- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1857
Setelah lima hari tinggal disini, Dewi baru pertama kali mengelilingi kastil ini, ia baru ingat ini adalah kota Snowy
di Emron, sebuah kota dengan musim dingin sepanjang tahun.
Dimana-mana lapisan putih yang bersih dan jernih, matahari bersinar di atas salju, seolah memantulkan sebuah
cahaya perak, sungguh indah.
Setelah satu jam lebih Dewi mengikuti Nola berjalan-jalan, ia sama sekali tidak melihat pintu keluar, ia tidak
dapat menahan dirinya dan bertanya, “Dimana pintu keluarnya?”
“Lurus 3 km lagi, kita sudah dapat melihatnya.” Nola berkata sambil tersenyum, “Kastil ini sedikit besar, apa
Anda mau aku memanggil mobil untuk membawamu berkeliling?”
“Tidak perlu...
Dewi melihat penjagaan yang sangat ketat, para penjaga terus siaga, ia pun membuang pikiran
untuk kabur....
Kastil ini begitu besar, tidak terlihat ujungnya sama sekali, ditambah lagi dimana-mana ada tentara bersenjata,
idenya untuk kabur adalah sebuah ide yang mustabhil.
Bahkan kalau ia menyelinap keluar pun, ia tidak kenal dengan orang-orang di luar, bagaimana
ia bisa meninggalkan neraka ini?
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Lebih baik berdiskusi baik-baik dengan Lorenzo.
Tepat saat sedang memikirkan ini, terdengar suara mobil dari tempat yang tidak jauh, Nola berkata dengan
gembira, “Tuan sudah pulang!”
Dewi menoleh, sebaris mobil perlahan-lahan datang dari kejauhan.
“Nona Wiwi, mari kita masuk, sudah saatnya menyiapkan makan malam untuk para tamu.”
Nola berkata sambil tersenyum, “Kastil kami tidak pernah kedatangan tamu sebelumnya, Nona
Wiwi adalah tamu pertama!”
“Ini menandakan bahwa Lorenzo biasanya memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain ....
Dewi berkata dengan santai, “Baiklah, aku akan kembali sendiri, Bibi kembalilah bekerja.
“Tidak perlu, aku ingin berkeliling dulu, lalu kembali sendiri.”
Setelah itu, ia melangkah menuju ke taman belakang dengan cepat.
Nola khawatir sesuatu akan terjadi padanya, ia segera meminta dua pengawal untuk
mengikutinya.
Dewi berjalan santai, dari taman belakang berjalan lurus ke depan, sesampainya di sebuah titik,
ia terkejut menatap pemandangan di depan matanya
Di depan ada sebuah hutan, berbagai binatang buas menempati hutan itu.
Harimau, singa, macan tutul, elang, ular sanca dan binatang lainnya..
Tampaknya Lorenzo memiliki kebiasaan mempelajari binatang, untuk apa ia melakukan
penelitian ini, apa yang ingin ia lakukan?
Tepat saat Dewi sedang memikirkan ini, sebuah suara lembut tiba-tiba terdengar dari arah
belakang, “Jangan takut ........"
H
Dewi terkejut, ia menoleh, Lorenzo mengenakan baju putih, berdiri di bawah pohon besar,
bayangan salju putih tercermin di wajahnya, membuatnya lebih tampan dan keren.
“Mereka tidak akan menyakitimu.”
Lorenzo menatapnya dengan lembut, tepat saat ia hendak menghampiri Dewi, sebuah suara
lembut terdengar, “Kakak sepupu!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Seorang gadis melangkah cepat menghampirinya dan langsung menggandeng lengan Lorenzo.
Dewi tertegun sejenak, ia mendongakkan kepala, gadis ini tinggi dan langsing, kulitnya seputih salju,
pembawaannya berkelas, gadis dengan kecantikan khas Emron, namun ketika sepasang mata panjang dan sipit
itu menatap Dewi, tatapan mata itu mengandung arti permusuhan yang
terlihat jelas!
Kakak sepupu, aku mencarimu kemana-mana, ternyata kamu disini.”
Gadlis itu melirik Dewl, lalu bermanja-manja dengan Lorenzo, “Disini sangat dingin.”
berjalan menghampiri Dewi, menggandeng tangannya, kemudian berjalan pergi....
Gadis itu ditinggal sendirian, ia sangat kecewa, namun tidak berani mengatakan apapun.
“Wati.”
Saat ini, seorang pria paruh baya jangkung dengan sorot mata tajam datang.
“Paman “Gadis itu langsung menghampirinya, menunjuk Dewi dan berkata, “Gadis itu
“Aku sudah dengar, gadis itu menghadang sebuah peluru demi L, jadi L membawanya ke sini untuk diobati.”
Pria itu menatap Lorenzo yang sudah berjalan menjauh dan berkata dengan suara rendah, “Gadis kurus dan
pendek seperti itu, sama sekali tidak punya daya tarik apapun, L tidak mungkin menyukainya.
Walaupun ia menyukainya, kamu harus merebutnya kembali. Ingat, ketika menghadapi pria berwibawa
sepertinya, kamu tidak boleh egois dan manja di depannya, pria sepertinya tidak suka membujuk seorang
wanita.”