- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1896
“Masuk saja dulu.”
Lorenzo memberi isyarat dan para pengawal buru-buru membuka pintu menyambut Pangeran Willy.
Lorenzo berjalan di depan sambil merangkul Dewi.
“Ini adalah
Robin pura-pura tidak mengenal Dewi.
“Ini tunangan Tuan, yaitu Nona Wiwi.” Jasper memperkenalkan dengan ramah.
“Halo, Nona Wiwi!” Robin menundukkan kepalanya.
Sorot mata Pangeran Willy sedikit rumit, tapi dia segera kembali tenang, lalu bertanya pada Lorenzo sambil
tersenyum, “L, baru setengah bulan tidak bertemu, kamu sudah punya tunangan?”
“Hm.” Lorenzo mengangguk, “Kamu datang pada waktu yang tepat, mungkin kamu bisa hadir di acara
pernikahan kami.”
“Pernikahan?” Pangeran Willy sangat terkejut, “Kalian akan menikah?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Benar.” Lorenzo memeluk Dewi dengan lembut, “Beberapa hari ini persiapannya akan dimulai!”
“Siapa yang mau menikah denganmu?”
Dewi malas bicara dengannya, dia melepaskan diri dari lengannya dan langsung naik ke atas....
Pangeran Willy menatap punggungnya, ekspresinya sedikit membaik, sepertinya dia datang pada waktu yang
ie pata,
“Wanita memang seperti ini.” Lorenzo tidak marah, tapi dia juga berkata, “Hati dan mulut tidak sinkron!”
“Eh...”
Pangeran Willy tertegun, hatinya kembali sedih. Bukan tidak mungkin sepasang kekasih marahan, serta hati dan
mulut tidak sinkron.
Dulu saat di Negara Maple, Dewi memberikan perhatian khusus pada Lorenzo, dan setelah mengetahui Lorenzo
ke Kota Bunaken, dia juga segera mengejarnya....
Pangeran Willy tidak yakin, apakah Dewi menyukai Lorenzo atau tidak.
Seketika ia jadi linglung ....
“Willy, pasti lelah karena perjalanan jauh, malam ini tidurlah lebih awal, besok kita sarapan bersama.” Lorenzo
menyapa, lalu memberi tahu Jasper, “Jamulah Pangeran Willy dan para pengawalnya.”
“Baik, Tuan.”
Lorenzo naik ke atas, Jasper sendiri yang menjamu Pangeran Willy dan para bawahannya.
Willy kembali ke kamar dengan lelah dan hendak mandi ketika Dewi menelepon, “Willy....”
Willy tidak buru-buru mengangkat telepon, tapi mengedipkan mata pada Robin.
Robin dengan cepat dan sopan meminta Jasper dan yang lainnya untuk pergi, setelah pintu tertutup, Willy
menjawab telepon, “Dewi! Kamu ada di kamar mana?”
“Di sebelah kamar Lorenzo, kamu dimana?”
“Kalau begitu, aku di sebelahmu.”
“Aku akan segera ke sana....”
“Tunggu
Sebelum Willy selesai bicara, Dewi menutup telepon, lalu membuka jendela, Robin bergegas membuka jendela
dan membantunya masuk.
“Aduh, di luar dingin sekali, dindingnya membeku, licin sekali, aku hampir jatuh
Dewi menghembuskan napas tanpa henti ketika dia mendarat, tangannya tergores.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Apa tanganmu baik-baik saja? Coba kulihat.” Willy memegang tanganny “Lukanya membeku.”
dengan khawatir,
“Masalah kecil.” Dewi menarik tangannya dan bertanya dengan penuh antusias, “Willy, kenapa kamu datang ke
sini?”
“Saat ditelepon waktu itu, aku mendengar suara Nola. Kutebak kamu seharusnya berada di tempat Lorenzo, jadi
aku datang ke sini
Willy menatapnya dalam-dalam, “Dewi, apa kamu bisa memberi tahuku, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa
kamu mengikuti 1. ke Kota Snowy, dan kenapa tiba-tiba jadi tunangannya?”
“Ceritanya panjang....” Dewi tidak tahu bagaimana menjelaskannya, “Pokoknya, aku tidak ingin menikah
dengannya, aku ingin pergi dari sini, tapi bagaimanapun caranya, aku tetap tidak bisa melarikan diri, apa kamu
bisa membantuku?”
“Tentu saja bisa....”
“Pangeran, pikirkanlah dulu.” Robin buru-buru mengingatkan, “Anda tahu temperamen Tuan L. dan kita masih
ada banyak kerja sama dengannya. Jika Anda menyinggungnya, tidak bisa dibayangkan konsekuensinya.”
Mendengar kata-kata ini, Dewi tiba-tiba tersadar, “Benar, aku tidak bisa menyeretmu ke dalam jurang.”
“Banyak omong.” Pangeran Willy memarahi Robin, dan kemudian bertanya pada Dewi, “Dewi, aku akan
membantumu, tapi kamu harus menjelaskan keadaannya padaku dengan jelas, dengan begitu, aku baru bisa
mencari jalan.”