- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1930
“Aku sudah bilang, aku tidak....”
“Sudahlah, kenyataan adalah kenyataan, kamu tidak mengaku juga tidak ada gunanya.”
Lorenzo tidak memberikannya kesempatan untuk berbicara, ia langsung membuat kesimpulan, “Aku tidak akan
menyentuhmu malam ini, istirahatlah dengan tenang.”
Dewi kehilangan kata-kata, orang ini benar-benar narsis,
Lorenzo bangkit berdiri, lalu mendekat dan membungkuk
“Apa lagi yang kamu lakukan?”
Dalam sekejap, Dewi menjadi sangat tegang.
Lorenzo tidak berkata sepatah katapun, ia hanya menyelimuti Dewi, menyisir rambut yang ada di dahi Dewi, lalu
duduk di kursi malas, meletakkan dagunya di satu tangannya, kemudian menatap Dewi dengan lembut,
“Tidurlah!”
“Kamu tidak keluar?”
Entah mengapa, hati Dewi sedikit gugup.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Aku akan menemanimu di sini.” Lorenzo bersandar malas di atas kursi, meletakkan sepasang kakinya di atas
ranjang rumah sakit, ia lalu menggunakan satu kakinya menepuk bahu Dewi dengan lembut, “Cepat tidur!”
“Kamu sedang apa?”
Dewi menoleh, terkejut melihat kaki besar Lorenzo.
Meskipun kaki itu tidak bau dan juga enak dilihat, namun, siapa yang menepuk bahu orang
kaki?
meng
“Memanmu.” Lorenzo menjawab dengan sungguh-sungguh, “Aku menepuk-nepuk punggungmu, kamu akan
tertidur.”
“Dengan kaki?” Dewi menatapnya terkejut.
Lorenzo tidak menjawab pertanyaannya, ia hanya memejamkan mata dan mulai beristirahat
Dewi kehilangan kata-kata, cara pikir pria ini benar-benar baru dan aneh, seluruh perilakunya tidak sama dengan
orang normal pada umumnya.
Namun ia juga malas memedulikannya, kini ia sangat lelah, sangat ingin beristirahat....
Perutnya berbunyi, ia mengelus-elus perutnya dengan lembut, mengingat bubur buatan Bibi Nola dan menatap
jam di atas dinding, masih ada 8 jam lagi sampai Bibi Nola datang....
Dewi menghela napas perlahan, lalu menoleh menatap pria yang perlahan-lahan mulai tertidur, perasaannya
sedikit rumit.
Sebelumnya saat Lorenzo memaksanya untuk bersumpah di atas gunung, ia benar-benar marah dan
membencinya, begitu membencinya hingga ia ingin mencekiknya mati.
Tapi kemudian di rumah sakit, ia mendengar pembicaraan Lorenzo dengan Jasper, meskipun Lorenzo begitu
sibuk, namun Lorenzo tetap berada di sininya untuk menjaganya, bahkan Lorenzo meminta Heidy untuk datang
dari Negara Maple ....
Selesai dengan kesibukannya, Lorenzo masih datang untuk merawatnya, meskipun apapun yang dilakukan
salah, namun melalui ketekunan dan keseriusannya, dapat terlihat kegugupan dan rasa pedulinya terhadap
Dewi....
Jika mengatakan bahwa ia tidak memiliki perasaan sama sekali padanya, maka itu adalah bohong.
Terlebih lagi, ia menyadari, sepertinya ia benar-benar tidak menolak untuk dekat dengannya.
Saat Lorenzo memeluknya, menciumnya, ia sama sekali tidak membencinya, ia hanya gugup, malu dan gelisah
la belum pernah berpacaran, ia tidak tahu apakah ini yang disebut suka.
Namun, sekarang ia sepertinya tidak ingin terburu-buru untuk pergi seperti sebelumnya....
Dewi tiba-tiba terkejut saat teringat ini, salah, tidak boleh, ia harus pergi, jangan naif!!!
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
la harus tegas, semakin dingin semakin baik, jika tidak, ia akan benar-benar terikat dengannya, tidak bisa lepas
lagi darinya.
Saat pikiran Dewi sedang melayang-layang, kaki Lorenzo tidak bergerak lagi, Dewi menoleh
lan menyadari Lorenzo sudah tertidur....
mena
la tertening dengan bersandar di atas sofa.
Meskipun Lorenzo bersikap sembrono, namun ia begitu tampan, persis seperti lukisan hidup!
Dewi menatapnya dengan tenang, potongan-potongan ingatan itu kembali muncul di benaknya....
Masih potongan-potongan ingatan seorang gadis dan seorang anak laki-laki bergandengan tangan, berlari di
atas bukit, mereka tertawa dengan sangat bahagia, suasana yang penuh kebahagiaan....
Entah apakah karena pukulan keras yang mengenai kepalanya, tampaknya ia sudah dapat
mengingatnya sedikit, ia cukup yakin bahwa ia dan Lorenzo memiliki hubungan cinta pertama yang indah....
Tujuh tahun berlalu, Dewi sudah tidak terlalu mengingatnya, namun Lorenzo sekalipun tidak pernah melupakan
janjinya saat itu, ia terus mencarinya.
Jika dibandingkan dengannya, Dewi seperti orang yang tidak memiliki perasaan.
Perasaan Dewi sedikit rumit saat memikirkan ini