- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2055 Ingin Pergi
“Kita masih bisa menghadapinya sekarang, tapi bagaimana nantinya, musuh yang ingin balas dendam semakin
banyak, dan pada akhirnya akan melibatkan Dewi. “Bibi Lauren gelisah, “Sekarang Denny sendiri saja sudah
cukup merepotkan, kalau datang beberapa lagi, itu akan sangat gawat. Musuh-musuh itu tidak mudah
dihadapi.”
“Untungnya, beberapa tahun ini, nama kita tidak tercatat di panti asuhan dan yayasan. Selama kita pergi, itu
akan baik-baik saja. “Paman Joshua menepuk bahunya, “Jangan khawatir, kalau kita pergi, masih ada Brandon,
dia akan menjaga Dewi.”
“Bocah bodoh itu tidak membuat masalah saja sudah bagus.” Bibi Lauren berkata dengan putus asa. “Aku sudah
membuat alasan untuk membiarkan dia mengikuti Dewi, dengan begitu, bocah itu tidak akan ditinggal sendirian,
dan itu akan lebih aman.”
“Kamu memikirkannya dengan baik.” Paman Joshua tersenyum tak berdaya, “Kalau mereka berdua bersama,
mereka akan saling menjaga satu sama lain.”
“Aku berpikir, apa aku harus berinisiatif untuk menghubungi Lorenzo.” Bibi Lauren sedikit ragu- ragu,
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Membuatnya datang dan menjemput Dewi, kalau tidak, aku benar-benar tidak tenang.”
“Tidak perlu.” Paman Joshua berkata, “Bagaimanapun, dia dan Dewi belum menikah, jadi dia tidak memiliki
tanggung jawab dan kewajiban ini. Selain itu, kalau dia benar-benar peduli dengan Dewi, dia akan datang
dengan sendirinya, dan kita tidak perlu ikut campur.
Kalau dia tidak datang, itu berarti dia tidak terlalu peduli. Akan jadi lelucon kalau kita berinisiatif untuk
menghubunginya, mungkin ini tidak baik bagi Dewi kalau kita terburu-buru seperti ini.”
“Kamu benar.” Bibi Lauren mengangguk.
“Besok pagi kita buat musuh-musuh itu pergi, dengan demikian, Dewi jadi bisa lebih aman.” Paman Joshua
berkata, “Mengenai Denny dan anak buahnya, kamu tidak perlu terlalu khawatir. Kudengar, Lorenzo mengutus
seseorang untuk melindungi Dewi secara diam-diam. Selain itu, Pangeran Willy juga tidak bisa dianggap enteng,
dengan keberadaannya, tidak akan terjadi apa- apa pada Dewi.”
“Aku baru saja menyuruh Dewi untuk menjauh dari Willy itu.... Bibi Lauren mengerutkan kening, “Menurutku,
orang ini sangat berbahaya.”
“Setidaknya sekarang aman,” Paman Joshua berkata, “Mari kita fokus pada hal yang ada dulu.”
Dewi kembali ke kamar, kemudian dia mandi, dan berbaring di tempat tidur sambil melihat ponselnya.
Dia ragu, apakah mau menelepon Lorenzo atau tidak.
Berdasarkan temperamennya, jika Lorenzo tidak mencarinya sendiri, menjelaskan secara
langsung dan minta maaf, dia tidak akan memuatkannya....
Tapi, apa yang dikatakan Bibi Lauren benar, dia tidak boleh marah karena hal-hal seperti ini. Berikan orang lain
kesempatan untuk menjelaskan, jangan membuat diri sendiri menyesal.
Memikirkan hal ini, Dewi langsung menelepon Lorenzo, tetapi teleponnya tidak dapat terhubung
Dia menjadi sangat marah, bagus sekali, Lorenzo benar-benar memblokir nomornya!!!
Dia sangat marah dan langsung mengirim pesan teks ke Lorenzo, “Lorenzo, pergilah ke neraka, aku tidak ingin
melihatmu lagi selamanya!!!”
Dia menghitung waktu, saat ini San Francisco baru saja mulai gelap.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Mungkin, Lorenzo, bajingan terkutuk itu, sekarang sedang bercinta dengan Juliana ....
Semakin memikirkannya, Dewi semakin marah, dan semakin emosi. Pada saat ini, telepon tiba- tiba berdering.
Dia mengira itu adalah Lorenzo, dia segera menjawab telepon, dan langsung memarahinya.
“Bajingan, kenapa kamu menelepon? Pergilah ke neraka!!!”
Setelah dia marah-marah, tidak ada suara dari ujung telepon, ketika dia hendak menutup telepon, terdengar
suara lembut dari telepon, “Sepertinya, camilan hari ini tidak enak, dan membuatmu marah.”
“Hah....” Dewi terkejut, “Willy??”
“Jangan marah.” Suara Pangeran Willy terdengar sangat sejuk, membawa perasaan tenang, “Aku membuat sup
biji teratai, aku membawanya untukmu, sekarang aku ada di Kafe!”
“Ini sudah larut maram....” Dewi merasa tidak enak, “Aku bahkan sudah tidur.”
“Bukankah kamu bilang kamu ingin makan sup biji teratai?” Pangeran Willy berkata sambil tersenyum, “Aku
secara khusus meminta seseorang untuk mencarinya dan itu membutuhkan. waktu yang lama, dan akhirnya aku
berhasil membeli biji teratai di toko tradisional Nusantara, kemudian aku merebusnya selama dua setengah
jam.”