- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1982 Menghindari Tanggung Jawab
“Selain itu, aku ingin tahu lebih banyak hubungan antara kamu dan Lorenzo, apa dia sungguh tulus padamu?
Apa dia sungguh ingin menikahimu?”
“Seharusnya iya ....” Saat ini Dewi tidak terlalu ingin mendiskusikan masalah ini, “Tapi, ini bukan saatnya untuk
mendiskusikan hal ini.
Kalau ada kesempatan, aku berharap bisa menelepon Denny. Dari awal, aku merasa kondisi kesehatan Tania
sedikit aneh....”
“Dewi, kamu jangan bodoh.” Bibi Lauren buru-buru memotong kata-katanya, “Orang itu sudah gila, mentalnya
juga bermasalah, kamu tidak akan bisa membicarakan sesuatu yang masuk akal dengannya.
Jangan coba-coba menyelamatkan orang yang hatinya sudah bermasalah, itu seperti sakit parah. yang tidak bisa
diobati.
Kita harus menerimanya, tidak peduli betapa hebatnya kamu, di dunia ini pasti ada hal yang tidak bisa kamu
lakukan, tidak ada orang yang sempurna.”
“Aku mengerti, perkataan Bibi benar....” Dewi menghela napas, “Tapi, kematian Tania selalu terbayang-bayang di
pikiranku.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Dewi...”
“Sudahlah, Bibi Lauren.” Dewi mengalihkan pembicaraan, “Aku juga hanya asal bicara saja. Aku punya batasan,
kalian tidak perlu mengkhawatirkanku, ada begitu banyak orang yang melindungiku, tidak akan terjadi apa-apa.”
“Baiklah.” Bibi Lauren tahu, tidak ada gunanya mengatakan apa pun lagi, “Kalau begitu, jagalah dirimu, setiap
hari harus menelepon untuk memberi kabar.”
“Oke.”
Setelah memutuskan teleponnya, Dewi melihat langit gelap di luar. Dia berpikir, apa malam ini Denny akan
datang lagi? Atau, dia akan menggunakan cara lain untuk menghubunginya?
Jika benar, dia tetap ingin bicara baik-baik dengan Denny...
Saat ini, Hana dan Sharon mengetuk pintu dan masuk, memeriksa keadaan, lalu berencana tetap. di dalam
kamar seperti kemarin malam, tapi Dewi malah menyuruh mereka keluar.
Meski khawatir, Hana dan Sharon tetap menghormati keinginan Dewi, lalu menunggu di luar dan tidak
mengganggunya lagi.
Dewi sengaja mematikan lampu utamanya dan hanya menyisakan lampu dinding, menunggu
Denny menghubunginya.
Ternyata, sangat cepat, ponselnya menerima telepon masuk dari nomor tidak dikenal. Dia melihat-lihat ke luar,
menjawab teleponnya, “Halo!”
“Kamu hebat juga, malah dekat dengan Grup Moore.”
Denny bicara bahasa Inggris dengan sangat lancar, suaranya serak, terasa hawa dingin yang menyeramkan.
“Semalam kamu datang, apa ingin balas dendam?
Dewi bertanya langsung ke intinya.
“Kamu sadar diri juga, ya.” Kata Denny tajam, “Jangan kira orang Keluarga Moore melindungimu, membuatku
tidak bisa melawanmu. Tunggu saja, aku akan segera menemuimu.”
“Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu.” Dewi mencoba untuk bicara dengannya.
“Hm?” Denny bingung.
“Sebelumnya Tania pernah melakukan operasi jantung?” Tanya Dewi.
“Apa yang kamu bicarakan?” Mendengar tentang Tania, Denny langsung menjadi emosional.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Saat Tania tertembak, tidak melukai organ vitalnya. Masalahnya adalah tembakan itu menimbulkan masalah
pada jantungnya, ditambah kehilangan banyak darah, jadi ....”
“Jangan mencari alasan untuk menutupi kesalahanmu.” Denny memotong permbicaraannya dengan marah,
“Kamu sendiri yang tidak mampu, tidak bisa menyelamatkannya, takut aku balas dendam, maka kamu membuat
alasan-alasan ini. Kamu kira aku bisa melepaskanmu begitu saja?”
“Aku hanya ingin menanyakan kondisinya dengan jelas...”
“Kondisi apa? Apa kamu bisa membuat Tania hidup kembali?” Denny sangat marah, “Kalau bukan karena kamu,
Tania tidak akan mati!!!”
“Kamu bicara begitu, karena ingin membuat hatimu sendiri lebih lega, ‘kan?” Dewi balik bertanya, “Kalau saja
kamu bukan seorang pembunuh, kalau saja kamu hanya seorang ayah biasa, kalau saja tidak ada orang yang
mengejar dan ingin membunuhmu, sekarang Tania bisa tumbuh dengan sehat dan gembira....”
“Kamu...."”
1
“Kamu melemparkan semua tanggung jawab padaku untuk meringankan rasa bersalahmu.” Kata Dewi dingin.
“Masalah ini, pada dasarnya adalah tanggung jawabmu sendiri. Walaupun aku tidak muncul, berapa lama kamu
bisa melindungi Tania?”