- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1849
Pintu mobil terbuka, Lorenzo melepaskan tangannya, dan keluar dari mobil sendirian.
Dewi keluar mobil dari sisi lain, ketika hendak melarikan diri, dia langsung dihentikan oleh beberapa pengawal.
Dewi mengerutkan kening, dan ketika sedang memikirkan tentang apa yang harus dilakukan, sebuah suara yang
akrab tiba-tiba terdengar, “Hei, akhirnya kamu kembali?”
Dewi menoleh, Brandon keluar dari hotel, melangkah ke arahnya, “Kamu tidak menjawab telepon, tidak
membalas pesan, aku khawatir.”
“Brandon...”
Sebelum Dewi berbicara, Lorenzo langsung menghadang Brandon....
“Hei, kalian ...."
Ketika Brandon ingin berbicara, ia malah dikejutkan oleh sorotan dingin Lorenzo.
“Dia?” Lorenzo menunjuk Brandon dan bertanya pada Dewi.
“Kamu jangan main-main.”
Dewi buru-buru melangkah maju dan mendorong Jasper, melindungi Brandon di belakangnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Apa yang terjadi?” Brandon bertanya dengan suara pelan.
“Diam, jangan bicara.” Dewi tidak ingin berbohong.
Lorenzo tidak mengatakan apa-apa, hanya mengedipkan mata.
Beberapa pengawal segera melangkah maju, hendak membawa Brandon masuk ke dalam mobil.
Brandon berjuang mati-matian, tapi dia sama sekali bukan lawan mereka.
Dewi buru-buru memohon pada Lorenzo, “Jangan main-main, jangan sentuh dia.”
“Dia tidak punya kemampuan untuk melindungimu, dan dia tidak memenuhi syarat untuk memilikimu.”
Lorenzo terlihat sangat tenang, tapi di matanya terpancar rasa dingin yang menusuk tulang.
“Ini urusanku, apa hubungannya denganmu
“Apa yang kalian lakukan, lepaskan aku....”
Teriak Brandon dengan cemas, tapi tiba-tiba dia dipukul tepat di hidung, dan dalam seketika hidungnya
mengeluarkan darah.
Dia memegang hidungnya, dan dia benar-benar tercengang.
“Berhenti!” Dewi buru-buru melangkah maju untuk mendorong pengawal itu pergi, dan bahkan memukulnya
dengan keras, “Kamu berani menyentuhnya??”
Meski pengawal dipukuli, tapi mereka tetap tidak berani melawan.
Lorenzo mengerutkan kening karena kesal, kemudian memberi isyarat.
Beberapa orang segera menarik Dewi pergi, sementara yang lain menahan Brandon di dalam mobil.
“Hei, apa yang kalian lakukan?” Dewi berteriak cemas.
“Rasa sakit jangka panjang lebih buruk daripada rasa sakit jangka pendek. Kalau dia meninggal, hatimu hanya
akan sakit untuk sementara, tapi kalau kamu mengikuti sampah ini, kamu malah akan menderita. selamanya.”
Lorenzo berbicara dengan serius, seolah-olah dia sedang menyelamatkan hidupnya.
“Kamu....” Dewi hendak berbicara, tapi mobil sudah dinyalakan dan siap untuk pergi ....
Brandon sekuat tenaga berjuang di dalam mobil, tapi dia malah menerima beberapa pukulan.
Dewi sangat khawatir sehingga dia berteriak dengan panik, “Kamu tidak boleh menyentuhnya!!!”
“Kenapa?” Lorenzo memandangnya dengan datar.
“Karena, karena aku sedang mengandung anaknya...."
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Dewi tidak sengaja mengatakannya.
Untuk sesaat, waktu tampak berhenti, semua orang tercengang, dan menatap Dewi dengan heran, lalu menatap
Lorenzo dengan hati-hati.
Pada saat ini, wajah Lorenzo sangat murung, sorot matanya sangat tenang, tapi dia menatapnya dengan tegas,
dan bertanya kata demi kata, “Apa kamu bilang?”
“Aku bilang, aku sedang mengandung anaknya.”
Dewi mengabil resiko, dan hanya bisa mengarang kebohongan-
Presdir Lorenzo, aku tahu kamu sangat kaya dan berkuasa, aku tidak bisa memprovokasimu, ada begitu banyak
gadis cantik di dunia ini, tapi kenapa malah menggangguku?”
“Mengganggu?”
Reaksi Lorenzo terhadap kata ini sangat besar, cinta pertamanya yang penuh ketulusan dan kesetiaan, tapi dia
malah mengatakan itu mengganggu??
“Ya.” Dewi panik, dan melanjutkan, “Saat bertemu denganmu aku belum dewasa, jadi aku tidak tahu apa itu
cinta. Siapa yang akan mengingat begitu banyak hal yang di katakan saat dirinya masih kecil?
Aku juga tidak tahu kamu begitu serius, mengingatnya sampai sekarang. Pokoknya aku dan pacarku, barulah di
sebut cinta. Aku ingin menikah dengannya dan melahirkan anak untuknya. Aku mohon berhenti menggangguku
dan biarkan aku pergi....”