- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2187 Bersikap Tegas
“Sekarang di sini semuanya sedang mengalami masalah keuangan, mereka berharap grup besar seperti Grup
Moore bisa berinvestasi di sini, juga berharap bisa menjalin hubungan kerja sama jangka panjang di masa
depan. Jelas-jelas sekarang Yang Mulia ingin menyanjung Tuan L, jadi Tuan L. berhak berbicara.”
Mina sekaligus mengatakan begitu banyak, menarik tangan Dewi, memohon dengan cemas.
“Tuan 1. begitu menyayangimu, tahu terjadi sesuatu padamu, segera terbang kemari untuk menyelamatkanmu.
Nanti Nona bicarakan baik-baik dengannya, minta dia menyelamatkan Pangeran, dia pasti akan menyetujuinya,
aku mohon padamu!”
“Berhak berbicara.” Akhirnya Dewi mengerti, “Pantas saja, Raja Denmark tiba-tiba bersikap begitu baik padaku,
memperlakukan Lorenzo sebagai tamu kehormatan, ternyata menginginkannya berinvestasi di sini.... Itu juga
berarti, kali ini Lorenzo datang menyelamatkanku, ia harus membayar dengan harga tinggi lagi.”
“Ini sudah pasti.” Mina berkata, “Kalau tidak membayarnya, bagaimana mungkin seorang Raja bisa
memperlakukanmu dengan baik tanpa sebab? Tapi, ini juga bukan apa-apa bagi Tuan L, ‘kan? Lagi pula,
berinvestasi di mana pun sama saja ...."”
“Dia bukan pacarmu, tentu saja kamu merasa tidak apa-apa.” Dewi sedikit marah, “Uangnya itu juga bukan
jatuh dari langit, juga ada bagianku di dalamnya, diberikan pada Raja Denmark tanpa sebab, aku tidak bisa
menerimanya!!!”
“Ugh....” Mina tidak bisa berkata apa-apa dalam sekejap.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Semakin memikirkannya, Dewi semakin marah, khawatir Lorenzo akan dimanfaatkan oleh Raja, dia buru-buru
berdiri dan hendak pergi mencari Lorenzo.....
“Nona Dewi!” Beberapa pelayan wanita memapahnya, “Anda mau ke mana?”
“Jangan menarikku, aku mau mencari pacarku!”
Dewi ingin mendorong mereka, tapi beberapa pelayan wanita menariknya, tidak membiarkannya pergi.
Saat mereka tarik-menarik, begitu tidak hati-hati, dia terjatuh ke belakang
“Nona Dewi!”
Mina berteriak karena terkejut, ia berdiri hendak memapahnya.
Namun, sosok yang lain bergegas kemari seperti kilat, merangkul Dewi dari belakang.
Dewi merasakan kekuatan yang menahannya di belakang, mendongak tanpa sadar, hatinya pun bergetar ....
1/3
Tubuh Lorenzo yang tinggi bagaikan sebatang pohon besar, melindunginya dengan kuat, wajahnya yang tampan
dekat di matanya, sepasang mata kuning kecokelatan itu penuh dengan amarah.
“Huhu....”
Hati Dewi yang awalnya kuat, tiba-tiba menjadi lemah dalam sekejap, mulutnya menyusut, bergegas masuk ke
dalam pelukannya, kedua lengannya melingkari pinggangnya, ia menangis tersedu-sedu.
“Nakal!”
dia tetap
Lorenzo ingin memukul pantatnya beberapa kali, tetapi di depan begitu banyak orang, menahan emosinya, ia
pun mencubit dagunya, mengangkat wajahnya, memeriksanya dengan teliti.
“Coba aku lihat, kenapa kepalamu terluka?”
“Kakinya juga!”
“Dia, dia yang memukulku!!!”
Dewi seperti anak kecil yang punya sandaran, menunjuk ke arah Pangeran Richard dengan galak.
Richard tercengang sejenak, menatap Lorenzo dengan terkejut.
Lorenzo menatap ke sana dengan tatapan suram dan aura kuat, “Kamu yang memukulnya?”
“Aku...”
ok
Ekspresi Pangeran Richard berubah dalam sekejap, ia mundur ke belakang dengan panik.
“Salah paham, salah paham, semuanya salah paham.” Raja segera membantunya berbicara, “Waktu itu Richard
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmtidak tahu identitasnya...”
“Tangan yang mana?”
Lorenzo menyela kata-kata Raja, mengangkat alis dan menatap Richard.
Richard tidak berani menatap matanya, buru-buru menundukkan kepala, tidak berani mengeluarkan suara.
“Jeff!” Lorenzo memerintahkan dengan suara berat.
“al”
“Tuan...”
“Ah...."
#1
Hanya dalam waktu 2 atan 3 detik, beberapa bunyi terdengar pada waktu yang bersamaan.
Semua orang yang ada di sana tercengang, jeritannya memekakkan telinga.
Jasper memejamkan kedua matanya, diam-diam menghela napas, awalnya dia ingin membujuk Lorenzo, tapi
masih belum sempat berbicara, Jell yang bodoh itu sudah bertindak.
Pantas saja, biasanya saat ada apa-apa, Tuan selalu memanggilnya.
Kali ini memanggil Jeff, itu karena dia tahu, Jeff hanya mendengar perintah, tanpa berpikir.