- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2196 Meramal Masa Depan
Dewi turun mobil dan tercengang saat melihat pemandangan di depannya....
Sekelompok pelayan dan pengawal berdiri di depan pintu, mengawasi mobil mereka dengan cemas, takut-takut
dan gugup, tidak berani mendekat.
Bahkan para pengawal itu kehilangan semangat juang mereka yang sebelumnya ada.
Baru setelah Dewi turun mobil, mereka sangat gembira, “Nona Dewi ...."”
Beberapa orang hendak menyambut mereka saat pintu mobil belakang terbuka, para pengawal turun membawa
kursi roda Willy...
Semua orang tercengang, menatap Willy dengan linglung, seolah-olah mereka tidak bisa memercayai apa yang
mereka lihat.
Mina menyeret kakinya yang terluka dan mendorong kursi roda Willy.
Dewi juga ikut membantu.
“Pangeran!!!”
Teriak Robin, suaranya bergetar.
Kemudian, dipimpin oleh Robin, sekelompok orang berkumpul....
“Pangeran, apa ini benar-benar Anda? Anda masih hidup.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Pangeran, senang Anda kembali.”
“Pangeran, kukira aku tidak akan pernah bertemu dengan Anda lagi.
0
Willy menatap semua orang dengan mata merah, sangat ingin mengatakan sesuatu, tapi kata- katanya
tersangkut di tenggorokannya, dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.
“Kita masuk dulu, baru bicara,” kata Mina dengan suara gemetar, “Di luar banyak angin, jangan sampai
Pangeran masuk angin.”
“Betul, betul, cepat masuk!”
“Aku akan memberi tahu semua orang bahwa Pangeran sudah kembali!”
Willy dan Dewi baru saja masuk Kastel, semua orang mengelilingi mereka, semua bersemangat mengetahui
bahwa Pangeran telah kembali.
Willy menarik napas dalam-dalam dan mengumumkan pada semua orang. “Berkat Dewi, kita tertolong, dia
adalah penyelamat kita!”
1/3
“lya, terima kasih Nona Dewi...."”
Semua orang membungkuk dan berterima kasih pada Dewi.
Dalam pertempuran hidup ini, Dewi selalu bersama mereka dan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi
mereka, mereka benar-benar sangat berterima kasih.
“Bukan hanya aku, tapi juga Mina.” Dewi buru-buru menarik Mina, “Serta rekannya, Handy, mereka sudah
berkorban begitu besar.”
“Terima kasih semuanya....
Semua orang lanjut membungkuk dan berterima kasih.
“Dewi, Mina, kelak jika keadaanku sudah pulih, aku pasti akan membalas kebaikan kalian.”
Willy sangat lemah, ia berjuang untuk bicara, tapi setiap perkataannya tulus.
“Pangeran, Anda memberikanku hidup, sudah sepantasnya aku melakukan apa pun yang aku bisa
untuk Anda.”
Mina berjongkok di sampingnya, berkata dengan air mata berlinang.
Dewi tidak mengatakan apa-apa, dia tidak pandai berbicara, tidak tahu harus berkata apa....
“Dan juga kalian.” Willy menatap orang-orang di ruangan itu dengan mata merah dan rasa syukur yang tulus,
“Terima kasih karena tidak pernah meninggalkanku, sehidup semati!”
“Pangeran....”
Para pelayan di ruangan itu tidak tahan lagi, sesmuanya menangis bersama.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Di luar, Lorenzo mendengar percakapan mereka, hatinya tidak tersentuh, hanya memandang ke langit dengan
tatapan rumit, seolah berpikir.
“Tuan sedang memikirkan apa?” Jasper bertanya dengan pelan.
“Aku bertanya-tanya....” Lorenzo mengangkat sudut bibirnya, “Setelah beberapa tahun kemudian, akankah Willy
mengingat malam ini...”
“Hah?” Jasper tidak mengerti apa yang Tuannya maksud.
“Haha!” Lorenzo menertawakan dirinya sendiri, “Jadi orang pintar juga ada jeleknya, bisa meramal masa
depan....”
“Maksud Anda, kelak....” Jasper mungkin mengerti, “Tidak mungkin, ‘kan? Menurutku, Pangeran Willy sangat
tulus dan sungguh bersyukur.”
2/3
“Saat ini memang tulus.” Lorenzo menoleh pada Kastel yang sunyi, “Kelak belum tentu....”
“Tapi, Anda tetap datang menyelamatkannya?” Jasper agak bingung.
“Memangnya harus bagaimana?” Lorenzo bertanya dengan kesal, “Sudah sampai di tahap ini, langkah terakhir,
memangnya akan membiarkan rubah tua itu menang?”
“Benar juga.” Jasper mengangguk, “Lagi pula, kalau Tuan tidak menyelamatkannya, Nona Dewi akan mengalami
kesulitan....”
Begitu dia selesai bicara, dia merasakan tatapan membunuh Lorenzo, ia buru-buru menundukkan kepalanya,
“Aku terlalu banyak bicara!”
Benar, sebenarnya pada akhirnya, semuanya demi Dewi ....