- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1604
“Obat pil yang ditinggalkan Mami?” Tracy terkejut, “Astaga, Biti, obat tak boleh sembarangan makan.”
Setelah bicara, ia lekas meminta orang memanggil Dokter Heidy, takut terjadi sesuatu dengan
Tini.
Bagaimanapun, Biti baru berumur dua tahun lebih, sedangkan obat itu tidak tahu digunakan untuk
menyembuhkan penyakit apa. Jika Tini salah makan obat, maka akan sangat gawat.
Heidy awalnya sudah tertidur, begitu mendengar Biti memberi Tini makan obat tak jelas. Ja bergegas
bangun dan mengomel. “Kalian begitu banyak orang, malah tak mampu menjaga satu anak kecil dengan
baik.”
“Maaf, Dokter Heidy mengganggumu tengah malam.” Tracy lekas meminta maaf, “Sebenarnya ini adalah
kelalaian kami. Aku sudah menghubungi rumah sakit, besok pagi bisa mengantar Tini ke sana, tapi
sekarang membutuhkanmu pergi melihat keadaan Tini sebentar. Aku takut terjadi sesuatu dengannya.”
Dokter Heidy terpaksa memeriksa Tini dulu.
Saat ini waktu menunjukkan pukul dua subuh, Biti menguap lebar sambil mengucek–ucek mata.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtWajahnya tampak lelah, Naomi sedih melihatnya, jadi akhirnya menggendongnya dan mengantarkannya
kembali ke kamar dulu.
Walaupun mereka merasa Biti melakukan kecerobohan besar, tapi niatnya baik. Ia hanya mencemaskan
kakaknya…
Ketika naik ke lantai atas, Naomi menenangkan Biti, “Bibi bukan sengaja ingin mengkritikmu, Bibi hanya
mencemaskan Tini, jadi tadi ia agak keceplosan bicara, kamu jangan sedih.”
“Aku tahu…”
Setelah Heidy memeriksa Tini, ia pun terkejut, “Anch sekali, demam anak ini tiba–tiba menurun,
kondisinya juga menjadi lebih baik.”
“Hah?” Tracy sangat terkejut, “Benarkah?”
“Coba aku tes darah dia lagi.” Heidy lekas mengambil darah Tini untuk diperiksa, “Hasilnya akan segera
kita ketahui.”
“Baik.” Tracy tak berani pergi tidur, ia menunggu di kamar pasien.
Setengah jam berlalu, Heidy buru–buru jalan mendekat sambil memegang hasil laporan laboratorium. Ia
berkata dengan semangat, “Ada perubahan dalam darahnya, walaupun hanya membaik sedikit, tapi
sudah menuju ke arah yang lebih baik.”
“Bagus sekali!” Tracy senang, “Tampaknya aku terlalu berpikir negatif, obat itu sungguh berguna.”
“Benar, benar.” Heidy juga sangat senang, “Kamu coba tanya, obat apa yang diberikan Biti pada Tini?
Apa masih ada?”
“Oke, aku coba tanyakan.” Tracy buru–buru menuju kamar Biti.
Di saat ini, Naomi baru saja selesai memandikan Biti dan sedang menggendongnya kembali ke ranjang.
Biti mengucek mata, ia tampak mengantuk.
“Biti….” Tracy bergegas jalan mendekat dan menarik tangan kecilnya sambil bertanya, “Apa kamu tahu?
Obat yang barusan kamu berikan ke Tini efektif sekali. Demam Tini sudah turun. Sekarang. kondisinya
juga sudah lebih membaik. Kamu telah menyelamatkan Tini. Kamu hebat sekali!”
“Benarkah?” Biti sangat senang, ia tahu pengobatan dari Maminya pasti berguna..
“Obat yang Mami tinggalkan apa masih ada?” Tracy buru–buru bertanya, “Makan sekali, belum pasti
membaik sepenuhnya, mungkin harus makan beberapa kali, jadi…”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Tidak ada lagi.” Biti menggelengkan kepala, “Tapi, aku rasa Tini akan membaik, tidak perlu ke rumah
sakit juga tak apa.”
“Tidak ada lagi?” Tracy agak kecewa, “Kalau begitu, kamu tahu itu obat apa? Atau apakah obat itu ada
kemasan luarnya?”
“Tidak ada.” Biti menggelengkan kepala lagi, “Obat itu dibuat Mami sendiri, tidak ada kemasan luar, juga
tidak ada nama.”
“Baiklah….” Dalam seketika hati Tracy menjadi lesu, “Kalau begitu kamu istirahatlah, Bibi tidak akan
mengganggumu lagi.”
“Iya, selamat malam. Bibi.” Biti melambaikan tangan padanya.
Tracy hendak pergi, tiba–tiba ia menemukan daun berlumpur di ambang jendela. Ia tercengang sejenak,
lalu pergi menutup jendela. Di saat ini, ia tiba–tiba menyadari salah satu ranting pohon osmanthus ada
yang berubah bentuk karena dipijak…..
la tiba–tiba menyadari sesuatu, lalu menoleh bertanya pada Biti, “Biti, obat itu, dari mana kamu
menemukannya?”
“Mami yang meninggalkan sebelumnya, aku selalu membawanya di dalam tas.”
Biti menjawab dengan setengah mengantuk, lalu memeluk bantal kecilnya dan tertidur.