- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 2233 Pengawal Cilik
“Lalu apa yang harus dilakukan?” Mina bertanya dengan lemah, “Kalau tidak, aku bicarakan dengan Nona Dewi
lagi, minta dia ajak aku pergi bersama?”
“Sebenarnya kamu punya otak atau tidak?” Willy tidak bisa berkata apa-apa, tidak ingin berbicara dengannya
lagi. “Aku akan pikirkan cara lagi, kamu pergilah.”
“Pangeran
Mina ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat dia tampak membosankan, dia hanya bisa menundukkan kepala
dan pergi.
Mina merasa sangat sedih, dia sebagai anggota Komisi Kepolisian Kriminal Internasional, tugasnya adalah
menyelidiki kasus, menangkap penjahat, sama sekali tidak pandai berpura-pura.
Namun, dia sudah sebisa mungkin melakukan setiap hal dengan baik....
Dewi mengalami mimpi buruk sepanjang malam, bermimpi bahwa terjadi sesuatu pada Lorenzo, tertimpa di
bawah mobil, kedua kakinya berlumuran darah, sekarat....
Dia sangat ingin pergi menyelamatkannya, tapi kakinya sepertinya dipaku, tidak peduli bagaimanapun juga tidak
bisa bergerak.
Dia sangat cemas, berjuang sekuat tenaga, tapi tidak berhasil sama sekali.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Pada saat ini, “duar” bunyi kencang, mobilnya tiba-tiba meledak.
Dewi tercengang dengan mata terbelalak, menyaksikan Lorenzo ditelan oleh kobaran api.....
“Tidak...."”
Dewi berteriak dengan panik, tiba-tiba terbangun dan duduk, kepalanya penuh keringat.
Melihat kamar yang familier, barulah dia menyadari bahwa tadi dirinya sedang bermimpi, tapi perasaan
semacam ini begitu nyata, dia mengira itu benar-benar nyata....
Dia meraba bantal yang di sampingnya, memikirkan kelembutan Lorenzo sebelum pergi, hatinya.
semakin sakit.
Mengambil ponsel untuk memeriksanya, tetap tidak ada telepon masuk sama sekali, hanya ada sebuah pesan
masuk dari Jeff, “Masih belum menemukannya, Nona Dewi!”
Dewi menutupi dahinya, suasana hatinya sangat buruk....
Namun sekarang tidak bisa berbuat apa-apa, dia pun tidur seperti ini selama beberapa jam, sampai telepon
berdering dan membangunkannya.....
“Dewi, aku sudah buat janji, pukul 1 sore, bertemu di Hotel Benhil.”
1/3
Telepon dari Nyonya Presiden.
“Baik, aku akan tiba tepat waktu.”
Timbul secercah harapan di hati Dewi, melihat jam tangannya, masih beberapa jam lagi, dia berharap waktunya
cepat tiba, bisa segera mengetahui kabar Lorenzo.
Bibi Lauren tahu Dewi mau ke sana, dan mengingatkannya, “Beberapa waktu ini seharusnya kamu ada meneliti
beberapa obat biokimia, ‘kan? Ada lagi senjata tersembunyi dan sejenisnya, bawalah beberapa untuk jaga-
jaga.”
“Barang-barang itu terlalu mencolok.” Dewi berkata, “Aku pergi menemui Nyonya Presiden, tidak mungkin
berpakaian santai dan membawa ransel, ‘kan?”
“Kalau begitu kamu...”
“Tenang saja, Bibi Lauren, aku punya persiapan.”
Dewi meminta Sonny membawanya pergi ke laboratorium Lorenzo, mengambil keluar ular hijau.
Ular hijau itu masih ingat padanya, ketika mendengar suara peluitnya, ia langsung terbang kemari, melilit
pergelangan tangannya, seperti sebuah gelang Giok.
“Bibi Lauren, lihatlah, inilah pengawal cilikku!” Dewi mengangkat ular hijaunya, “Waktu itu, ia yang menggigit
Denny!”
“Ular ini sangat beracun, ‘kan?” Bibi Lauren panik melihatnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Nona Dewi, dua bulan ini, ular hijau terus direndam dalam obat biokimia, sekarang sangat beracun. Anda harus
hati-hati.”
Sonny mengingatkannya.
“Tenang saja.” Dewi melihat jam, “Aku sudah harus berangkat.”
“Nona Dewi, aku akan mengawalmu pergi bersama.” Sonny buru-buru mengikutinya.
Dewi malah berkata, “Kalian jaga rumah, jangan biarkan orang datang membuat keributan, aku akan segera
kembali.”
“Tapi, keselamatanmu juga sangat penting.” Sonny buru-buru berkata, “Kalau terjadi sesuatu padamu,
bagaimana aku menjelaskannya pada Tuan?”
“Kalau benar-benar ada sesuatu, kalian beberapa orang juga tidak bisa menghalanginya.” Dewi sangat percaya
diri, “Lagi pula, aku bisa menghadapinya sendiri.”
Mioco”
Ketika Sonny mau berbicara, Dewi pun melompat ke mobil, menginjak gas langsung menghilang
2/3
“Nona Dewi, Nona Dewi
Sonny mengikutinya di belakang dan berteriak beberapa kali, tapi suaranya tertutup oleh angin.