- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2024 Apakah Sudah Putus?
“Kamu benar!”
Diam-diam Dewi memutuskan, tidak akan pernah memaafkan Lorenzo.
“Aku akan memberitahumu apa yang harus kamu lakukan selanjutnya.” Gadis itu menarik Dewi, terus bicara,
“Pertama-tama, kamu harus mematikan ponsel, kehilangan kontak....”
“Tunggu.” Dewi menyelanya, bertanya dengan bingung, “Bukankah sudah putus? Kenapa masih harus
melakukan yang tidak perlu?”
“Meski sudah putus, kamu tetap harus menghukumnya.” Gadis itu marah, “Dia menipumu, melukaimu, dan
membuatmu sedih, apa kamu tidak ingin memberinya pelajaran?”
“Itu....
“Kalau dia melakukan kesalahan dan tidak dihukum, kelak dia akan terus menyakiti gadis lain ....
“Kamu benar! Kehilangan kontak, lalu?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Dewi merasa gadis itu benar-benar seorang pakar cinta, harus belajar darinya.
“Kenapa harus kehilangan kontak? Karena setelah putus beberapa waktu, pria akan menyesalinya, ditambah lagi
dengan sifat posesif, dia takut kamu akan mencari pacar baru.
Kalau kamu kehilangan kontak, dia akan panik dan cemas, mengira kamu sudah menemukan orang lain. Saat
itu, dia akan menggila
Yang kita inginkan adalah mengacaukan mentalnya, membuatnya rumit, tergila-gila padamu....”
Gadis itu berbicara semakin bersemangat, “Saat itu, posisimu berubah dari rendah ke tinggi, punya hak untuk
bicara dan membuat keputusan.”
“Aku mengerti.” Dewi terus mengangguk, “Selanjutnya?”
“Kalau dia tidak bisa melupakanmu dan kamu punya nilai yang sangat tinggi, dia akan datang mencarimu, saat
| ETB
Gadis itu berhenti bicara, mulai jual mahal, “Aku lelah, anak dalam perut sedang menendangku, tidak bisa bicara
lagi. Kalau sudah sampai tahap itu, kamu tanya padaku lagi, aku berikan nomor teleponku padamu.”
“Oke, oke.” Dewi segera mencatat nomor ponselnya, “Apa rumahmu di Swedoland?”
“Ya. Kalau kelak ada masalah, kamu bisa mengajakku bertemu dan mengobrol.” Gadis itu terlihat ramah, “Tapi
mengajar secara gratis juga cukup melelahkan, terutama purutku sudah begitu besar, haiz.....
1/2
Saat bicara sampai di sini, dia masih memegang perut, terlihat sangat sedih, “Semua uangku sudah ditipu,
sekarang hanya sisa sedikit, tidak tahu apa orang tuaku akan peduli padaku atau tidak. Kalau tidak peduli, aku
tidak punya uang untuk melahirkan.”
“Seharusnya tidak akan seperti itu.” Saat melihatnya sedikit kasihan dan merasa tidak enak hati karena sudah
belajar begitu banyak ilmu, Dewi segera membuka dompet, memberikan semua uang tunai padanya, “Anggap
saja sebagai biaya belajarku!”
“Ini, sungguh tidak enak hati...” Gadis itu sedikit tersanjung, “Ini ada beberapa puluh juta.”
“Ambillah.” Dewi berkata dengan santai, “Itu tidak seberapa, aku masih punya sangat banyak.”
“Baiklah, terima kasih.”
Sikap gadis itu berubah 180 derajat, seolah-olah bertemu dengan klien besar, “Kakak, kalau kelak ada masalah,
cari aku kapan saja, aku bisa mengajarimu setiap saat. Kalau kamu ada waktu, aku juga bisa menceritakan kisah
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmke-8 pacarku padamu.”
“Kalau mendengar kisah, itu tidak perlu....” Dewi segera berkata, “Lain kali kalau bertemu masalah seperti ini
dan tidak tahu harus bagaimana, aku akan tanya padamu lagi.”
“Oke, oke, ponselku aktif selama 24 jam, kamu bisa mencariku kapan saja.”
Gadis itu mengangguk dengan gembira, merasa sudah bertemu dengan seorang penyelamat.
Uang si gadis bodoh ini sungguh mudah ditipu. Kalau ada dia, aku tidak perlu takut tidak uang untuk dirawat di
rumah sakit.....
Saat melihat tampangnya yang puas, Dewi menaikkan sudut mulut....
punya
Keduanya saling meninggalkan nomor telepon dan nama, mengobrol sepanjang jalan, waktu pun berlalu dengan
sangat cepat.
Dengan segera, pesawat tiba di Swedoland, keduanya berpisah setelah keluar dari bandara.
Brandon datang menjemput Dewi, mengendarai sebuah mobil balap kuning, sangat keren. Dia langsung
bertanya begitu bertemu Dewi, “Dewi, kamu sudah putus dengan Lorenzo, ‘kan?”