- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2067 Mati di Hadapanmu
“Dasar gila, gila!”
Brandon berteriak marah, sebelumnya dia dipukuli habis-habisan oleh Denny karena
melindungi anak-anak dan pingsan, dia baru sadar karena suara tembakan barusan dan melihat pemandangan
ini.
Saat ini, wajah para petugas yang ada di lobi terlihat pucat ketakutan karena melihat Dewi tertembak, tapi
mereka tidak berani berkata apa pun.
Karena masih ada belasan anak di dalam ruangan ini dan ada banyak anak yang tubuhnya dipasangi bom.
Kalau membuat Denny marah dan dia menekan remot itu, maka anak-anak akan hancur lebur karena ledakan
bom.....
“Sungguh mulia!”
Sepertinya Denny merasa sangat gembira melihat Dewi tertembak, senyuman di wajahnya berubah riang, “Aku
ingin lihat kamu masih bisa menahan berapa tembakan?”
Saat mengatakannya, dia kembali membidik anak lainnya
“Ah, Kakak Dewi....”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Anak itu menangis keras karena terkejut.
“Jangan....
“Dor!”
Suara tembakan kembali terdengar, Dewi kembali bergegas mendekap anak itu dalam pelukannya.
Tembakan ini mengenai pahanya, dia terjatuh di tanah dan tidak bisa berdiri lagi.
Saat ini, Dewi sudah tertembak dua kali, darah segar sudah membasahi baju putihnya, tubuhnya gemetar
karena menahan rasa sakit, keringatnya terus menetes, dia menggertakkan giginya dan berusaha bertahan....
“Kakak Dewi, huhuhu....”
“Nona Dewi!”
“Dewi!”
Anak-anak itu menangis.
Brandon berlari keluar dengan panik.
Mina dan yang lainnya juga sangat panik, tapi mereka tidak bisa berbuat apa pun.
Para polisi itu juga sangat panik, mereka takut terjadi sesuatu, tapi juga tidak berani bertindak gegabah.
“Sangat mulia!” Denny tampak makin antusias melihat Dewi yang terluka, “Kamu benar-benar orang baik,
sepertinya aku salah paham padamu, kamu benar-benar melindungi anak-anak ini dengan sungguh-sungguh!”
“Lebih baik kamu langsung membunuhku saja!”
Dewi memelototi Denny sambil menggertakkan giginya.
“Tidakkah terlalu mudah membunuhmu dengan satu tembakan?” Denny mencibir sambil menyindir, “Mana
mungkin aku membiarkanmu mati dengan begitu mudah?”
“Kamu...."”
Saat Dewi akan berbicara, Denny kembali mengangkat pistolnya dan membidik anak selanjutnya sambil berkata,
“Ada lima anak di sini, kalau menghadang satu tembakan untuk setiap anak, entah apa kamu bisa bertahan?”
Kemudian, dia memegang kepalanya dengan ekspresi bingung, “Masih ada belasan anak lagi di dalam ruangan,
kamu jangan mati dengan begitu cepat, ya
“Kalau ingin membunuhku, terserah kamu ingin melakukannya dengan cara apa, tapi lepaskan anak-anak dulu.”
Dewi masih memaksakan dirinya untuk bertahan, dia ingin melindungi anak-anak ini, meski itu harus digantikan
dengan nyawanya.
“Akan dilepaskan atau tidak, itu bergantung pada penampilanmu. Denny mencibir dingin, “Apa kamu sudah siap?
Selanjutnya!”
“Kamu ..."”
“Dor!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Saat Dewi akan berbicara, Denny sudah melepaskan tembakan. Dia berusaha mendekat dengan mengerahkan
semua tenaganya, tapi karena kaki dan lengannya terluka, gerakannya lebih lamban dan dia terlambat
selangkabh.....
Dia terjerembap di tanah, tidak memedulikan lukanya....
Dia mengira anak itu terluka, tapi terdengar teriakan ketakutan anak-anak di telinganya, “Ah,
Kakak Brandon!”
Jantung Dewi berdegup dan mengangkat kepalanya, Brandon sudah bersimbah darah. Tadi dia
mengerahkan semua tenaganya untuk mendekat dan melindungi anak-anak, tapi perutnya malah tertembak....
“Brandon!” Dewi merangkak mendekat dengan panik, dia buru-buru menekan Iluka pria itu, “Kamu bertahanlah,
bertahanlah!”
Bidikan Denny sangat tepat, dia tidak ingin Dewi mati begitu cepat, jadi dua tembakan sebelumnya hanya
melukai pundak dan kaki Dewi, tapi tembakan kali ini diarahkan ke perut Brandon, sangat berbahaya...
Dewi langsung panik, dia segera mencari kain kasa dari dalam tas untuk menghentikan pendarahan Brandon,
dan pada saat ini, dia tidak sengaja melihat sesuatu...
“Ckekek, benaran mesral”
Denny makin puas melihat Dewi begitu memedulikan Brandon, “Sekarang kamu mengerti
perasaanku, ‘kan? Aku memang ingin membuat orang yang kamu pedulikan mati satu per satu di hadapanmu!”