- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1798
“-“Begitu Lorenzo mendengarnya, alisnya berkerut, “Sepertinya begitu.”
“Itu....”
“Wanita jahat.”
Lorenzo begitu marah sampai menggertakkan gigi, tapi baru saja ingin bicara, lukanya tiba-tiba terasa sakit.
“Jangan sampai dia tahu.” Jasper khawatir, “Bagaimanapun juga, Anda tidak pernah berpacaran, dalam masalah
ini, takutnya akan mudabh tertipu.”
“Tunggu aku sembuh, aku akan segera mengusirnya.” Lorenzo mengerutkan kening, “Omong-omong, minta Jeff
lanjut menanyakan keberadaan Tabib Dewa itu.”
“Baik.” Jasper mengangguk, “Aku lihat Robin juga sedang mencari Tabib Dewa, sebentar lagi aku akan pergi
bertukar informasi dengannya.”
“Ya.” Jawab Lorenzo, ia bersandar dengan lemah di atas sofa.
Saat itu, kebetulan Robin mengetuk pintu dan masuk, di belakangnya ada beberapa pelayan, membawa troli
makanan yang mewah.
“Tuan Lorenzo, ini adalah makan malam yang disiapkan untuk Anda.” Robin berkata dengan sopan, “Pangeran
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsecara khusus memanggil Koki, untuk menyiapkan makanan kesukaan Anda.”
“Terima kasih.” Jasper buru-buru berterima kasih.
Lorenzo tidak berselera, setelah mengucapkan terima kasih kepada Robin, dia bersiap pergi ke kamarnya dan
tidur.
“Tuan sedang tidak enak badan, aku pergi dulu.”
Robin dan Jasper berbincang dengan suara pelan, lalu bersiap pergi.
Jasper mengantarnya keluar....
Saat itu, Dewi masuk sambil memegang obat yang sudah diracik, lalu bertabrakan dengan Robin.
Dewi melihatnya, tapi tidak memedulikannya sama sekali, tapi Robin terkejut melihatnya, ia tidak mengalihkan
pandangannya cukup lama ....
Dewi menunduk dengan sopan, lalu melewati mereka masuk ke dalam ruangan.
Jasper bersiap pergi, tapi Robin menariknya, “Jasper.”
“Kenapa?” tanya Jasper.
“Tabib itu, kenapa selalu memakai masker?” Robin bertanya dengan penasaran, “Sebelumnya aku melihatnya
dari jauh, aku kira dia seorang pemuda, tapi sekarang melihatnya dari dekat, sepertinya seorang wanita? Siapa
namanya?”
“Kamu menanyakan banyak pertanyaan sekaligus, aku harus jawab yang mana dulu?” Jasper tertawa, “Selain
itu, kenapa kamu begitu penasaran dengan tabib pribadi Tuan kami?”
“Dia terlihat sedikit mirip dengan seseorang ....” Robin tiba-tiba menghentikan perkataannya.
“Siapa?” Jasper bertanya tanpa sadar.
“Itu....” Robin berhenti sejenak, lalu berkata, “Seorang kerabat perempuan jauh.”
“Oh.” Jasper tidak berpikir panjang.
“Cepat jawab pertanyaanku.” Robin mendesaknya.
“Dia mengalami kecelakaan, wajahnya rusak, jadi memakai masker, mungkin karena tidak ingin orang melihat
penampilan wajahnya yang rusak, kami juga tidak tahu siapa namanya, kami memanggilnya Dewi!”
Jasper menjawabnya dengan mudah.
“Dewi?” Robin menunduk, seperti memikirkan sesuatu.
“Kenapa? Kerabatmu juga namanya Dewi?” Tanya Jasper.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Bukan ....” Robin menggeleng, “Baiklah, aku tidak mengganggumu lagi, aku kembali melayani Pangeran.”
“Jangan terburu-buru, aku juga ingin menanyaimu beberapa hal ...."
“Hal apa?”
Kedua orang itu berbincang di luar dengan suara pelan, di dalam ruangan, Dewi melihat banyak makanan,
seketika matanya bersinar, “Wow, semuanya kesukaanku.”
“Makan saja kalau kamu mau.” Wajah Lorenzo dingin, “Berikan obatnya padaku.”
“Kamu harus makan dulu sebelum minum obat, tidak baik minum obat saat perut kosong.” Dewi meletakkan
obat di atas meja. “Kebetulan sekarang masih hangat, kamu makanlah dulu.”
Lorenzo sebenarnya sedikit lapar, jadi dia duduk di depan meja makan, dan bersiap makan.
Dewi menjulurkan tangannya mengambil bakpao kepiting, tanpa sadar dia menarik maskernya dan bersiap
makan ....
Saat itu, Lorenzo tiba-tiba mendongak dan melihatnya .....
Dia buru-buru memalingkan muka, memasukkan seluruh bakpao ke dalam mulutnya, kemudian memakai
maskernya lagi, mengunyah pelan-pelan dengan mulut yang penuh ....
“Kenapa kamu selalu memakai masker? Takut orang melihat penampilanmu?”
Lorenzo menatapnya dengan heran, dia merasa, wanita ini pasti punya rahasia tersembunyi ....