- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1822
Sekelompok orang itu langsung naik ke mobil dan pergi meninggalkan taman.
Dewi secara alami naik ke mobil Lorenzo. Pangeran Willy yang berada di belakang berteriak, “De... Tabib
Dewi ...”
Dewi menoleh dan melihatnya, “Hm?”
“Aku. Willy ingin mengatakan sesuatu, tapi segera mengubah perkataannya, “Jagalah dirimu dengan baik!”
“Pengobatan kakimu memerlukan sedikit waku. Setelah menemukan cara pengobatan yang bagus, aku akan
menghubungimu.” Dewi tersenyum pada Pangeran Willy, lalu naik ke mobil.
Pangeran Willy menarik pandangannya dengan tidak rela. Tanpa sengaja dia menyadari Lorenzo sedang
menatapnya, maka buru-buru berpamitan, “L, sampai jumpa!”
“Sampai jumpa!” Lorenzo merespons seadanya, lalu menutup jendela mobil.
Rombongan mobil perlahan-lahan pergi.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Dari kaca samping, Jasper melihat rombongan mobil Pangeran Willy, lalu berkata dengan serius, “Bawahan
Pastorico tidak mengejar. Tapi, demi menghindari terjadi hal buruk, tadi aku mengingatkan Pangeran Willy agar
mereka segera meninggalkan Negara Maple.”
“Hm.” Lorenzo sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
“Tuan, kapan kita pergi?” Jasper bertanya dengan hati-hati.
“Cari dia.” Lorenzo menoleh.
“Baik.”
Jasper tahu simpul di dalam hati Lorenzo. Sudah sekian tahun lamanya, dia terus ingin menemukan gadis itu.
Tidak mudah sudah ada petunjuk, dia tidak mungkin menyerah dengan begitu mudah.
“Cari siapa?” Dewi bertanya dengan penasaran, “Apa Tabib Dewa?”
Dia mengira Lorenzo masih fokus mencari Tabib Dewa.
“Kamu adalah Tabib Dewa, “kan?”
Tiba-tiba Lorenzo menatapnya, tatapan matanya sangat dalam dan rumit.
Dewi tersantak, tertegun selama beberapa detik, lalu bertanya dengan bingung, “Siapa yang memberi
“Kelihatannya benar.” Lorenzo mengerutkan kening, “Kamu menyembunyikannya dengan baik!”
“Tabib Dewi adalah Tabib Dewa?” Jasper sangat terkejut, “Pantas saja saat pertama kali melihatmu, Robin terus
menanyakan tentangmu. Aku bertanya padanya tentang Tabib Dewa, dia malah menghindari topik itu.”
Selain itu, Pangeran Willy juga sangat memperhatikanmu. Sebelumnya, aku masih mengira dia menyukaimu.
Sekarang baru tahu ternyata kamu adalah Tabib Dewa!!”
“Kamu menyimpulkannya melalui hal-hal ini?” Dewi bertanya sambil menaikkan alisnya.
“Tadi saat situasi genting, Willy memanggilmu dua kali dengan panggilan lain.” Lorenzo menambahkan,
“Awalnya aku juga hanya menebak. Sekarang melihat reaksimu, itu membuktikan bahwa tebakanku benar.”
“Aku bukan sengaja mau menyembunyikannya dari kalian, tapi sungguh tidak ingat.” Dewi berkata terus terang,
“Saat Willy mengenaliku dan menceritakan tentang masalah lalu padaku, barulah aku tahu bahwa aku adalah
Tabib Dewa.”
“Benar-benar tidak sengaja menemukan orang yang dicari setelah sekian lama.” Jasper sangat antusias,
Tuan pun bisa terselamatkan.”
“Bukankah kalian tidak memercayai kemampuan medisku?” Dewi berkata dengan dingin, “Masih mengusirku
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Salah paham, itu salah paham.” Jasper buru-buru menjelaskan, “Aku yang tidak bisa melihat orang hebat.”
“Sudahlah, jangan membicarakan hal itu lagi.” Dewi mengibaskan tangannya, “Bicarakan masalah biaya
pengobatan saja. Sekarang statusku sudah berbeda, bukankah seharusnya bayarannya dinaikkan sedikit?”
“Ugh, itu....” Jasper menatap Lorenzo dengan canggung.
TH
“Kamu sudah minta 200 milyar dolar, masih tidak cukup?” Lorenzo mengerutkan keningnya, “Jangan terlalu
tamak.”
“Kalau hari ini aku tidak menyelamatkanmu, takutnya ...."”
“Meskipun kamu tidak membantu, sejak awal aku juga sudah punya persiapan.” Lorenzo memotong
perkataannya, lalu berkata dengan datar, “Sebaliknya, aku yang ingin bertanya padamu. Kenapa ular hijau kecil
milikku bisa ada padamu?”
“la bersembunyi di dalam kopermu, lalu ketahuan olehku.” Dewi berkata dengan bangga, “Aku hanya bermain
sebentar dengannya, lalu ia masuk ke dalam sakuku dengan patuh.”
“Racun dari ular bijau kecil ini sangat kuat. Kamu malah tidak takut padanya?” Jasper sangat penasaran, “Selain
itu, kenapa ia bisa menuruti perintahmu?”
“Secara natural, aku memiliki kemampuan untuk menjinakkan binatang