- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2017 Curiga Padanya
Sepuluh hari ....
Lorenzo masih belum kembali, sepertinya dia sangat sibuk. Awalnya dia selalu menelepon Dewi setiap hari.
Meski hanya beberapa menit, tapi dia tetap merindukan Dewi.
Namun, belakangan dia sudah tidak menelepon lagi.
Awalnya Dewi menahan diri untuk mencarinya. Setelah menahan diri selama dua hari, dia pun berinisiatif
mengirim pesan ke Lorenzo, tapi tidak dibalas.
Dewi berpikir seharusnya dia sedang sibuk. Selain itu, ada urusan mendesak yang harus diurus, maka bisa
dimengerti kalau pria itu tidak membalas pesannya. Setelah urusannya selesai, Lorenzo pasti akan mencarinya.
Namun, sudah lewat dua hari, Lorenzo tetap tidak mencarinya.
Dewi mulai panik, khawatir terjadi sesuatu pada Lorenzo, maka dia pun bertanya pada Jeff tentang kondisi di
sana.
Jeff bilang Lorenzo baik-baik saja, hanya saja sangat sibuk. Setelah selesai sibuk beberapa hari lagi, seharusnya
dia akan menelepon Dewi. Jeff juga bilang Lorenzo berpesan agar Dewi merawat kesehatannya dengan baik,
tidak perlu mengkhawatirkannya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Mendengar hal ini, Dewi langsung emosi. Dia bisa berpesan pada Jeff, artinya setiap hari dia berkomunikasi
dengan Jeff. Berhubung bisa berkomunikasi dengan bawahannya, kenapa tidak bisa membalas pesannya?
Jeff orang yang lamban, sama sekali tidak menyadari bahwa Dewi marah. Dia masih berkata, “Nona Dewi, kalau
tidak ada urusan lain lagi, aku pergi dulu.”
“Hm.” Dewi merespons, “Uruslah pekerjaanmu.”
Namun, dengan cepat dia memanggil Jeff lagi. Karena sangat bosan, dia pun berbaring di sofa sambil melihat-
lihat berita. Lalu, dia melihat sebuah berita tentang Juliana yang sedang mengunjungi kantor cabang Grup Moore
di San Fransisco, Negara Maple.
Di berita, terlihat beberapa foto dia sedang menghadiri pesta di berbagai tempat, serta pertemuan dengan
orang-orang berpengaruh. Media bahkan memujinya sebagai wanita karier
masa kini.
Masih bilang dia yang begitu hebat baru cocok dipasangkan dengan Lorenzo,
Melihat berita ini, Dewi menjadi panik dan langsung menyuruh orang memanggil Jell. Dia mau menanyakan
kebenaran hal ini.
Jeff orang yang pikirannya polos, langsung bilang Juliana memang pergi ke San Fransisco, juga mengunjungi
kantor cabang. Mengenai perkataan cocok menjadi pasangan Lorenzo, itu hanyalah
1/3
kata-kata awak media.
Emosi Dewi hampir meledak, dia bertanya lagi, “Kalau begitu, sekarang Lorenzo juga ada di San Fransisco?”
“Benar.” Jeff langsung mengangguk tanpa pikir panjang.
Raut wajah Dewi langsung menggelap. Tanpa bicara apa pun, dia langsung melempar laptop ke luar jendela.
Laptop itu pun masuk ke kolam.
“Uh...." Jeff tertegun. Saat ini, dia baru menyadari mungkin Dewi marah, maka dia buru-buru menjelaskan,
“Nona Dewi, jangan salah paham. Meski Tuan dan Nona Juliana sampai di San Fransisco pada hari yang sama,
tapi mereka tidak janjian ...."
“Ternyata mereka sampai di San Fransisco pada hari yang sama?” Saat ini, Dewi semakin marah, “Aku terlalu
percaya padanya, mengira dia sungguh sibuk kerja. Ternyata malah pergi berkencan dengan Juliana.”
“Bukan, bukan....”
“Berisik, keluar!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Dewi emosi besar, tidak mau mendengarkan perkataan siapa pun.
Sekarang dia hanya terpikir Lorenzo dan Juliana pergi berkencan. Hanya memikirkannya saja, dia sudah luar
biasa marah.
Dewi segera menghubungi Lorenzo. Kali ini panggilan terhubung, tapi langsung ditolak.
Dia semakin marah, ‘Mungkinkah sekarang bajingan itu sedang bersama Juliana, sehingga tidak ada waktu
untuk mengangkat teleponku?’
Dia pun mengirim pesan pada Lorenzo, “Segera teleponku balik!”
Emosinya sudah naik ke ubun-ubun, tidak bisa menunggu sedetik pun.
Dengan cepat, Lorenzo menelepon, “Ada apa? Apa terjadi sesuatu?”
Nada bicara Lorenzo sangat panik, mengira terjadi sesuatu pada Dewi.
“Apa kamu sedang bersama Juliana?” Dewi langsung bertanya.
Lorenzo tidak bicara, tapi kondisi diamnya seolah-olah balik bertanya kenapa Dewi menanyakan hal seperti itu.
Dewi hampir mengira dirinya curiga berlebihan. Saat mau menanyakan masalah berita itu, saat ini terdengar
suara wanita dari ujung telepon sana.
“Lorenzo, aku sudah ganti baju. Kita sudah bisa pergi!”