- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1660
Ucapan Sammuel sangat jelas, sayangnya sekarang Billy sudah tidak bisa mendengarnya.
Gejala flunya semakin parah, tubuhnya sangat tidak nyaman. Selain itu, tes darah di rumah sakit Kota Angin
memastikan bahwa dia sudah diracuni. Saat itu, dia langsung tercengang......
Masih belum sempat mencari Sammuel untuk menanyakan situasi jelasnya, ia malah sudah ditangkap oleh
orang-orang Sammuel....
Kemudian, keduanya berdebat. Sammuel menjelaskan padanya, memintanya untuk menandatangani surat
perjanjian pengalihan saham. Dia menolak, Sammuel menembak dan membunuh pengikutnya dengan keji di
hadapannya.
Serangkaian tindakan ini benar-benar membuat Billy tercengang......
Dia tahu bahwa Sammuel ambisius dan berniat buruk. Tapi tidak disangka, dia malah begitu gila, sekarang
bahkan tidak basa-basi, langsung menggunakan kekerasan.
Jadi, mana mungkin Billy bisa percaya pada ucapan Sammuel lagi?
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Tanda tangan.” Sammuel mengerutkan kening, mendesak lagi, “Setelah tanda tangan, kamu masih bisa
menjadi Presdir Daniel dengan tenang. Kalau tidak......"”
Dia menunjuk kedua mayat di lantai dengan kaki, terdapat cahaya dingin di sorot mata, “Kamu tahu akibatnya.”
Billy menggertakkan gigi, memelototi Sammuel, kobaran amarahnya hampir menembak keluar dari mata, ia
mengepal tinju dengan sangat erat......
Tapi dia tidak bertindak, karena dia tahu bahwa sekarang dia tidak bisa mengalahkan Sammuel.
Memang benar. Kalau tidak menandatanganinya, hari ini dia jangan harap bisa keluar dari ruangan ini hidup-
hidup.
Karena itu, Billy berusaha menahan amarah, mengambil pena dengan tangan yang penuh darah,
menandatangani surat perjanjian pengalihan saham dengan nama “Daniel”.
“Bagus sekali!” Sammuel tersenyum puas, “Tidak sia-sia sudah berlatih tanda tangan selama setengah tahun.
Sekarang tanda tanganmu sama persis dengan milik Daniel.”
Billy tidak bicara, hanya memelototinya dengan marah.
“Bawa suamimu pergi beres-beres, malam ini tinggal di sini.” Sammuel berkata pada Frisca.
“Baik, Ayah.” Frisca menjawab sambil menunduk, lalu melihat Billy dengan tatapan dingin, “Ayo pergi.”
Billy melihat kedua mayat itu, terdapat rasa bersalah di sorot matanya, tapi ia memalingkan wajah dengan
cepat, pergi bersama Frisca.
Pengawal dan pelayan yang berjaga di luar sama sekali tidak terkejut saat melihat Billy yang berlumuran darah,
malah sudah terbiasa.
Bahkan bibi pembersih juga hanya meliriknya dengan tenang, lalu terus bekerja.
Bisa dilihat bahwa hal-hal seperti ini sering terjadi di Keluarga Amberson.
Frisca membawa Billy ke kamarnya, memerintahkan orang untuk memandikan dan mengganti pakaiannya. Lalu,
dia sendiri duduk di sofa di ruang tamu kecil sambil minum anggur.
Pada saat ini, suasana hati Frisca sangat rumit, mempertimbangkan pro dan kontra, menilai situasi......
Otaknya seperti sebuah kalkulator yang dengan cepat menghitung konsekuensi dari dua pilihan, sebenarnya
mana yang benar......
Keluar!”
Billy keluar dari kamar mandi, tubuhnya tetap dipenuhi aura permusuhan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Beberapa pelayan itu segera mundur sambil menunduk.
Di kamar hanya tersisa Billy dan Frisca. Billy membawa segelas anggur, menghampirinya dengan perlahan-
lahan......
Suasana sangat berbahaya.
Frisca mengerutkan kening, bangkit dan hendak pergi. Tapi Billy tiba-tiba menerkamnya seperti binatang buas,
menekannya di sofa, menggertakan gigi dan berteriak-
“Ayahmu memintamu untuk menikah denganku, hanya ingin kamu mewarisi hartaku, lalu membiarkan aku mati
keracunan. Aku beri tahu, aku bukanlah orang yang lemah. Meskipun mati, aku juga akan menyeretmu.”
Selesai bicara, dia mencekik Frisca dengan kuat, sorot matanya dipenuhi dengan niat membunuh, benar-benar
ingin mencekiknya sampai mati........
“Uhuk, uhuk, uhuk!”
Frisca berusaha melawan, tapi dia sama sekali tidak bisa melawan seorang pria kuat, sama sekali tidak bisa
melepaskan diri......
Tepat di saat dia hampir kehabisan napas, tiba-tiba tangannya yang panik menyentuh sesuatu, mengambil dan
menghantamnya ke kepala Billy.