- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1989 Pengawalan
Melihat tampang jujur Sonny, amarah Dewi perlahan-lahan mereda.
la menoleh dan berpikir, perkataan Sonny benar juga, Lorenzo itu, sifatnya buruk dan keras, satu hubungan saja
sulit berhasil, bagaimana bisa menjalin hubungan dengan dua orang di saat yang
bersamaan?
Apa benar ada kesalahpahaman?
Tapi, dia memberikan “Pusat Galaksi” pada Juliana, jadi seharusnya itu benar.
Memikirkan hal ini, hati Dewi menjadi sangat tidak nyaman.....
Sekarang bukan saatnya untuk marah, dia harus menunggu Jeff membawa guru datang, setelah melakukan
operasi, barulah dibicarakan lagi.
Dewi kembali berbaring di atas kasur dengan tenang.....
Meskipun ponselnya sudah dipasang kartu SIM, tapi dia masih belum menyalakannya.
Dewi berpikir, kalau menyalakan ponselnya sekarang, apa Lorenzo akan meneleponnya?
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Pria itu biasanya tidak banyak bicara, sebaliknya saat bertengkar, dia malah jadi sangat hebat, tidak
membiarkannya berbicara sepatah kata pun.
Dewi meletakkan ponselnya, tidak menyalakannya.
Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kalau seperti ini, Bibi Lauren tidak akan bisa menghubunginya. takutnya malah
membuat Bibi Lauren khawatir....
Akhirnya, Dewi kembali menyalakan ponselnya.
Dia masih berpikir, setelah menyalakan ponselnya, kalau Lorenzo meneleponnya, dia akan memblokir nomornya,
dengan begini dia tidak akan bisa bertengkar dengannya....
Tapi, setelah satu jam, dua jam berlalu, Lorenzo tidak meneleponnya, juga tidak ada pesan
apapun.
Sebaliknya malah datang telepon dari Bibi Lauren.
Dewi buru-buru mengangkatnya, “Bibi Lauren!”
“Kamu tidak apa-apa, ‘kan? Masih di dalam vila Keluarga Moore, ‘kan?”
Bibi Lauren menanyainya dengan cemas.
“Masih.” Dewi tertawa pahit, “Bibi sudah tahu Brandon menghubungiku?”
“Si bodoh itu, memang harus dipukul.” Bibi Lauren berkata dengan marah, “Aku sudah bilang padanya untuk
tidak memberitahumu dulu, tapi dia tidak mau dengar, malah langsung memberitahumu ....
Dewi, kalau kamu benar-benar menyukai Lorenzo, ingin bersama dengannya, kamu harus mempersiapkan hati,
kelak rumor semacam ini akan ada banyak.
Meskipun dia tidak mempermasalahkannya, tapi tetap akan ada banyak wanita yang ingin membuat rumor
dengannya, kamu harus tahu, ini adalah kesempatan.
Tapi, karena kamu mau tetap bersamanya, kamu harus berlatih untuk menguatkan hati, harus saling percaya,
jangan marah karena hal yang tidak ada buktinya....”
“Aku baru mengerti sekarang, kenapa awalnya bibi tidak mau aku bersama dengannya.”
Dewi sedikit tersentuh, Bibi Lauren sangat berpengalaman, banyak hal yang sudah ia ketahui lebih awal....
“Dewi, kamu sangat pintar, tapi bagaimanapun juga, pengalaman hidupmu masih dangkal.”
Bibi Lauren berkata dengan tulus dan sepenuh hati, “Masalah ini, aku dan Paman Joshua akan membantumu
mengurusnya, yang harus kamu lakukan sekarang adalah, menjalani pengobatan dengan tenang, jangan sampai
rencana ini berantakan karena seseorang atau suatu masalah, mengerti?”
“Mengerti.” Dewi mengangguk, “Terima kasih, Bibi Lauren, dan juga, Terima kasih Paman. Joshua ...."”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Dari kecil, Dewi tidak memiliki orang tua, walaupun ada guru yang membesarkannya, mengajarinya ilmu, tapi
mengenai perasaan, mengenai kehidupan, dia tetap tidak terlalu. mengerti.
Meskipun dia pintar dan kemampuannya sangat tinggi, namun dia masih muda, perjalanan. hidupnya baru saja
dimulai, ada banyak hal yang belum pernah ia alami, jadi masih kurang berpengalaman ....
Untungnya, ada Bibi Lauren dan Paman Joshua yang mengawal hidupnya.
Sehingga dia bisa sampai pada hari ini.
“Bodoh, kita ini keluarga, untuk apa berterima kasih, kamu harus mengingat perkataan bibi, sekarang jangan
pedulikan apapun, laukanlah operasi itu, nanti baru kita bicarakan lagi, mengerti?”
Bibi Lauren kembali menasihatinya.
“Mengerti.” Dewi menjawab dengan sungguh-sungguh.
“Operasinya harus dilakukan secepat mungkin, jangan ditunda lagi, kalau orang dari Keluarga Moore masih
belum menemukan gurumu, kamu langsung mengaku saja. Sedangkan Tabib Hansen itu, kamu mengaku salah
dengan baik, dia pasti akan memaafkanmu....”
“Seharusnya akan segera ditemukan, nanti coba aku tanya.”
Dewi juga mengkhawatirkan hal ini, terutama dia takut guru tidak bersedia turun bukit, Jeff juga sangat keras,
takut ia malah akan menakuti gurunya....