- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1615
“Kamu benar–benar najis!!”
Kalimat ini hampir saja diucapkan keluar oleh Tracy, tetapi ia tak mengatakannya.
Memang masalah anak tak bisa ditunggu lagi.
Mereka masih kecil, tidak akan tahan dengan penderitaan.
Beberapa hari ini setiap kali ia menutup mata. Tracy selalu teringat video mereka ditembak pistol air.
Hari ini juga bermimpi mereka berdua terluka dan seluruh tubuh penuh dengan lumuran darah….
Hingga sekarang jantungnya seperti tercabik–cabik, tak bisa bernapas.
la harus secepatnya menyelamatkan mereka, tak boleh ditunda lagi…
“Katanya seorang ibu rela melakukan apa saja demi anaknya. Tapi kamu, tampaknya tak mencintai
putramu.”
Billy sengaja memprovokasinya.
“Mereka sudah diculik selama tiga hari. Setiap hari disiksa secara tak manusiawai. Kamu malah masih
ragu- ragu di sini. Kamu tak ingin merendahkan kepalamu yang terhormat itu dan berbaikan denganku?
Kamu harus tahu, kamu sudah menjadi wanitaku. Jika kamu menemaniku tidur beberapa hari lagi, kamu
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇttidak akan kekurangan apa pun. Tapi mereka tidak sama, siapa tahu sekarang jari tangan mereka sudah
dipotong…”
“Cukup!!!” Akhirnya Tracy tak tahan lagi dan berteriak marah, “Billy, jika terjadi sesuatu dengan anakku,
aku tidak akan melepaskanmu.”
“Bukan aku yang menculik mereka.” Billy mengangkat bahu dengan wajah tak bersalah. “Aku sedang
membantumu menyelamatkan mereka, kamu malah menyalahkanku. Baiklah, karena kamu begitu kesal
padaku, aku pergi saja.”
Setelah bicara, ia berdiri hendak berjalan keluar….
“Tunggu sebentar.” Tracy buru–buru menghentikannya.
“Hm?” Billy menghentikan langkah kakinya, namun tak menoleh, “Kenapa?”
Hati Tracy benar–benar jijik ketika melihat Billy yang jual mahal, tapi demi menyelamatkan anak, ia
menahan emosinya, “Setelah malam ini, kamu harus memberitahuku alamat detilnya.”
Ketika bicara, ia hendak menaruh obat di dalam gelas, tetapi lemari alkohol di sampingnya ada cermin.
Segala tindakannya dapat terlihat oleh Billy.
Jadi, ia pun menyerah.
“Selama kamu menurutiku, itu tidak masalah.” Billy membalikkan badan dan menatapnya dengan dalam,
“Kamu tahu, yang kuinginkan hanya kamu!”
“Aku pergi mandi…” Tracy masuk ke dalam kamar mandi dengan lemas.
“Benar–benar anak baik!” Dalam seketika, alis Billy terangkat dan bersukacita, “Cepat mandi, aku akan
menunggumu.”
Setelah bicara, ia mulai melepaskan pakaiannya dengan gembira….
Tracy tiba di kamar mandi dan memandang dirinya di cermin, ia merasa dirinya sangat hina.
Tetapi sekarang, ia tak punya rencana lalu…
Sekarang tidak ada orang yang dapat bertukar posisi dengannya, juga tak ada cara untuk menaruh obat.
Bagaimana ini?
Jangan–jangan sungguh harus…
Pada saat ini, hati Tracy sangat kacau dan sangat tersiksa.
“Tracy, ayo kita mandi bersama, coba buka pintu.” Billy berseru dari luar.
Kedua tangan Tracy di letakkan di atas wastafel, sama sekali tak memedulikannya.
Pikirannya sedang berpikir jauh, sedang memikirkan strategi…
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmTetapi di saat ini, kenop pintu sudah diputar.
“Tracy!” Billy hendak masuk ke dalam.
Tracy ingin mengunci pintu kembali. Di waktu yang bersamaan, tiba–tiba terdengar suara ketukan pintu
dari luar dan juga terdengar suara orang yang sedang berbicara…
Tracy berada di kamar mandi, sama sekali tak mendengar dengan jelas.
Billy sangat bersikap waspada, ia lekas membuka pintu, “Apa kamu bilang?”
“Orang dari keluarga Amberson datang.” Pengawal lekas berkata, “Sudah tiba di lantai bawah.”
“Siapa?” Sammuel?” Jelas sekali, Billy agak panik.
“Mobil keluarga Amberson…”
“Jaga bagian lift, jangan biarkan mereka kemari.”
Setelah Billy bicara, ia buru–buru kembali ke kamar dan mengetuk pintu kamar mandi, “Tracy, Tracy!”
Tracy lekas membasahi tubuhnya, seolah ia sungguh–sungguh telah mandi, lalu ia berjalan membuka
pintu, “Kenapa? Aku belum selesai mandi.”
Billy melihat tubuhnya yang basah, selutuh tubuh Tracy menunjukkan godaan tak tertahankan yang membuatnya menggila.
Tetapi dengan cepat ia sadar, “Orang dari keluarga Amberson datang, cepat pergi!” ucapnya dengan
buru–buru.