- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1618
“Benar juga.” Frisca mendesah lagi dan menghiburnya “Orang akan selalu sadar dan kembali pada
waktunya.”
Billy tak bicara, lanjut minum alkoholnya.
Sekarang ia hanya dapat menggunakan cara ini untuk menyembunyikan perasaannya, agar ia tak
menyinggung dua wanita karena kata-katanya yang salah.
“Jangan minum terlalu banyak.” Frisca mengingatkannya dengan lembut, “Kesehatanmu masih belum
pulih sepenuhnya.”
“Tubuhku sangat sehat…” Billy tersenyum pahit, “Nona Frisca, mari, temani aku minum.”
“Ini….”
Awalnya Frisca agak ragu-ragu, tetapi melihat suasana hatinya yang tampak lesu. la tak tega padanya,
pada akhirnya mengangkat gelas alkohol itu.
Kedua orang itu minum sambil mengobrol, tak terasa sudah minum habis dua botol anggur.
Biasanya Billy sangat kuat minum, minum sedikit anggur bukan apa-apa baginya. Tetapi entah kenapa,
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsekarang ia merasa tubuhnya sangat panas…
Ketika melihat Frisca di hadapannya, rasanya muncul suatu hasrat pria.
Sedangkan Frisca, sebenarnya tidak minum terlalu banyak. Tiga empat gelas anggur sama sekali tak
mempengaruhinya.
Namun, sekarang ia juga mulai sulit bernapas, pandangannya agak buram. Ia memandang “Daniel”
dengan penuh kasih sayang dan bergumam pelan, “Presdir Daniel, Presdir Daniel…”
“Sstt jangan memanggilku Presdir Daniel.”
Billy duduk semakin dekat dengannya hingga menyentuh Frisca. la merangkul Frisca dalam pelukannya,
bibir tipisnya menyentuh kening Frisca yang panas, seperti air hujan menetes wajahnya…
Frisca menatap “Daniel” di hadapannya adalah pria yang ia cintai selama ini. Hatinya bergejolak seolah
di sihir. Ia mengulurkan tangan mengaitkan lehernya dan menciumnya dengan sukarela.
Billy tak lagi menahan diri, ia menekan Frisca di sofa dengan lancang…
Di dalam kamar mandi, Tracy yang mendengar suara aneh ini mau tak mau wajahnya memerah.
la tahu Billy adalah pria tak tahu malu, tetapi tak disangka Frisca pun begitu cepat tenggelam dalam
ucapannya..
Baru minum anggur sedikit, kenapa sudah….
Tracy mengernyitkan kening. la agak ragu, apakah harus keluar untuk menghentikan mereka atau tidak.
Hal seperti ini memang tak seharusnya ia ikut campur.
Tetapi bagaimana pun juga, Frisca selalu membantunya. Ia tak bisa melihatnya ditipu begitu saja…
Ketika memikrikan ini, Tracy hendak keluar menghentikan mereka. Tetapi baru saja ia membuka pintu,
ada sebuah tangan besar menggunakan sapu tangan menutup hidungnya…
Sebuah aroma tajam tercium, kemudian di hadapannya muncul sebuah wajah dingin, lalu Tracy pun
pingsan secara perlahan-lahan.
Orang itu menyeret Tracy dari balkon. Di atas sofa, kedua orang yang sedang berciuman berapi-api,
sama sekali tak menyadari keadaan sekitar.
Pria dengan bekas luka pisau menggendong Tracy di pundaknya, lalu dengan cepat kembali ke kamar
sebelah dan melemparkannya ke lantai dengan kasar, “Tuan, orangnya sudah kubawa.”
Sammuel sedang duduk di atas sofa sambil merokok. Ketika melihat Tracy yang tak sadarkan diri, ujung
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmbibirnya terangkat senyum menyeringai, “Ingin melawanku? Kamu masih lemah!”
“Nona kedua dan Billy itu sudah….” Pria dengan bekas luka pisau melapor
“Bagus sekali.” Sammuel tersenyum bangga, “Setelah mereka tidur, maka mereka akan segera
menikah, kemudian… hehe…”
“Selamat, Tuan!” Beberapa pengawal di belakangnya memberi selamat.
“Bagaimana dengan wanita ini?” Pria dengan bekas luka pisau bertanya, “Dibunuh?”
“Hadiah untuk kalian.” Sammuel menghembuskan asap cerutu, lalu berdiri ingin meninggalkan tempat
itu.
“Terima kasih, Pak!”
Beberapa pria mesum itu mendekat, ketika ingin mengulurkan tangan menarik baju Tracy.
Tiba-tiba ponsel Tracy bergetar dan jatuh ke atas lantai. Tampilan ponsel menunjukkan: Kakak!
“Di saat ini, kakakmu tak akan mampu menyelamatkanmu!”
Seorang pria mesum menendang ponsel itu.
“Tunggu sebentar.” Sammuel langsung berubah pikiran ketika mendengar ucapan itu, “Lepaskan….”
Sebelum ucapannya selesai, Tracy tiba-tiba membuka mata. Satu kakinya menendang pria malang di
hadapannya, lalu merebut pistol dari pinggang pria itu dan berseru marah, “Semuanya menyingkir!!!”