- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1860
“Nama panggilanmu?”
Sammy bertanya pada Dewi dengan ramah.
“Aku
“Panggil dia Nona Wiwi saja.” Lorenzo memperkenalkannya, “Tunggu lukanya sembuh, aku akan menyiapkan
pesta pernikahan dan memberi tahu semua orang.”
“Hah....”
Dewi tercengang, apa? Sudah mau mempersiapkan pesta pernikahan?
Walaupun mereka berjodoh ketika masih muda, tetapi sekarang semuanya juga sudah berubah,
mereka berdua baru saling mengenal lagi, dan sudah mau menikah??
Otak pria ini terbuat dari apa??
“Ini adalah hal yang menggembirakan.” Sammy berkata sambil tersenyum, “Selamat, selamat!”
“Wati, masih tidak cepat ucapkan selamat pada Tuan?”
“Hah...” Wati tercengang sejenak, berkata dengan senyum kaku, “Tuan, selamat!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Terima kasih!” Lorenzo meresponsnya dengan tenang, “Makanlah.”
Mereka makan sambil mengobrol santai, Sammy bertanya dengann akrab, “Nona Wiwi berasal dari negara
Nusantara, ‘kan?”
“yg.
Dewi sedang memotong bistik sapi, dia sama sekali tidak menyukai acara seperti ini, hanya ingin lebih cepat
mengakhirinya.
“Apa pekerjaan orang tuamu?” Sammy bertanya lagi.
Setelah mengatakan itu, dia pun berdiri dan pergi....
Lorenzo melakukan sebuah isyarat tangan, Nola buru-buru maju untuk mengantar Dewi.
“Tuan ....” Wati mengangkat gelasnya dan hendak bersulang pada Lorenzo, tetapi secara tidak
sengaja menjatukan gelas dan menumpahkan anggur ke tubuhnya sendiri, dia berteriak dengan
terkejut, buru-buru berdiri.
“Kenapa tidak hati-hati?” Sammy menyalahkannya sambil mengerutkan kening.
“Naiklah ke atas, bersihkan dulu.”
Jasper meminta seorang pelayan untuk mengantarnya naik ke atas.
“Nona Wiwi!” Wati mengejar Dewi di tangga spiral dengan langkah besar, “Tadi aku tidak sopan
saat di taman, maaf!”
“Tidak apa-apa.” Dewi asal meresponsnya.
“Rokku kotor, apa boleh membersihkannya di kamarmu?”
Wajah Wati penuh dengan senyuman, jelas-jelas berniat ingin mendekati Dewi.
“Ada banyak kamar tamu, kenapa harus ke kamarku?”
Dewi biasanya berkata dengan lugas.
“Hah...” Wati tidak bisa berkata apa-apa ketika mendengar kata-katanya.
“Nona Wati, aku minta orang untuk mengantarmu ke kamar tamu saja.”
Nola buru-buru meredakan kecanggungan.
Terima kasih.”
Watl meresponsnya sambil tersenyum, kemudian berkata pada Dewi lagi tanpa menyerah-
“Blasanya Tuan sangat sibuk, mungkin tidak ada waktu menemanimu, kamu sendirian tinggal di
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Wasted nati hrionn kan? Aku hiss menemanimul nerul main ada hanvak temnat menarik dl koan
Mendengar kata-kata ini, mata Dewi yang awalnya dingin, muncul sedikit cahaya, dia menoleh dan menatapnya,
“Benarkah?”
“Tentu saja.” Wati/melihat tanggapannya, dia sangat gembira, buru-buru berkata, “Aku tumbuh besar di kota
Snowy, aku tahu banyak tempat main yang asyik dan tempat makan enak.
Aku bisa mengajakmu main ski, melihat macan tutul salju, melihat aurora, jika kamu menyukai makanan lezat,
aku bisa membawamu pergi mencicipi berbagai macam makanan lezat, juga bisa membawamu pergi
menghadiri pesta....”
“Bagus sekali.” Dewi mengubah sikapnya yang sebelumnya, berkata dengan ramah, “Gantilah pakaian di
kamarku, kita ngobrol.”
“Oke, oke!” Wati tampak sangat gembira.
Di bawah, Sammy melihat adegan ini, bibirnya sedikit melengkung, mengangkat gelas anggur dan bersulang
pada Lorenzo, “Lorenzo, kamu tahu, Paman selalu mendukungmu, tidak peduli bagaimanapun, kita adalah
keluarga....”
Lorenzo biasanya tidak menyukai kata-kata munafik ini, namun tiga kekuatan besar lainnya mengincarnya, dia
seharusnya menarik Sammy di pihaknya, barulah bisa melawan mereka.
“Paman Sammy mengatakan ini, aku jadi tenang.” Lorenzo bersulang padanya, “Kerabat dari keluarga Moore,
hanya tersisa Paman dan aku, kita seharusnya saling mendukung!”
“Benar.” Sammy menganggukkan kepala, “Kamu tenang saja, tidak peduli keputusan apa yang kamu buat,
Paman akan selalu mendukungmu!”