- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1614
“Aku tak tertarik.” Tracy bahkan tak berpikir ingin menerimanya, malah menjawab dengan dingin, “Aku
hanya ingin tahu keberadaan putraku. Mereka belum kembali, batiku tidak akan tenang…”
“Aku tahu.” Billy memandangnya dengan sedih, mengulurkan tangan mengelus wajahnya, “Kantong
matamu hitam, beberapa hari ini tak tidur dengan baik?”
Tracy mundur beberapa langkah sambil menghindari tangannya, “Bantu aku selamatkan anakku dulu.
Jika anakku kembali, semuanya mudah dibicarakan. Tidak bertemu anakku, aku tidak akan
menyetujuimu.” ucapnya sambil mengernyitkan kening.
“Maksudmu, setelah menyelamatkan anakmu, kamu bersedia menjadi wanitaku?” Billy menatapnya
penuh arti, “Begitukah?”
Tracy menundukkan kepala, tak berani melihat matanya. Tetapi ia tetap menjawab sambil
menggerakkan gigi, “Iya.”
“Tapi, jika kamu tidak bersedia menjadi wanitaku, bagaimana bisa aku membantumu menyelamatkan
anakmu?” Billy berkata dengan persuasif, “Jadi, ini semua adalah paradox!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Semalam bukankah sudah…”
Pada akhirnya Tracy tak mampu membicarakan hal menjijikkan itu, ia terdiam setelah mengatakan
setengah kalimat.
“Benar sekali, semalam kita sudah tidur bersama. Ini adalah kenyataan, sekarang kenapa kamu
melunjak lagi? Lebih baik lepaskan egoniu, baik–baik menjadi wanitaku!”
Billy tak bisa melakukan hal lain, tetapi ia sangat pandai berurusan dengan wanita.
“Selama kamu bersedia menjadi wanitaku, aku baru menganggap masalahmu sebagai masalahku
sendiri dan akan membantu mencari anakmu sepenuhnya.”
Akhirnya Tracy paham, jika ingin membujuknya di dalam situasi ini adalah hal mustahil.
Billy seperti anjing liar yang kelaparan, hatus memakan dagingnya dulu, baru akan memberinya
keuntungan.
“Sudahlah, jangan marah lagi.” Billy mengelus wajah Tracy dan membujuknya dengan lembut, “Aku
sudah menyiapkan alkohol. Kita minum sedikit saja, semalam kamu juga minum dulu, baru tubuhmu bisa
santai. Hari ini minum agak banyak, agar tubuhmu lebih nyaman.”
Setelah bicara, ia mengangkat dua gelas anggur dan menyerahkan salah satu gelas kepada Tracy…
Tracy menerima gelas itu dan meminumnya habis..
“Anak baik!” Billy tersenyum puas, lalu menghabiskan anggur di dalam gelasnya, kemudian menuangkan
alkohol setengah gelas ke dalam dua gelas itu dan bersulang dengan Tracy.
“Aku sudah kemari, tak akan bisa lari. Kamu beritahu aku dulu, anakku ada dimana?”
Tracy tidak minum kali ini, melainkan menunggu Billy mengatakan petunjuknya.
“Kamu buka, lihat saja.” Billy menunjuk kotak perhiasan itu.
Tracy agak ragu–ragu, lalu pada akhirnya membuka kotak itu, di dalamnya ada setumpuk foto…
la melihat fotonya, semuanya adalah foto Carlos dan Carles yang sedang diculik. Ia terkejut dan buru–
buru bertanya, “Dari mana kamu mendapatkan foto–foto ini?”
“Kamu tak usah pedulikan hal ini, tapi kamu dapat menemukan lokasinya berdasarkan foto ini.” Billy
berkata dengan penuh arti, “Kamu bisa menyerahkan foto ini pada pengawalmu, minta mereka selidiki.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmTracy lekas memotret foto itu dan mengirimkannya pada Jeff, berpesan padanya untuk mencari
berdasarkan petunjuk dari foto ini.
“Lihat, aku tidak membohongimu, ‘kan?” Billy menatap Tracy sambil tersenyum, “Sudah kubilang,
kamu pasti suka hadiah ini!”
“Billy!” Tracy mendongak dan memelototinya dengan marah, “Karena kamu bisa mendapatkan foto ini, berarti kamu sudah tahu anakku disekap di mana. Kenapa tidak langsung memberitahuku?”
“Benar sekali, aku memang tahu.” Billy tidak menyangkal, “Tapi jika aku langsung memberitahumu,
memangnya kedepannya kamu masih bersedia bertemu denganku?”
“Kamu….” Tracy murka hingga urat birunya menonjol.
“Jika kamu tak begitu keras kepala, jika kamu bersedia bersamaku, mungkin sudah sejak awal aku
memberitahumu alamatnya. Putramu juga dapat secepatnya diselamatkan…”
Billy duduk di atas sofa, menatapnya dengan mata berkobar–kobar.
“Tracy, sekarang kamu masih punya kesempatan. Tunjukkan keramahan dan ketulusanmu baik–baik.
Malam ini aku akan langsung memberitahumu alamatnya.
Sebenarnya aku ini sangat sederhana. Selama kamu melayaniku dengan tulus, aku tidak akan
mengecewakanmu!!”