- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2216 Berbuat Sesuatu
Dewi tidur sangat nyenyak, sama sekali tidak menyadari ada orang yang pelan-pelan membuka pintu kamarnya,
lalu masuk ke dalam.
“Sudah diminum?”
“Sudah, Nyonya.”
“Pergilah.”
“Baik.”
Nyonya Presiden melihat gelas susu yang kosong di meja, lalu melihat Dewi yang berbaring di ranjang. Tatapan
matanya terlihat sangat dingin.
Dia membuat gerakan tangan, lalu dua pengawal wanita segera maju mendekati Dewi.
Saat ini, tiba-tiba ponsel di ranjangnya berbunyi. Dewi pun terkejut, lalu segera bangun dan mengambil
ponselnya dengan kondisi setengah sadar, “Halo, Lorenzo....”
Dia berbicara sambil menyipitkan matanya, lalu melihat Nyonya Presiden dan dua pengawal wanita berdiri di
samping ranjangnya. Mereka menatapnya dengan sangat terkejut. Dewi pun tertegun, “Kenapa kalian bisa ada
di sini?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Aku...” Nyonya Presiden tertegun, lalu dengan cepat bereaksi, “Aku lihat kamu sudah lelah seharian, takut
kamu jatuh sakit karena kelelahan. jadi, aku datang untuk melihat kondisimu....”
“Aku tidak apa-apa, cuma terlalu mengantuk saja. Aku ingin tidur.”
Dewi menggosok-gosok matanya sambil menguap.
“Maaf, maaf, kami akan segera keluar.”
Nyonya Presiden buru-buru keluar bersama dua pengawal wanita itu, sambil mengambil gelas susu kosong itu.
Dewi berbaring di ranjang, sambil memeluk guling dan bertelepon dengan Lorenzo, “Halo, aku sangat
mengantuk dan lelah. Nanti aku baru meneleponmu lagi. Ya, aku ada di Istana Presiden. Tamara sakit parah, aku
di minta untuk membantu ....”
Nyonya Presiden memanggil pelayan wanita itu, lalu bertanya dengan emosi, “Kamu bilang dia sudah
menghabiskan susu itu? Kenapa masih bisa sadarkan diri? Sebenarnya, dia minum atau tidak?
“Minum, Nyonya. Saya lihat sendiri dia meminumnya.” Pelayan wanita itu berkata dengan suara bergetar, “Saya
bersumpah!!!”
“Kalau begitu, apa susunya bermasalah?” Nyonya Presiden bertanya lagi pada pengawal wanita di
1/2
sampingnya, “Sebenarnya, kamu memasukkan obat atau tidak?”
“Sudah, saya sendiri yang memasukkannya.” Pengawal wanita itu menjamin dengan yakin, “Obat ini sangat
kuat. Begitu diminum, orang akan segera tertidur pulas. Meskipun memotongnya, dia juga tidak akan sadarkan
cl ie
“Obat sudah dimasukkan, susu juga sudah diminum. Kalau begitu, kenapa dia tidak apa-apa?” Nyonya Presiden
bertanya dengan emosi, “Siapa di antara kalian yang bisa menjelaskannya?”
“Saya sungguh tidak tahu....” Pelayan wanita itu berkata dengan panik, “Saya sungguh melihat. sendiri dia
meminumnya.”
“Di sini masih tersisa seteguk. Saya akan meminumnya.”
Pengawal wanita itu mengambil gelas susu dan langsung minum seteguk. Dengan cepat, dia memegang
kepalanya, lalu jatuh ke lantai.
Beberapa orang tertegun melihatnya. Nyonya Presiden menendangnya, tapi dia bergerak.
tetap tidak
“Uh...” Pengawal wanita yang lain berkata, “Ini membuktikan benar-benar sudah dimasukkan obat. Susu ini
pasti tidak bermasalah, kecuali dia tidak minum.”
Tatapan semua orang berfokus pada pelayan wanita itu. Pelayan itu sangat panik hingga hampir menangis,
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Saya bersumpah, saya sungguh melihat dia meminumnya, pasti tidak salah ....”
“Pengawal!” Nyonya Presiden berseru marah, “Seret dia keluar.”
“Baik.”
Dua pengawal segera menyeret pelayan wanita itu keluar.
Baru saja pelayan wanita itu ingin berteriak, mulutnya sudah dibungkam.
Nyonya Presiden sangat emosi, lalu berseru marah, “Tidak mudah ada kesempatan untuk berbuat sesuatu
padanya, lagi-lagi melewatkannya. Ini benar-benar gawat....”
“Nyonya, jangan panik. Dia masih tinggal di sini. Kali ini juga tidak ada pengikutnya. Kita bisa lanjut bertindak.”
Pengawal wanita menghiburnya.
“Otakmu bermasalah, ya?” Nyonya Presiden berseru marah, “Tadi kamu tidak dengar dia bertelepon dengan
Lorenzo? Lorenzo sudah tahu sekarang dia ada di sini. Kalau saat ini terjadi apa-apa padanya, Lorenzo pasti
akan mencari masalah denganku.”
“Tapi, sebelumnya dia juga ....”
“Sebelumnya, tidak ada orang yang tahu kapan dia pergi. Aku bisa membuat seolah-olah dia mengalami
kecelakaan dalam perjalanan pulang. Jadi, aku tidak akan terlibat.” Nyonya Presiden berkata dengan marah,
“Sekarang tidak bisa melakukannya, hanya bisa menunggu lain kali.”