja?”
Tracy merobek kerah pakaiannya dan mengacak-acak rambut. Memasang ekspresi dan berpura-pura
menerobos keluar dari ruangan dengan antusias.
“Ugh…” Kedua pengawal itu terkejut, mereka tertegun sejenak, lalu menghalanginya, “Presdir Daniel
belum bangun, kamu tak boleh pergi.”
“Enyah.” Tracy mendorong mereka dengan marah.
“Maaf.” Kedua pengawal tetap memilih menghalanginya, tak membiarkannya pergi.
Ketika Tracy saling dorong mendorong dengan pengawal, Billy yang berada dalam ruang terbangun
karena berisik. Ia tampak mendengar suara samar-samar, tetapi ia berusaha membangunkan dirinya…
Di saat ini, Naomi dan Cecil juga tiba dan melihat dari kejauhan, Tracy sedang dihalangi kedua
pengawal. Mereka marah dan lekas maju menghajar dua pengawal itu.
Tracy mau tak mau tercengang, kenapa mereka bisa kemari?
“Nona Tracy, Anda baik-baik saja?”
Naomi dan Cecil terkejut saat melihat pakaian Tracy yang berantakan dan rambut kacau.
“Aku…” Tracy baru saja hendak bicara, terdengar perintah dingin dari dalam ruangan, “Berhenti!”
Kedua pengawal itu lekas berhenti, pas sekali Cecil dan Anne sedang memberi pukulan kepada mereka.
Kedua orang itu dihajar hingga terjatuh ke lantai.
“Dasar tak berguna.”
Billy sama sekali tidak melakukan apa-apa terhadap Cecil dan Anne, melainkan memaki pengawalnya
sendiri. la merasa dua pria pengawal ini sangat memalukan.
Kedua pengawal bangkit dari lantai. Mereka tak terima tetapi juga tak berani bicara.
“Nona Tracy…”
Naomi melihat Billy yang bertelanjang dada, hanya mengenakan celana, kemudian ruangan itu tampak
kacau. Mau tak mau wajah Naomi berubah dan ada rasa perasaan kuat dari dalam hatinya…
“Sayangku, kenapa kamu bangun begitu cepat??”
Tatapan mata Billy berubah menjadi panas membara lagi begitu teringat kehangatan tadi malam. la
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmengulurkan tangan mengelus wajah Tracy.
Tracy menghindar dengan jijik dan memelototinya dengan marah.
“Jangan memandangku seperti itu.” Billy memandangnya dengan lembut, “Bubur telah menjadi nasi,
lebih baik kamu menyerahlah!”
“Apa kamu bilang?” Naomi membelalakkan mata terkejut dan menatap Billy dengan tatapan tak percaya,
“Kamu…”
“Dasar brengsek!”
Terdengar sebuah raungan yang emosional, sebelum mereka bereaksi, Thomas tiba-tiba mendekat dan
memberi pukulan keras kepada Billy.
Billy dihajar hingga mundur beberapa langkah, hidungnya mengalir darah segar.
“Presdir Daniel…” Pengawal lainnya lekas menahan Thomas, “Thomas, apa yang kamu lakukan? Kamu
gila? Berani-beraninya menghajar Presdir Daniel?”
“Sialan, tangkap dia.”
Billy memaki sambil menggertakkan gigi.