- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2215 Tumbang Karena Kelelahan
“Siapa mantan suaminya?” Mina lanjut bergosip.
“Aku tidak tahu.” Sonny tidak berani bicara lagi. Dia menatap Dewi, “Tuan Lorenzo tidak suka kami
membicarakan masalah pribadi orang lain.”
Dewi pun melirik Mina.
Mina buru-buru menjelaskan, “Baik, baik, aku tidak bertanya lagi. Aku juga hanya penasaran. Kenapa ada orang
yang berani melakukan kekerasan terhadap putri Presiden? Haiz, pria jahat di dunia ini sungguh ada di mana-
mana.”
“Pria itu juga cukup berkuasa.”
Sonny hanya bicara begitu, lalu tidak berani bicara lagi.
“Benar juga, masih ada orang yang lebih hebat di luar sana...” Mina bergumam. “Tapi, seharusnya Nona Tamara
sangat menderita. Kalau tidak, juga tidak mungkin jadi seperti ini.”
“Ini privasi orang lain, jangan terlalu mencari tahu.” Dewi sedikit tidak senang, “Sepertinya profesimu dulu
sebagai agen FBI meninggalkan efek padamu.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Hahaha, ya, ya, maaf. Aku tidak bertanya lagi.”
Mina tidak bertanya lagi, tapi dia mengingat informasi ini diam-diam.
Sesampainya di kastel, sudah pagi hari. Dewi juga tidak bisa tidur lagi. Dia pun langsung meracik obat di ruang
kerjanya, lalu menyuruh bawahan mengantarkannya ke Istana Presiden.
Setelah mengurusnya, dia pun masuk ke kamar untuk istirahat.
Sedangkan Mina langsung ke kamar Willy
Willy tidak tidur semalaman. Melihat Mina, dia langsung bertanya, “Dewi tidak apa-apa, ‘kan?”
“Nona Dewi baik-baik saja. Pangeran tenang saja. Tadi dia baru sampai di rumah.” Mina sedikit sedih, tapi dia
tetap tersenyum, “Oh ya, Pangeran, aku dengar beberapa kabar
“Katakan!”
“Ternyata Nona Tamara ...."
Mina melaporkan semua hal yang dia dengar dan lihat semalam pada Willy, termasuk Dewi yang berkata bahwa
Tamara sangat familier.
Setelah mendengarnya dan melihat seluruh data mengenai Tamara, akhirnya Willy berpesan, “Kamu periksalah
mantan suami Tamara, juga siapa selingkuhannya. Lakukanlah diam-diam, jangan sampai ketahuan.”
“Baik.” Mina buru-buru menelepon Handy, minta dia bantu memeriksa,
Sekarang Mina sudah berhenti kerja, tidak leluasa untuk melakukan penyelidikan. Namun, Handy masih bekerja,
tidak sulit untuk memeriksa sesuatu. Hanya saja, identitas Tamara sangat istimewa. Seharusnya Presiden sudah
menjaga kerahasiaan hal itu dengan sangat baik. Jadi, membutuhkan beberapa waktu.
Selesai menelepon, Mina membantu Willy mandi dan ganti baju. Saat ini, Dewi juga datang untuk mengobati
Willy.
Dewi juga tidak tidur semalaman, tapi dia harus menyelesaikan tugasnya.
Willy melihat raut wajah Dewi kurang baik, maka merasa sangat khawatir. Dia pun berpesan dengan perhatian
agar Dewi pulang istirahat. Sehari tidak menjalani pengobatan, dirinya juga tidak apa-apa.
Namun, Dewi tetap bersikeras mengobati Willy sampai selesai, baru pulang. Dia masih bilang Mina juga tidak
tidur semalaman, dirinya lebih baik karena masih bisa tidur dua jam.
Willy malah tidak melirik Mina sedikit pun, tatapannya terus fokus pada Dewi.
Mina sangat sedih.
Setelah pergi dari tempat Willy, Dewi juga berencana pulang istirahat.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Namun, saat ini mobil kepresidenan datang lagi. Mengabarkan kalau penyakit Tamara mulai kambuh lagi, dokter
psikiatri dan dokter lainnya tidak bisa berbuat apa-apa. Nyonya Presiden pun memohon agar Dewi bisa datang
membantu.
Kata “memohon” ini membuat Dewi tidak mampu menolak.
Dia hanya bisa membawa kotak medisnya, lalu buru-buru pergi dengan membawa beberapa
bawahan.
Kondisi penyakit Tamara memang kambuh berulang kali. Mengenai beberapa dokter sebelumnya, entah karena
kemampuan mereka sungguh payah atau tidak berani dan ingin segera melepaskan diri dari masalah ini, mereka
pun mencari alasan untuk mendesak Nyonya Presiden meminta Dewi datang.
Namun, bagaimanapun juga, sekarang Dewi sudah terlibat dalam masalah ini, sama sekali tidak bisa
melepaskan diri, maka hanya bisa mengobati.
Dia sibuk seharian, barulah kondisi penyakit Tamara stabil total. Dewi keluar dari ruang medis, kepalanya sangat
pusing, hampir saja pingsan.
Nyonya Presiden buru-buru memapahnya, lalu menyuruh orang membawa Dewi istirahat di
kamar tamu.
Dewi bahkan tidak minum seharian, dia benar-benar kelelahan. Selesai cuci muka, dia juga tidak ada nafsu
makan, hanya minum segelas susu dan langsung tertidur.