- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1984 Apa Benar-Benar Mau Menikah
Setelah suara tembakan kemarin malam, vila di tepi pantai sangat tenang.
Dewi menghabiskan tiga hari dengan tenang, tidak berhubungan dengan nomor asing, tidak ada orang yang
memasuki vila di tengah malam, juga tidak ada suara tembakan apa pun.
Meskipun demikian, Sonny tetap tidak bersantai sedikitpun, ia terus berjaga-jaga.
Terlebih lagi, orang yang diutus Jasper sudah datang, sekarang penjagaan keamarlan vila semakin ketat.
Dewi tinggal dengan patuh selama tiga hari, melihat kedamaian dunia, membuatnya tidak sanggup untuk
berdiam diri lagi.
Dia menanyakan Sonny tentang keadaan Jeff di sana.
Sonny berkata, “Kak Jeff sudah dengar kalau Tabib Hansen ada di Bukit Oldish, kemarin dia sudah membawa
orang pergi ke Bukit Oldish untuk mencarinya, mungkin sebentar lagi akan membawanya kemari.”
Begitu mendengarnya, Dewi tidak dapat menahan kegembiraannya, “Tidak disangka kinerja Jeff begitu cepat,
karena sudah menemukan Bukit Oldish, seharusnya sebentar lagi dia bisa menemukannya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Tapi tidak tahu, apa Tabib Legendaris itu mau mengikutnya turun bukit, tapi kemampuan kalian. sangat hebat,
kalian tidak akan langsung menculiknya ke sini, ‘kan?”
“Haha, itu sangat mungkin!” Sonny tertawa, “Kak Jeff sebelumnya bilang, kalau Tabib Legendaris itu tidak mau
ikut, dia bisa menculiknya.”
“Tidak boleh!” Dewi buru-buru memarahi, “Jangan bersikap tidak sopan pada Tabib itu!”
“Eh...” Sonny tercengang, ia hanya bercanda, tidak menyangka Dewi begitu kesal.
“Kamu hubungilah Jeff, katakanlah apa yang aku katakan, harus menghormati Tabib Hansen, kalau dia tidak mau
datang, bujuk dia dengan perasaan dan logika, jangan sampai tidak sopan terhadap orang tua.
Orang itu, walaupun dia adalah seorang Tabib legendaris, tapi ia sudah tua, tubuhnya punya berbagai penyakit,
kalau kalian menculiknya dan terjadi sesuatu, aku tidak akan mengampuni kalian!!!!"”
“Baik, aku akan menyampaikannya pada Kak Jeff.”
Sonny bersiap menghubungi Jeff, tapi setelah jalan beberapa langkah, ia kembali teringat sesuatu, lalu bertanya
dengan heran pada Dewi, “Nona Dewi, bagaimana Anda bisa tahu kalau Tabib
Legendaris punya berbagai penyakit?”
“Itu....” Dewi tersedak seketika, dengan cepat ia menemukan alasan, “Apa ini masih perlu ditanya? Orang tua
mana yang tidak berpenyakitan? Tabib Hansen itu sudah begitu tua, tidak bisa menghindari hukum alam.”
“Ucapan Nona benar!” Sonny mengangguk-angguk. “Aku telepon Kak Jeff.”
“Pergilah.”
Dewi melihat Sonny pergi, ia merasa bersalah, untungnya orang ini bodoh, dan juga sangat mengaguminya, jadi
dia tidak berpikir banyak.
Kalau tidak, dia akan menyadari hubungannya dengan Tabib Hansen ....
Tapi, kalau mereka benar-benar membawa Tabib Hansen kemari, identitasnya juga akan terbongkar, ‘kan?
Mau disembunyikan bagaimanapun juga, dia tetap tidak akan bisa bersembunyi dari orang tua itu, walaupun
umurnya sudah tua, tapi dia masih sangat hebat....
Memikirkan kekhawatiran ini, Dewi jadi teringat kembali masalah Tania, kalau gurunya masih. bersedia
mengakuinya, dia benar-benar sangat ingin memintanya untuk mengajarinya operasi itu
Sampai sekarang dia masih tidak mengerti, kenapa operasi itu bisa gagal...
Baginya, itu adalah sebuah pukulan yang besar, membuatnya mempertanyakan keterampilan medisnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Di saat yang bersamaan, juga membuatnya merasa bersalah atas kematian Tania....
Seperti sebuah duri dan sebuah misteri, yang terus membuatnya ingin memecahkannya.
Saat imajinasinya sedang berkeliaran, ponselnya berbunyi, Brandon menghubunginya.
Dewi buru-buru menjawab, “Brandon!”
“Sobat, bagaimana denganmu? Tidak apa-apa, ‘kan?”
“Cukup baik, ada apa?”
“Aku ingin pergi mencarimu, tapi Bibi Lauren menyita pasporku, tidak mengizinkanku pergi. Dia bilang kalau aku
pergi juga tidak akan bisa membantumu, hanya akan merepotkan, aku sangat mengkhawatirkanmu dan sangat
merindukanmu....”
“Yang diucapkan Bibi Lauren benar, kamu uruslah Panti Asuhan Zambe dengan tenang, jangan menambah
kekacauan.”
“Baiklah, aku tahu kamu akan berkata seperti ini.” Brandon mendesah, “Aku meneleponmu untuk
memberitahumu suatu hal.”
“Apa?” Tanya Dewi terus terang,
“Paman Joshua pergi ke Negara Emron, dia ingin menyelidiki Lorenzo, melihat-lihat apa dia adalah seorang pria
yang bisa diandalkan. Aku juga ingin tahu, apa kamu benar-benar mau menikah dengan Lorenzo?”