- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1986 Bertengkar
Dewi begitu marah, ia berjalan mondar-mandir di dalam kamar, ponsel di tangannya hampir saja dipatahkannya.
Setengah jam berlalu, Lorenzo masih belum membalas teleponnya, setelah satu jam berlalu masih belum ada
balasan....
Dia terus menatap ponselnya, suaranya diaktifkan, menunggu telepon masuk.
Tapi, satu jam, dua jam, lima jam telah berlalu....
Masih belum ada telepon masuk.
pun,
Dewi sudah sangat emosi, dia bersiap menanyakan nomor Jasper pada Sonny, namun saat itu, ponselnya
berbunyi, Lorenzo meneleponnya..
Tanpa berpikir, Dewi buru-buru mengangkatnya, “Halo!”
“Kenapa? Ada masalah?”
Suara Lorenzo jelas dan dingin, terasa asing dan acuh.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Dewi semakin marah, ia langsung berkata dengan geram, “Lorenzo, apa maksudmu???”
Lorenzo di ujung telepon sedang menandatangani dokumen, ponselnya diletakkan di atas meja, mode pengeras
suara dinyalakan, oleh karena itu, gendang telinganya hampir pecah olehnya, “Kenapa marah seperti ini? Siapa
yang mengganggumu?”
“Aku sudah lihat beritanya, sekarang kamu, segera, jelaskan padaku sejelas-jelasnya!!!”
Dewi ingin sekali bergegas ke masuk ke telepon untuk mencekik dan meminta penjelasannya.
Perkataannya yang keras ini, membuat suasana hati Lorenzo menjadi buruk, ia berkata dengan dingin. “Ada apa
dengan sikapmu ini? Kenapa kasar sekali?”
“Maksudmu apa? Apa aku tidak punya hak untuk bertanya?”
Dewi menekan jarinya di layar tabletnya, sambil memarahinya dengan kesal.
“Mana bajingan tidak tahu malu yang bilang ingin menikahiku itu? Mana bajingan yang terus nempel padaku itu?
Sekarang aku baru pergi beberapa hari, kamu sudah berhubungan dengan wanita lain???”
“Apanya yang nempel padamu terus? Kamu mengatakannya seakan-akan kamu tidak suka!” Lorenzo juga
marah, “Mana wanita buruk yang merampas ciuman pertamaku, naik ke tempat tidurku di tengah malam,
menggunakan dua identitas untuk mendekatiku? Bahkan menahan
peluru untukku, dan kembali untuk menyelamatkanku tanpa memedulikan hidup dan matinya?”
“Aku memang sudah buta, puas???”
Dewi meraung dengan geram, kemudian langsung mematikan teleponnya.
“Sialan!!!” Di ujung telepon, Lorenzo begitu emosi. “Wanita buruk itu, ternyata berani menutup teleponku???”
“Pria rendah sialan, tidak tahu malu dan sangat rendahan!!!”
Dewi menggertakkan giginya dengan geram, tidak ada tempat untuk melampiaskan amarah di seluruh
tubuhnya, tepat di saat itu juga, tanpa sengaja ia melihat lagi foto di dalam berita, yang dipakai Juliana di
lehernya ternyata adalah “Pusat Galaksi”!!!
Itu adalah kalung berlian seharga ratusan milyar.
Di awal Lorenzo membelikannya, dia berpura-pura angkuh, dan berpura-pura menolaknya, dalam sekejap dia
langsung menyuruh orang lain untuk mengembalikannya, membuat dirinya begitu menyesalinya...
Dia mengira, dia benar-benar telah mengembalikannya.
Tapi sekarang, ternyata Juliana-lah yang memakainya.
Bahkan, di bagian bawah beritanya tertulis, di pesta dansa, Lorenzo memberikan Juliana “Pusat Galaksi”, bahkan
ia memakaikan sendiri untuknya....
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Dewi hampir gila, saat itu juga, Lorenzo kembali meneleponnya, dia mengangkatnya dengan
kesal.
“Aku meneleponmu untuk memberitahumu, jangan matikan teleponku duluan, aku yang harus
matikan....”
“Lorenzo, dasar bajingan rendahan yang tidak tahu malu, mati saja kamu!!!”
Dewi mengutuk marah di telepon, kemudian menutup teleponnya lagi.
Di ujung telepon, Lorenzo tercengang, sialan, wanita itu menutup teleponnya lagi, dua kali berturut-turut,
bahkan dia juga mengumpatnya.
Di depan begitu banyak orang!!!!
Di dalam ruangan, Jasper berkeringat dingin, beberapa tamu juga kaget hingga gemetar
Winston yang duduk di atas sofa tercengang, baru pertama kali dia melihat Lorenzo dimaki dengan begitu kasar,
sampai tidak dapat membalasnya.
Bahkan Cole yang selalu menganggap dirinya arogan, saat itu juga menjadi tidak tenang, mengusap hidungnya
dengan canggung, lalu dengan hati-hati menyelinap keluar.
dia