- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1627
Karena terpaksa oleh situasi, tidak peduli betapa tingginya harga diri Daniel, dia hanya bisa menahan
amarahnya dan memohon padanya dengan hati-hati: “Aku tidak bisa bergerak sekarang, hanya bisa
meminta bantuanmu. Tabib Dewa yang baik hati dan mulia, tolong bantulah aku.”
“Nah, begini baru benar.” Dewi mengangkat sudut bibirnya dengan puas, “Jangan khawatir, tunggu
sampai aku selesai memakan kaki babi ini, aku akan membantumu.”
“…….
Daniel tidak bisa berkata apa-apa, ternyata hal yang terpenting bagi wanita ini adalah makan.
Sebelumnya dia membantunya mengoperasikan laptop selama satu jam, lalu dia bilang mau pergi
makan. Saat Daniel bangun tidur, dia sudah menghabiskan sepanci nasi daging babi, sekarang masih
menggerogoti kaki babi.
Apakah dia mau makan sampai matahari terbenam?
Daniel sangat frustrasi, dia menatap laptop yang berada tepat di depannya, tetapi dia tidak bisa
bergerak.
Dia mencoba mengangkat tangannya, tetapi tangannya seperti di paku, meskipun sudah berusaha
sekeras apapun, tetap tidak bisa bergerak.
Sekarang seluruh tubuhnya hanya kepala dan leher yang bisa bergerak, bahkan memegang laptop pun
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtdia tidak bisa…
Setelah mencoba untuk waktu yang lama, selain membuat dirinya berkeringat di sekujur tubuh, yang
lainnya tidak bisa dilakukan,
“Sudah, sudah, sini aku bantu.”
Dewi akhirnya selesai memakan kaki babi itu, mencuci tangannya, dan datang untuk membantu…
“Cepat, buka emailku dulu. Di halaman web ada histori akun, masukkan kata sandi…”
“???”
“Sama seperti yang aku sebut sebelumnya.”
“Sudah lewat beberapa jam, kamu pikir aku masih ingat?”
“Kata sandinya adalah……”
“Bicara pelan-pelan, panjang sekali, aku mana mungkin ingat.”
“Apa kamu ikan mas? Hanya punya ingatan selama tujuh detik?”
“Kalau kamu bicara omong kosong lagi, aku tidak akan membantumu lagi.”
“Oke, oke, aku sebutkan pelan-pelan…”
“Sebutkan huruf demi huruf.”
“…OKEI”
“Aku beri tahu ya, biaya ini akan dihitung secara terpisah dari biaya pengobatan, nanti aku akan
menulisnya di buku catatanku.”
“…kamu sudah menginginkan setengah dari harta kekayaanku, masih mau tambah lagi?”
“Memangnya tidak boleh minta 60%, 70% atau selebihnya??”
“…Kejam!!!”
“Hehe, ini namanya orang yang mampu melakukan lebih banyak pekerjaan!!!”
“Aku tidak percaya, aku tidak bisa menghadapimu…” Daniel menggertakkan giginya dan bergumam.
“Apa katamu?”
“Tidak, aku bilang, kamu sungguh berprestasi…”
“Sial, kata sandimu panjang sekali, sangat merepotkan, salah ketik lagi, sungguh menjengkelkan…”
“Malam ini, saat pergi ke Vila Sisi Utara, cari resep obat itu dan sembuhkan aku secepat mungkin, agar
kamu tidak perlu selelah ini.”
“Kamu pikir aku tidak mau? Aku sudah mencari di seluruh tubuh orang koma itu, tapi tetap tidak
menemukan resepnya.”
“Mungkin di simpan oleh Naomi. Mungkin mereka telah menyadari bahwa kamu pergi ke sana, tapi
mereka tidak mempertimbangkan masalah ini sebelumnya. Malam ini harusnya mereka akan menaruh
resepnya di baju Ryan. Coba kamu cari lagi.”
“Kalian ini benar-benar merepotkan, melakukan sesuatu dengan menebak-nebak, rumit sekali.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Kalau begitu, kamu antar aku kembali ke Vila Sisi Utara, tidak akan rumit.”
“Jangan bermimpi! Jika kamu kembali, dari mana aku akan mendapatkan setengah hartaku itu?
Keluarga Wallance sekarang sudah dikuasai orang lain, apa kamu masih punya uang untuk diberikan
padaku?”
“Baguslah kalau kamu tahu, cepatlah…”
“Hm, rasanya sekarang semua harta asetmu itu semuanya milikku!!!”
Daniel sungguh kehabisan kata-kata, kenapa mendadak menjadi miliknya??
“Katakan kata sandinya lagi, cepat!”
“Kamu bisa lebih fokus tidak? Hanya 14 huruf, kamu sudah berkali-kali mengetiknya, tapi tidak pernah
benar.”
“Kamu sedang memberiku pelajaran?” Dewi menyipitkan matanya, wajahnya terlihat muram.
“Tidak.” Daniel dengan cepat mengaku salah, “Aku sedang memberi pelajaran pada diriku sendiri,
kenapa tidak memberitahumu dengan jelas…”
“Sebutkan huruf demi huruf, dan katakan pelan-pelan.”
“Kalau terlalu lambat, sistem akan secara otomatis berhenti, ada pengaturan anti-maling.”
“Sungguh merepotkan……”
Daniel sudah hampir mati karena emosi, kalau saja dia bisa bergerak, kalau saja otak Dewi bisa sedikit
lebih normal, kalau saja tingkat kecerdasannya bisa mencapai tingkat sekolah dasar, dia juga tidak akan
seperti
ini…