- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2229 Merebut Cap Stempel
“Ini berarti sungguh terjadi masalah.”
Winston sangat terkejut, lalu saling berpandangan dengan Michael dan bertanya lagi, “Sekarang bagaimana
kondisi detailnya? Tuan Lorenzo terluka atau bagaimana?”
“Tidak tahu.” Dewi menggeleng.
“Apa bisa dihubungi?” Michael bertanya lagi.
“Tidak bisa.” Dewi menggeleng lagi.
“Kalau begitu, kamu juga tidak tahu hidup dan matinya?” Winston sangat panik.
“Tidak tahu.” Dewi terus-menerus berkata tidak tahu.
“Kamu ...” Winston sangat emosi hingga wajahnya memerah.
Michael mengerutkan keningnya dengan tidak senang, “Kenapa kamu tidak tahu apa pun? Meski
bisa Lorenzo putus kontak, bagaimana dengan pengikutnya? Juga tidak ada satu pun yang dihubungi?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Kalau ada kabar, mereka akan menghubungiku.” Dewi berkata dengan datar, “Apa kalian berdua sudah
sarapan? Apa mau makan bersama?”
Michael dan Winston pergi dengan marah.
“Tuan Michael, tunggu sebentar.” Tiba-tiba Dewi teringat sesuatu.
Michael berhenti dan menoleh.
“Apa Nona Juliana menghubungimu?” Dewi langsung bertanya.
“Tidak.” Michael berkata sambil mengerutkan kening, “Dia bersama Lorenzo, juga putus kontak.”
“Baiklah.” Dewi berpesan, “Kalau dia menghubungimu, tolong beri tahu aku. Terima kasih.”
Michael menatap Dewi dengan dingin, lalu berbalik badan dan pergi.
Dewi bernapas lega, lalu mendesah, “Aku masih mengira sulit menghadapi mereka, tidak disangka begitu mudah
mengusir mereka pergi.”
“Hal yang merepotkan masih ada di belakang.” Bibi Lauren bisa melihat hal yang akan terjadi, “Hari ini mereka
hanya datang untuk mencari tahu keadaannya. Sekarang mereka tidak yakin sungguh terjadi masalah pada
Lorenzo atau tidak, maka tidak berani bertindak sembarangan. Kalau beberapa hari lagi masih tidak ada kabar
tentangnya, sekelompok orang ini pasti tidak akan
bersikap sungkan padamu!”
“Benar, Pangeran juga berkata seperti itu.” Mina mengangguk berulang kali, “Nona Dewi, beberapa hari ini Nona
harus menjaga kondisi mental Nona. Beberapa hari lagi, mungkin ada lebih banyak masalah yang harus
dihadapi.”
Dewi sama sekali tidak ada suasana hati untuk menghadapi masalah-masalah ini. Sekarang dia sungguh ingin
segera pergi ke Negara Maple untuk mencari Lorenzo.
Tiga hari berikutnya sangat tenang.
Selama tiga hari ini, tidak ada orang yang datang mencarinya. Di rumah, Dewi melalui tiga hari ini dengan
penuh penderitaan.
Setiap hari dia menelepon Lorenzo, tapi tetap tak tersambung. Hanya Jeff yang membalas teleponnya, bilang
sekarang sedang membawa orang-orang mencari Lorenzo, juga memintanya jangan khawatir.
Setiap hari Dewi susah tidur dan makan, merasa sangat khawatir, tapi juga tidak bisa melakukan
apa-apa.
Hari demi hari terus berlalu. Lorenzo sudah putus kontak selama lima hari.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Hari ini Winston, Michael, Sammy, dan yang lainnya datang lagi. Mereka masih membawa beberapa pemegang
saham senior dan petinggi di Grup Moore.
Serombongan mobil berbondong-bondong datang ke kediaman Lorenzo. Mereka datang untuk bertanya pada
Dewi tentang keberadaan Lorenzo.
Kalau sebelumnya Winston dan Michael masih bersikap sopan, sekarang kedua orang ini datang dengan emosi
menggebu-gebu.
Saat mereka menanyakan keberadaan Lorenzo, Dewi tidak tahu. Mereka pun menyuruh Nola pergi ke ruang
kerja Lorenzo dan mengambil cap stempel. Mengatakan ada banyak urusan mendesak yang harus diurus di
kantor, sekarang menunggu cap itu.
Nola ketakutan hingga wajahnya pucat, dia menatap Dewi dengan takut-takut.
“Siapa yang memberi kalian keberanian untuk datang merebut cap stempel?” Dewi berseru marah, “Kalian
mengira karena Lorenzo tidak ada, maka kalian bisa berbuat seenaknya di sini???”
“Apa maksudnya merebut cap stempel?” Winston menyangkal, “Sekarang banyak urusan di kantor yang
membutuhkan cap itu. Mungkinkah karena Lorenzo tidak ada, maka perusahaan tidak bisa beroperasi??”
“Benar.” Michael berkata dengan dingin, “Kamu seorang wanita, tidak mengerti masalah ini. Jangan
mengganggu urusan kami.”
Selesai bicara, dia kembali menyuruh Nola, “Nola, pergi ke ruang kerja Lorenzo dan ambil cap stempel itu. Kalau
tidak, kami akan mengambilnya sendiri.”