- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1796
“Bukankah sebelumnya Willy pernah memanggil seorang Tahib??” Tanya Lorenzo,
“Tiga bulan yang lalu, Pangeran diracuni, sakitnya sangat parah, kami telah mencoba berbagai macam cara,
akhirnya kami memanggil seorang Tabib Hebat dari Negara Nusantara.
Tabib itu sangat hebat, setelah dua bulan, akhirnya dia bisa menyembuhkan Pangeran, tidak hanya itu, dia juga
bilang kalan kaki Pangeran punya kesempatan untuk sembuh.
Tapi dia harus kembali ke Negara Nusantara, untuk mencari beberapa bahan obat, Pangeran bahkan secara
khusus menyiapkan Kapal Pesiar Kerajaan kami untuk ia tumpangi, tidak disangka, ah....
Robin menghela napas dalam-dalam.
“Mungkinkah itu adalah kapal pesiar yang tenggelam di Las Vegas beberapa waktu yang lalu?” Tanya Jasper
dengan terkejut.
“Benar, itulah kapalnya.” Robin mengangguk. “Agar tidak menimbulkan opini publik, media hanya melaporkan
sebuah kapal pesiar komersial meledak di laut, sebenarnya itu adalah Kapal Pesiar Kerajaan Denmark.”
Jasper mengerutkan alis, menatap Lorenzo dengan bingung.
Lorenzo menunduk, tenggelam dalam pikirannya, setelah cukup lama, tiba-tiba dia bertanya, “Tabib yang
dipanggil oleh Willy itu adalah Tabib Dewa?”.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Benar.” Robin menjawab dengan suara pelan, “Tuan, masalali ini .....
“Robin!”
Tiba-tiba, sebuah suara yang merdu memotong perkataan Robin.
Robin segera menghampiri dengan langkah yang besar, lalu menyapanya dengan hormat, “Pangeran!”
Seorang pria muda duduk di atas kursi roda, penampilannya kira-kira berumur 20an, sedikit kutus, memiliki
sepasang mata yang berwarna biru es dan sangat cekung, sedikit melankolis, kulitnya pucat pasi.
Namun, meskipun demikian, tetap tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang tampan, dan hawa keturunan
bangsawannya.
“Tuan Lorenzol” Pangeran Willy menunduk dan menyapanya, “Sudah lama tidak bertemul”
“Sudah lama tidak bertemu, Willy.” Lorenzo sedikit tersenyum.
“Seharisnya aku yang mengunjungimu, tapi aku yang difabel ini, sulit bergerak, hanya bisa merepotkanmu
datang jauh-jauh!” Willy merasa malu.
1
“Kita ini teman, jangan sungkan.” Lorenzo tidak pernah suka mengucapkan sopan santun, “Ayo masuk, bicara di
dalam.”
“Baik, silakan!”
Sekelompok orang masuk ke dalam aula besar, meminum kopi sambil membicarakan urusan kerjasama.
Pangeran Willy menyadari ada yang aneh dari Lorenzo, sehingga dia bertanya dengan khawatir, “Tuan Lorenzo,
kamu sakit?”
“Hanya ada sedikit luka kecil.” Lorenzo tidak menghiraukannya sama sekali.
“Aku lihat wajahmu agak pucat.” Kata Pangeran Willy sambil mengernyit, “Mungkin bukan Iluka kecil, lebih baik
istirahat saja dulu, tunggu tubuhmu agak sehat, baru kita bicara lagi.”
“Tidak masalah.” Lorenzo menolaknya, mengeluarkan dokumen itu dan berkata, “Dokumennya sudah aku baca,
juga sudah ditanda tangani.”
“Baik.”
Robin mengambil dokumennya, lalu memberikannya pada Pangeran Willy dengan dua tangan.
Pangeran Willy menerima dokumennya, tanpa melihatnya, dia langsung menandatanganinya, juga
membubulikan cap Kerajaan Denmark.
“Kamu tidak melihatnya?” Lorenzo bertanya dengan alis terangkat.
“Kita teman baik yang sudah bekerja sama bertahun-tahun, mana mungkin masih tidak percaya padamu?”
Pangeran Willy menatapnya sambil sedikit tertawa, “Cukup ikut denganmu, pasti akan menghasilkan uang!”
“Haha...” Lorenzo yang jarang tertawa, kini tertawa, “Terima kasih atas kepercayaanmu!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Rencana untuk menguasai pasar Eropa ini, aku pasti akan membantumu.” Pangeran Willy berkata dengan tulus,
“Jangan biarkan Pastorico itu bersikap arogan lagi!”
“Istirahatlah baik-baik, besok malam ada tugas penting!”
Lorenzo tersenyum, berdiri dan bersiap untuk pergi.
“Aku menyiapkan pesta makan malam, kamu tidak ikur?” Tanya Pangeran Willy.
“Aku hanya ingin istirahat....” Jawab Lorenzo tanpa menoleh.
“Baiklah.” Pangeran Willy segera memerintahkan, “Robin, antar Tuan Lorenzo dan anak buahnya.”
“Baik, Pangeran.”
Robin berdiri di depan memimpin jalan, “Tuan Lorenzo silakan ke sebelah sinil”
Lorenzo kembali ke ruangannya, dan melepas jaketnya, kemeja di dalamnya sudah basah kuyup oleh keringat.
Dia mengeluarkan banyak keringat, kemungkinan dia mulai demam lagi.
Jasper bergegas menyuruh bawahannya pergi mencari Dewi.
Saat itu, Dewi baru saja selesai mandi, ia sedang memakai jubah mandi sambil mengeringkan rambutnya.
Sepatunya bahkan tidak sempat dipakai, Kelly langsung menerobos masuk ke dalam, dia pun buru-buru
memakai masker.....