- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2226 Mengajarinya Dari Balik Layar
Lima belas menit kemudian, Dewi sampai di tempat Willy.
Berkat pengobatan beberapa waktu ini, luka Willy sudah jauh membaik. Sekarang dia sudah bisa duduk, raut
wajahnya juga sudah membaik.
“Willy, kenapa kamu mencariku?”
Dewi masih mengira Willy tidak enak badan, maka sengaja membawa kotak medisnya. Namun, saat melihat
Willy, sepertinya baik-baik saja.
“Aku mendengar alarm peringatan, maka menebak terjadi sesuatu.” Willy bertanya, “Sekarang bagaimana
kondisinya? Lorenzo putus kontak atau yakin terjadi masalah?”
“Putus kontak.” Sekarang Dewi baru sadar ternyata Willy benar-benar sangat cerdas. Ada banyak hal tanpa
perlu dikatakan, dia sudah bisa langsung mengetahuinya dengan sekali lihat.
“Kalau putus kontak, berarti situasi masih belum terlalu serius.” Willy sedikit bernapas lega, “Apa Jeff bergegas
pergi ke sana dengan membawa orang-orang?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Benar.” Dewi mengangguk, “Aku mau ikut pergi, tapi mereka tidak mengizinkan.”
“Di saat seperti ini, lebih baik kamu tetap di sini.” Willy sangat tenang, “Dewi, dengarkan aku, besok mungkin
akan heboh. Diperkirakan akan ada banyak orang yang datang untuk menanyakan situasinya. Kamu harus
bersikap tenang....
“Benarkah? Siapa saja yang akan datang?” Dewi buru-buru bertanya.
“Sammy Moore, masih ada orang-orang dari tiga keluarga besar, bahkan Nyonya Presiden.” Willy menjelaskan
satu per satu, “Tidak peduli bagaimanapun mereka bertanya, kamu katakan bahwa kamu tidak tahu dengan
jelas, tapi kamu yakin Lorenzo baik-baik saja.”
“Kalau mereka membicarakan masalah perusahaan, kamu beri tahu mereka bahwa segala masalah baru
dibicarakan lagi begitu Lorenzo pulang. Siapa pun tidak boleh membuat keputusan sendiri. Kalau tidak, saat
Lorenzo kembali, dia pasti akan meminta pertanggungjawaban mereka.”
“Kalau mereka bilang ada masalah yang mendesak dan harus segera diputuskan, maka kamulah. yang membuat
keputusan. Jangan biarkan siapa pun memegang kendali.”
“Kalau mereka tidak terima, maka undang Nyonya Presiden untuk jadi penengah.”
“Kamu Karus ingat, kamu adalah tunangan Lorenzo yang sudah diumumkan ke dunia keluar, berard kamu adalah
nyonya di Grup Moore. Tidak peduli apa pun yang orang lain katakan, sekarang kamulah yang membuat
keputusan di Grup Moore...."”
Willy mengajari Dewi satu per satu, juga berulang kali menasihatinya.
“Di saat seperti ini, kamu harus tenang dan mengeluarkan karismamu. Kamu tidak perlu jaga
1/2
kesopanan. Kalau ada orang yang bilang kamu tidak bisa membuat keputusan karena belum menikah dengan
Lorenzo, kamu langsung tanya apa mereka mau bertindak di luar otoritas mereka.”
“Intinya, meskipun harus bersikap tidak masuk akal, kamu juga harus menekan mereka. Apa mengerti?”
“Mengerti.” Dewi mengangguk, “Tapi, sungguh akan terjadi hal-hal seperti itu?”
“Ya, pasti akan.” Willy tertawa mencibir, “Aku sudah pernah menyaksikan secara langsung. Begitu terjadi
masalah pada pemimpin suatu perusahaan besar, semua orang akan langsung berebut kekuasaan....”
“Untung saja, sebelum terjadi masalah pada Lorenzo, dia sudah mengumumkan hubungannya denganmu. Selain
itu, kamu terus tinggal di sini. Para bawahan Keluarga Moore pun hanya akan mengikuti perintahmu. Kalau tidak,
begitu terjadi masalah pada Lorenzo, Grup Moore akan kacau balau.”
“Aku mengerti.” Dewi mengangguk, “Aku pasti akan membantunya melindungi keluarga ini dan Grup Moore.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Kalau ada situasi mendadak, carilah aku kapan saja.” Willy menasihati, “Meski aku tidak punya kemampuan
lain, tapi mengenai konflik perebutan kekuasaan ini, aku sudah sangat terbiasa. Aku tahu bagaimana harus
menghadapinya!”
“Aku mengerti.” Dewi mengangguk berulang kali.
“Ada lagi, kalau besok Nyonya Presiden memanggilmu untuk mengobati Tamara, kamu jangan pergi.” Willy
berkata lagi, “Katakan bahwa ada banyak urusan di rumah, kamu tidak bisa pergi. Kondisi penyakit Nona Tamara
sudah stabil, bisa ditangani oleh dokter spesialis.”
“Aku juga ada rencana seperti itu.”
Sekarang Dewi sudah tidak ada niat untuk mengurus masalah itu. Kondisinya juga bukan sekarat, tidak harus
diobati olehnya.
“Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja.” Willy menghibur dengan lembut, “Pulanglah dan istirahat. Besok
masih ada banyak hal yang harus dihadapi.”
“Ya.” Dewi mengangguk, “Terima kasih, Willy!”
Saat Dewi hendak pergi, Willy menghentikannya lagi, “Besok tidak perlu datang mengobatiku. Kondisiku juga
sudah stabil. Selama tiga hari ini, kamu uruslah masalah Keluarga Moore dulu.”