- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1753
Hati Bos Kasino Flames kacau, malam ini, ia melelang wanita ini awalnya ingin menyenangkan hati Lorenzo, tak
disangka masalahnya malah menjadi seperti ini.
Jika Lorenzo sampai hilang kesabaran, dia tidak akan bisa melihat matahari besok.....
Kelima pengawal berkulit hitam itu segera mendekati Dewi, ingin menangkapnya.
Dewi langsung menarik pelatuknya dan mengarahkan bidikannya ke Lorenzo.
Bos Kasino Flames membelalakkan matanya, menatap pelurunya dengan panik.
Waktu seolah berhenti, udara tiba-tiba membeku.
Di momen kritis itu, hanya terlihat sebuah cahaya yang menyilaukan.
Terdengar bunyi “Dor”, lalu terdengar jeritan, ada cipratan darah....
Dewi mundur beberapa langkah, memegang tangannya yang terluka, melihat belati bulan sabit yang tertancap
di kandang perak dan pistol yang terbelah dua jatuh ke lantai, dia tertegun!!
Di saat dia menembakkan pistol, sebuah pisau belati terbang ke arahnya, dengan kuat membelah peluru itu, lalu
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmembelah pistol di tangannya menjadi dua dan melukai pergelangan tangannya.
Apakah ini nyata?
Dewi tidak percaya pada matanya sendiri, tapi pisau belati yang tertancap di kandang perak dan pistol yang
terbelah dua itu masih ada, sungguh nyata.
Dewi mendongak melihat Lorenzo. Kali ini, tatapannya penuh hormat, siapa pria ini? Kenapa punya kehebatan
yang begitu luar biasa?
Lorenzo langsung meminum habis bir yang ada di gelas dan menatapnya, “Kamu harusnya bersyukur karena
kamu begitu percaya diri. Kalau tidak, bukan pistol yang dibelah oleh belati itu, melainkan lehermu!”
Suaranya dingin bak embun beku, tidak ada kehangatan sedikitpun.
Dewi melihatnya sambil mengernyitkan dahi, tanpa sadar dia mengepalkan tinjunya.
“Tidak tahu kemampuan sendiri!!!” Lorenzo menyeringai mengejek, “Tidak mahir, malah pamer di depan orang.
Tangkap dia!”
Dua orang berkulit hitam maju untuk menangkap Dewi dan memelintirnya.
Ketika Dewi ingin melawan, seorang pria berkulit hitam langsung menginjak rantai di kakinya, kakinya tidak bisa
bergerak.
Beberapa orang berkulit hitam lainnya juga mengelilinginya, Dewi mengerutkan dahinya, tahu kalau dirinya
tidak bisa kabur lagi.
“Aku menghabiskan uang banyak untuk membelimu. Meskipun kamu kuda liar, malam ini aku harus
menidurimu.”
Edward membawa belasan pengawal ke panggung, semua pengawal memiliki pistol.
Orang berkulit hitam itu bersiap menyerahkan Dewi pada Edward, Dewi panik, dia mendongak menatap
Lorenzo.
Lorenzo sudah pergi, tidak tertarik sama sekali padanya. Melihat Lorenzo ingin turun ke koridor, tiba-tiba dia
berteriak, “Tolong aku!”
Tiba-tiba Lorenzo menghentikan langkahnya, menoleh dan menatapnya dengan menghina, “Berikan aku satu
alasan.”
“Aku akan ke sana untuk memberi tahumu.”
Dewi mendorong pengawal yang menahannya, dengan sekuat tenaga menarik pisau belati di sangkar dan
berjalan ke arah Lorenzo dengan bertelanjang kaki.
Tak ada yang berani menghalanginya, karena Lorenzo tidak melarangnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Meski Edward merasa kesal, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Kain tile berwarna putih mengikuti langkahnya yang lembut, terlihat pahanya yang halus dan lembut, dia seperti
bunga yang sedang mekar, memancarkan aura menggoda.
Sepanjang perjalanan, semua tatapan pria tertuju padanya.
Sedangkan, Lorenzo malah tetap dingin, diam dan sama sekali tidak terpengaruh ....
Semua orang menantikan pertunjukkan bagus, entah trik apa yang akan wanita ini pakai untuk membujuk pria
misterius ini agar menolongnya, pria di depannya ini jelas-jelas tidak tertarik dengannya.
Setelah sampai di hadapan Lorenzo, Dewi memberikan pisau belati itu padanya, “Pisau belatimu.”
Lorenzo melihat ke arah Dewi, dalam jarak sedekat ini, tiba-tiba dia menyadari, Dewi cukup familier.....
Di momen yang dingin ini, tiba-tiba Dewi menggunakan pisau belati itu untuk menyentuh .... bagian penting
tubuhnya!
Dewi mengangkat alisnya, tatapannya sombong dan bangga
Lorenzo hanya merasakan semburan darah yang hangat mengalir ke atas, sudut mulutnya berkedut, dia
menatap Dewi dengan tatapan dingin, hati yang membeku selama bertahun-tahun, tiba-tiba muncul perasaan
yang begitu kuat- syok!
Setelah hidup selama 27 tahun, ini pertama kalinya dia salah perhitungan ....