- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1944
“Ha?” Sammy masih mengira kalau pendengarannya salah, ia menatap Juliana dengan tatapan tidak percaya.
“Memang Juliana yang paling mengerti,” sudut bibir Lorenzo terangkat, “Pulanglah lebih awal untuk bersiap-
siap.”
“Baik.”
Juliana mengangguk sambil tersenyum, lalu berbalik pergi.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun mengenai strategi membujuk Lorenzo yang telah dibahas sebelumnya ....
Sammy pun tercengang menatap Juliana yang beranjak pergi membelakanginya. la sama sekali tidak
memahami situasi saat ini, apa wanita ini membiarkannya datang sebagai orang jahat, sedangkan ia sendiri
mendadak takut dan mundur sebagai orang baik?
Atau, mungkinkah ia memiliki rencana lain?
Atau mungkin ia merasa tersakiti oleh perlakuan Lorenzo, sehingga memutuskan untuk melepaskannya?
Sammy sama sekali tidak mengerti. la benar-benar merasa bahwa hati seorang wanita begitu sulit untuk
dipahami.
“Direktur Sammy, apa aku boleh mengantarmu keluar?”
Saat itu juga, Jasper membuka mulutnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Uh....” Sammy menghembuskan napas panjang, lalu mengikutinya keluar.
Saat ia turun ke bawabh, ia tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya pada Jasper, “Jasper, bagaimana
menurutmu dan Jeff tentang masalah ini?”
“Direktur Sammy bercanda. Kami hanyalah bawahan Tuan, bagaimana kami dapat mengemukakan pendapat
kami begitu saja?” kata Jasper merendah.
“Kamu jangan merendah seperti ini di hadapanku,” Sammy bergegas berkata, “Kalian berdua adalah orang-
orang terlatih, bahkan usia kalian lebih tua dari Lorenzo. Kalian lebih dewasa dan tenang, lebih mengerti garis
besar suatu keadaan. Kita ini satu keluarga, kenapa kalian tidak berani menyuarakan pendapat kalian?”
“Baiklah, kalau begitu aku akan mencoba menyuarakan pendapatku,” Jasper tersenyum, “Tentu saja aku
berharap Grup Moore baik-baik saja, serta keluarga Moore selamanya menduduki posisi teratas, menjadi
pemegang kekuasaan Grup Moore....
“Itu benar, kamu harus membujuknya dengan baik
“Tapi...”
Sebelum Sammy menyelesaikan ucapannya, Jasper langsung melanjutkan, “Kami yakin kalau Tuan selalu punya
alasan sendiri dalam mengambil setiap keputusan. Kami juga percaya bahwa Tuan bukan orang yang keras
kepala. Aku berharap Tuan Sammy juga dapat memercayainya.”
“Uh...” Sammy pun terdiam sepenuhnya. la masih mengira kalau ia dapat meyakinkan Jasper untuk membujuk
Lorenzo. Tak disangka, usahanya memiliki hasil yang sama.
“Sudahlah.”
Sammy begitu kecewa. la menggelengkan kepalanya dan naik ke mobil.
“Hati-hati di jalan, Direktur Sammy.”
Jasper mengikuti di belakangnya hingga beberapa langkah. Setelah mobilnya tidak terlihat lagi, ia baru berbalik
masuk ke dalam rumah.
Jeff bergegas menghampirinya dan bertanya, “Apa Tuan benar-benar akan membawa Nona Wiwi menghadiri
pesta perjamuan?”
“Ilya,” Jasper menganggukkan kepalanya.
“Saat Nona Juliana pergi tadi, meskipun penampilannya terlihat tenang, namun tatapannya begitu dingin.
Sungguh menakutkan....” Jeff begitu gelisah, “Bagaimana kalau Wakil Presiden benar-benar menikahi Nona
Juliana?”
“Aku juga tidak tahu,” Jasper tersenyum tidak berdaya, “Tapi, misi kita ialah terus setia pada Tuan. tak peduli
keputusan apa pun yang Tuan ambil, kita harus mendukungnya.”
“Benar,” Jeff mengangguk-anggukkan kepalanya, “Lupakan saja. Kita juga tidak memahami semua usaha
perebutan kekuasaan yang rumit ini. Biarkan saja Tuan melakukan apa yang ingin dilakukannya. Seandainya
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmnanti terjadi kekacauan yang besar sekalipun, kita cukup membereskannya saja,”
“Tepat sekali,” Jasper menepuk-nepuk pundaknya, “Aku cari Tuan dulu.”
“Ilya,” Jeff melanjutkan pekerjaannya.
Sekembalinya ke ruang kerja, Lorenzo sedang menjawab telepon dengan suara pelan. la menjawab datar, “lya,
sepertinya tebakanku itu tepat! Baiklah kalau begitu, selamat malam!”
Setelah mengakhiri panggilannya, ia mengarahkan pandangannya menatap Jasper, “Apa mereka sudah pergi?”
“Sudah,” Jasper melangkah maju dan bertanya, “Nona Dewi sedang bersiap-siap. Jarh berapa kita
akan berangkat?”
“Jam enam,” Lorenzo menatap jam tangannya, “Apa yang Sammy katakan padamu?”
“la ingin agar aku membujuk Tuan, tapi aku menghentikannya sebelum ia selesai bicara,” Jasper tertawa,
“Sepertinya ia sedang memakiku di dalam mobil sekarang.”
“Apa kamu tidak berencana untuk membujukku?” Lorenzo mengangkat alis dan menatapnya.
“Aku ingin, tapi tidak berani,” Jasper tertawa tidak berdaya. “Tadi Jeff sempat mengobrol denganku. Akhirnya,
kami bersama-sama memutuskan kalau kami tidak memahami masalah perebutan kekuasaan ini, dan kami juga
tidak perlu memahaminya.”
“Sama seperti hubungan Tuan terhadap Nona Dewi, kami juga mendukung apa yang ingin Tuan lakukan. Asalkan
Tuan bahagia, hal terburuk apa pun yang akan terjadi, kami akan membantu Tuan membereskan semuanya.”
2/2