- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1973 Kekhawatiran
“Tuan Lorenzo....” Sebuah suara memanggil dari ujung telepon, “Pak Presiden sedang menunggu balasanmu.”
“Kamu masih kerja?” Dewi bertanya, “Ini sudah larut malam ‘kan di Kota Snowy?”
“Ya.” Lorenzo menjawab, “Seharusnya di Kota Bunaken masih sore. Setelah tiba, kamnu istirahat yang baik. Aku
mau rapat.”
“Baiklah. Pergi bekerjalah.” Dewi segera berkata.
“Kamu cium ...
Awalnya, Lorenzo ingin dia menciumnya. Tapi sebelum dia selesai berbicara, Dewi langsung menutup
teleponnya.
Dia menghela napas. Wanita ini, benar-benar tidak berperasaan.
Dewi sedang memegang ponselnya, bersandar di kursi dan berangan-angan. Rupanya, perasaan jatuh cinta itu
begitu indah, selalu ada seseorang yang memikirkannya dan dirinya juga selalu memikirkannya di dalam hati.....
Kebahagiaan dan perasaan manis seperti ini, belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Setelah sekian lama mengikuti Tuan, aku belum pernah melihat Tuan peduli pada seseorang seperti ini.” Jeff
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmenghela napas dengan tulus, “Nona Dewi, Anda yang pertama!”
“Dan juga yang terakhir!”
Kata Dewi tanpa berpikir, lalu ia tertegun setelah selesai mengatakannya.
Ternyata dia punya pemikiran seperti itu, mulai merasa posesif. Yang artinya, dia benar-benar jatuh cinta.....
Setibanya di vila pinggir pantai, semuanya yang ada di sini sangat spesial.
Gaya Lorenzo yang biasanya mengutamakan keindahan, sederhana, dan kenyamanan. Dia tidak pernah
mengejar kemewahan dan kemegahan. Setiap tempat tinggalnya, memiliki gayanya sendiri.
Dewi sangat menyukai tempat ini. Laut dapat terlihat dari balkon kamar.
Saat itu adalah sore hari. Matahari terbenam seperti darah, memercik di laut, berkilau, benar- benar indah di
pandang.
Setelah Jeff dan bawahannya selesai beres-beres, mereka datang dan melapor pada Dewi, “Nona
Dewi, aku siap-siap pergi ke Kota Tua sebentar. Sonny dan delapan bawahan lainnya ada di sini untuk melindungi
Anda. Coba lihat, apa Anda masih kekurangan sesuatu?!”
“Kota Tua?”
Dewi berpikir dalam hati, tampaknya mereka benar-benar telah menemukan tempat persembunyian gurunya.
Hanya saja, tidak tahu apakah mereka dapat mengundang pria tua itu.
Dia ragu untuk memberi tahu Jeff dengan jelas tentang hubungannya dengan gurunya. Tapi setelah
memikirkannya, dia memutuskan untuk melupakannya. Mungkin jika mengatakannya, Tabib Hansen tidak akan
datang.
Anggap saja mengundangnya sebagai orang asing. Mungkin saja Tabib Hansen akan datang ke Kota Bunaken
dengan melihat ketulusan Jeff.
Lagi pula, Kota Tua dan Kota Bunaken tidak terlalu jauh. Dulu, Tabib Hansen punyai teman dekat di sini.
Walaupun kepribadiannya keras kepala, tapi dia juga seorang dokter yang adil dan bijaksana
“Benar. Kami menemukan Tabib Legendaris itu di Kota Tua. Namun, lokasi pastinya masih. diselidiki. Jadi, aku
perlu membawa orang ke sana memeriksanya sendiri.” Kata Jeff.
“Tabib Legendaris seperti ini, biasanya mungkin mengasingkan diri di pegunungan. Kamu bisa coba
memeriksanya....
Dewi memberi sedikit petunjuk.
“Anda benar. Aku akan segera menyelidikinya.” Jeff tiba-tiba menyadarinya, “Kalau begitu, aku berangkat
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmsekarang. Kalau ada sesuatu, katakan pada Sonny kapan saja.”
“Oke, pergilah.” Dewi mengangguk.
Jeff pergi dengan tergesa-gesa. Dewi memikirkan sesuatu lagi, buru-buru memanggilnya, “Tunggu sebentar....”
Jeff menghentikan langkahnya dan melihat ke arahnya, “Nona Dewi masih ada pesan?”
“Kalau kamu sudah bertemu dengan Tabib itu, jangan beri tahu dia siapa aku....” Dewi memberitahunya dengan
serius, “Juga jangan beri tahu dia nama dan asalku. Cukup bilang saja usia dan lukaku.”
“Mengerti.” Jeff mengangguk, “Tuan juga bilang begitu. Lagi pula, saat ini Anda berstatus khusus. Dalam banyak
hal, lebih baik bersikap sederhana saja.”
“Ya, pergilah.”
“Baik.”
Jeff pergi bersama beberapa orang.
Dewi berpikir bahwa dia akan segera bertemu gurunya. Dalam hatinya, dia berharap dan juga gelisah ....
Dia berharap bertemu dengan gurunya, mendapatkan persetujuan darinya. Namun juga khawatir gurunya akan
mengenalinya dan masih menyimpan kebencian terhadapnya. Dewi tidak tahu harus bagaimana menghadapi
gurunya....